2

196 26 0
                                    

 (Berbeda)


Di pagi yang cerah dan sejuk, Uchiha Sarada, putri tunggal Raja Uchiha Sasuke dan Ratu Uchiha Sakura, telah selesai bersiap-siap. Dengan hati yang membara dan sedikit gugup, ia melangkah keluar dari ruangnya menuju Raja dan Ratu Uchiha yang telah menunggunya di halaman depan istana.

Sarada melangkah menuruni tangga dengan menyeret gaunnya sehalus sutra yang berwarna putih dengan detail emas pada bagian depan pinggang hingga betis dan sulaman yang halus menambahkan gemerlap kecantikan alaminya. Rambut hitam panjangnya diikat dengan elegan menyisakan sedikit anak rambut di samping, mengungkapkan wajahnya yang tegas namun tetap anggun.

Di halaman depan istana, Raja Sasuke dan Ratu Sakura telah menunggu putri mereka. Sasuke, dengan pakaian kerajaan hitamnya yang khas menjuntai ke bawah, tersenyum bangga melihat Sarada turun tangga dengan anggun. Sakura, mengenakan gaun putih dengan sentuhan warna emas pada bagian bahu tersenyum lembut ke arah putrinya. Setelah berada di depan kedua orang tuanya, Sarada kemudian memberikan salam hormat kepada ayah dan ibunya dengan penuh sopan santun.

"Kamu benar-benar berbeda, terlihat mempesona hari ini, Sayang," kata Sakura dengan suara lembutnya yang penuh kasih sayang.

"Terima kasih, ibu," jawab Sarada sambil tersenyum manis. "Saya ingin tampil yang terbaik untuk hari ini."

Sasuke menatap putrinya dengan kebanggaan yang tidak tersembunyi di matanya.

"Ayo, kita pergi" ujar Sasuke sambil menuntun sang istri dan anaknya ke dalam kereta kuda yang akan mereka naiki untuk pergi ke kuil yang tidak jauh dari istana.

Kuil tersebut adalah tempat di mana Sarada akan menerima pemberkatan dari Dewi-Dewi, sebuah upacara yang ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat kerajaan Uchiha.

Upacara pemberkatan hanya dapat dilakukan oleh para keluarga bangsawan yang memang memiliki ikatan darah dengan Dewa Dewi terdahulu. Di mana menurut kepercayaan, dikatakan bahwa dahulu sebelum kekaisaran terpecah belah menjadi beberapa kerajaan, tempat ini ditinggali oleh para Dewa dan Dewi. 

Oleh karena itu, meskipun sekarang kekaisaran telah terpecah belah menjadi lima bagian di mana kerajaan Uchiha memimpin kekaisaran Barat, diikuti kerajaan Uzumaki bagian timur, Sabaku bagian Selatan, Yamaguchi bagian tenggara atau yang berbentuk kepulauan, dan yang terakhir Otsutsuki bagian utara. Keturunan mereka tetap masih menerima berkat dari Dewa-Dewi setiap 100 tahun sekali.

Seketika sampai di kuil, keluarga Uchiha pun melangkah turun dari keretanya dan langsung disambut oleh Pendeta tinggi yang akan memberkati Sarada hari ini. Ia menuntun Sarada dan kedua orang tuanya ke dalam.

Ketika sampai di aula kuil, Sarada merasa gugup dan sedikit cemas. Apakah sang Dewi akan memberikan berkatnya lagi atau tidak. Atau ia akan mendapat berkat dari dewi lain? Sarada langsung menggelengkan kepalanya menghilangkan pemikiran buruk yang hinggap barusan di kepalanya.

Sarada kembali berjalan mengambil tempatnya di tengah-tengah altar yang dihiasi dengan pilar-pilar berwarna putih indah, menunggu saat-saat upacara pemberkatan yang akan datang. Dengan doa-doa yang dinyanyikan dan mantra yang dipanjatkan oleh para pendeta, Sarada melangkahkan kakinya ke depan sebuah meja yang terbuat dari batu marmer putih dengan sebuah bola kristal berwarna biru di atasnya. 

Bola kristal tersebut akan memancarkan cahaya yang menentukan Sarada diberkati oleh Dewi atau tidak. Dan warna yang dipancarkan juga akan menentukan Dewa atau Dewi siapa yang memberkatinya.

"Silahkan ulurkan tangan Anda menyentuh kristal tersebut, Putri" ujar sang Pndeta berpangkat tinggi tersebut.

Ketika Sarada mulai menyentuh bola tersebut, ia memiliki perasaan tidak dapat dijelaskan. Rasanya berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Kedua tangannya yang ingin menyentuh bola kristal tersebut mulai sedikit bergetar dengan matanya yang menatap ragu.

'Ada apa ini? Kenapa aku merasa ada yang ganjal?' batin Sarada. 

Ia mulai ragu, tetapi ketika melihat sekelilingnya, ia mendapati Sang ibu dan ayah menatapnya dengan tatapan khawatir. Yah, walaupun sang ayah terlihat seperti cuek bebek. Tetapi, matanya tidka bisa bohong.

'mungkin ini cuma perasaanku saja' Sarada kembali mengulurkan kedua tangannya ke depan menyentuh bola kristal tersebut. 

Seiring dengan tangannya yang menyentuh bola kristal, munculah cahaya suci menyelimuti ruangan dan kemudian memancar ke atas langit. Cahaya yang berwarna biru keputihan itu, Sarada mengenalinya.

Semua orang yang hadir di dalam ruangan terkejut dengan warna tersebut, dikarenakan sangat jarang warna tersebut muncul. Pendeta tinggi yang berada di depan Sarada pun terkejut, tetapi kemudian memasang sebuah senyuman smebari menatap Sang putri.

"Uchiha Sarada, maka dari ini kami nobatkan engkau sebagai anak yang diberkati oleh Dewi Hera. Selamat, ini membuktikan bahwa ke depannya kerajaan Uchiha akan mengalami kesejahteraan dan kemakuran." Ujar sang Pendeta sambil mengulurkan tangannya ke atas kepala Sarada tanda memberi berkatnya.

Sarada lalu tersenyum, ia menatap cahaya biru keputihan tersebut yang mulai menghilang pancarannya. Tunggu, tetapi terdapat warna lain ketika cahaya biru tersebut mulai menghilang.

Merah? Tunggu itu bukan sekadar merah. Merah marun. Mata Sarada langsung melebar ia memastikan kembali apa yang ia lihat dan ketika membalikkan badannya menatap sang ayah, ia menyadari Sasuke tengah menatap cahaya tersebut dengan raut muka yang tak bisa di baca. 

Tapi, Sarada yakin ayahnya itu juga tengah terkejut. Ketika mata mereka bertemu, Sarada baru menyadari bahwa mata sang ayah telah berubah menjadi warna merah yang biasa disebut dengan 'Sharingan'.

Dan ketika Sarada menatap ke arah lain yang kebetulan terdapat sebuah kaca, ia baru menyadari bahwa matanya juga sudah ikut berubah menjadi Sharingan. Sarada sangat terkejut, bukankah seharusnya ia membangkitkan kekuatan turun-temurun tersebut ketika ia berusia 10 tahun? Kenapa menjadi 5 tahun?

Sarada merasakan kepalanya sedikit pusing. Ia kembali menatap sang ayah dan mendapati sang ayah seolah berbisik padanya.

'Kita harus bicarakan hal ini nanti' sambil menekankan tiap kata yang ia ucapkan.

Setelah cahaya tersebut hilang sepenuhnya, Sarada disuruh kembali ke tempat duduknya bersama sang Raja dan Ratu. Dan tanpa berbasa-basi lebih lama lagi, Sasuke langsung pamit kepada sang Pendeta untuk segera kembali ke Istana dikarenakan ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan. 

Akhirnya, keluarga uchiha itu pun kembali dengan kereta kuda kerajaan dan sepanjang jalan mereka disambut dengan sorakan kebahagiaan rakyat yang merayakan pemberkatan Sang putri mahkota. Tanpa mengetahui bahwa suasana di dalam kereta tersebut cukup tegang.



--- TBC ---


Maaf ya gaes, agak lama updatenya. Aku ada beberapa urusan di rl yang gabisa ditinggal :(( 

Aku usahain tiap minggu update. 


See u next chapter :0

εκδίκηση | RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang