13

9.4K 929 337
                                    

Wahhh ratingnya naik pesat, hiks seneng bgt😭🥺makasih semua udah baca cerita ini. Selamat datang untuk pembaca baru dan terimakasih selama ini pembaca lama yang udah kenal dan mungkin tau novelku yang lain.

⚠️Anjuran baca:
Cari posisi ternyaman dan fokus!!!
Komen tembus 200 supaya author updatenya gak lama

⚠️Anjuran baca:Cari posisi ternyaman dan fokus!!! Komen tembus 200 supaya author updatenya gak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai berdansa, Deluna pamit untuk mencoba hidangan yang disediakan. Tanpa curiga sedikitpun, Cederix menyempatkan mencium pelipis Deluna dan melepaskan tautan tangannya.

Deluna berharap semua orang lengah memperhatikannya. Ia pergi mencari gudang terdekat setelah memastikan semua orang menikmati pesta dengan meriah. Inilah kesempatan Deluna menyamar menjadi pelayan tepat jam 12 malam.

Ia terkekeh mengingat dongeng Cinderella yang harus pulang meninggalkan pangeran tepat di tengah malam. Puncak acara adalah menikmati pemandangan kembang api dengan langit-langit ballroom dibuka. Kecanggihan bangunan yang tidak dimiliki siapapun selain istana milik Cederix membuat semua orang selalu memadati tempat untuk menyaksikan pemandangan yang menakjubkan. Meskipun pesta diadakan berberapa kali, namun minat para bangsawan tak pernah padam.

Syuuutttt.....

Dor. Dor. Dor.

Suara gemuruh kembang api yang menakjubkan membuat semua orang berdecak kagum. Namun tidak untuk Deluna yang sudah berhasil keluar dari istana tepat pada saat ledakan kembang api pertama.

"Sh*t meeenn. Gue jago battt." Kekeh Deluna bergaya cool menjinjing gaun yang ringan dan langsung berlari.

"Selamat tinggal Erix. Aku akan kembali secepatnya." Ucap Deluna menyempatkan tersenyum melambai gerbang utama.

Perempuan itu dengan cepat menghilang diantara kerumunan orang-orang. Penyamaran yang totalitas dengan rambut kusut diguyur air bekas pel dan wajah kusam karena di dempul debu tungku dapur membuat siapa saja pasti menganggapnya rakyat biasa.

"Anda mau pergi kemana nona?"

"Perbatasan utara." Ucap Deluna menaiki kereta kuda.

Angguk kusir memacu kereta kudanya. Deluna menatap bangungan kerajaan yang megah dengan segala emosi yang tertinggal.

Dilain sisi, Cederix mencari-cari sosok Deluna diantara banyak kerumunan bangsawan. Apakah dia kembali ke kamarnya dan melewatkan pesta kembang api?

Berdecak kesal segera menyusul Deluna ke Paviliun. Langkahnya terhenti karena sosok Emeralda menghalanginya.

"Anda kemana Yang Mulia? Apa anda lelah?" Tanya Emeralda dengan wajah lembut.

"Ya." Dingin Cederix bertambah kesal kala seseorang menghalanginya.

"Saya bisa menyembuhkan rasa lelah anda dengan cepat. Semua penyakit saya bisa menyembuhkannya. Termasuk.... Ekhem. Penyakit kelamin." Ucap Emeralda bersemu malu.

Selir DelunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang