Pertengkaran dalam persaudaraan itu memang sudah biasa, bahkan hal-hal kecil pun akan diributkan jika itu dengan saudara. Tetapi itulah yang membuat hubungan menjadi berwarna.
Seperti sekarang, entah apa yang tengah di ributkan oleh kembar Devara, sedari tadi dua anak manusia itu terus beradu mulut. Bahkan Emeline dan Jefryan yang sudah biasa melihat pertengkaran kedua anaknya hanya membiarkan keduanya karena nanti juga mereka akan akur sendiri.
Dan si bungsu yang biasanya jadi kompor sekarang hanya diam melihat pertengkaran abang kembarnya. Kepalanya pusing, entah kenapa.
Sedangkan Joshua, ia hanya menjadi penonton dan sesekali tertawa melihat keributan di depannya. Kadang Joshua ingin sekali mempunyai saudara lagi untuk ia ajak ribut seperti kedua keponakan kembarnya. Namun, apalah daya ia yang terlahir sebagai bungsu. Meskipun ia memiliki Jefryan sebagai Abangnya, tetapi umur mereka terpaut jauh, bahkan Abangnya sudah mempunyai keluarga. Sejujurnya, Joshua senang jika tinggal bersama Abangnya. Joshua merasa ia benar-benar mempunyai keluarga, karena jika tinggal bersama Mami dan Papi ia hanya di temani kesepian karena kedua orang tuanya sibuk bekerja meskipun sudah tua.
'Plak'
Jevan mendaratkan satu geplakan pada bahu Jendral. Si sulung yang tidak terima itu langsung membalas pukulan kembarannya.
"Heh! Udah!" Pada akhirnya Jefryan pun turun tangan untuk memisahkan kedua putranya. Jefryan tidak suka jika anak-anak bermain fisik.
"Dia duluan, Yah!" tunjuk Jendral pada Jevan.
Putra kedua Jefryan itu meleletkan lidahnya pada kembarnya.
"Udah!" Jefryan kembali menahan Jendral yang akan melayangkan pukulan pada adik laknatnya.
Jevan tersenyum menang, ia pun mendudukkan dirinya dekat adik bungsunya, kemudian ia mendaratkan kepalanya pada pangkuan Jean.
"Kakak sama Abang kenapa demen banget ribut, sih? Aku pusing lihatnya," ujar Jean.
"Abang lo nyebelin," jawab Jevan yang berhasil mendapatkan tepukan dari Jendral.
"Kan, lihat 'kan, Je? Abang lo emang nyebelin."
"Lo lebih nyebelin," sungut Jendral. Ia pun ikut mendudukkan dirinya di dekat Om kecilnya.
"Eh, besok Necan sama Karen pulang ya, Josh?" tanya Jevan.
Joshua yang ditanya itu hanya mengangguk.
"Berarti lo pulang dong?" tanya Jevan lagi yang di balas oleh anggukan Joshua.
"Tinggal di sini aja kali, Josh. Tu orang tua juga jarang di rumah," ujar Jevan.
"Maunya, sih, tapi takut ada yang nggak nyaman kalau ada gue di sini," balasnya seraya melirik pada keponakan ketiganya.
Sedangkan keponakan ketiganya itu hanya memutar matanya malas. Serah dah serah. Toh, memang Jean tidak suka dengan keberadaan Joshua.
Jendral mengangkat sebelah alisnya. "Siapa yang nggak nyaman? Kita seneng lo di sini. Daripada di rumah sendirian."
"Ho'oh, sekalian lu pindah sekolah sama Jean. Heran, punya sekolah malah sekolah di sekolah orang," timpal Jevan.
Joshua terkekeh. "Mau coba hal yang baru gue, Bang."
"Aneh."
🐒🐒🐒
Malam ini, entah kenapa Jean ingin sekali tidur bersama kedua orang tuanya. Dengan senang hati Jefryan dan Emeline menyambut putra bontot mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVARA FAMILY
Teen FictionTidak ada yang spesial, ini hanya daily life dari keluarga Devara yang di kepalai oleh Jefryan dan ibu negara Emeline beserta ketiga tuyulnya; Jendral, Jevan, dan Jean.