8

158 22 3
                                    

(Kedatangan dan Kekacauan)


Haii, aku kmbali lagii. Kayaknya sampai akhir tahun aku bakalan sibuk bgtt. Wlopun sibuk aku usahain update yakk, tapi ga nentuu. Ga nyangkaa udahh smpai 1k viewss yeyy >.< makasihh oll!

.

.

.

.

.

Happy Reading! 

Jangan lupa ninggalin jejak!




Setelah perjalanan panjang selama dua hari, kereta kuda keluarga Uchiha akhirnya memasuki gerbang megah Kerajaan Uzumaki. Sarada yang duduk di dalam kereta bersama kedua orang tuanya, Sasuke dan Sakura, memandangi pemandangan kerajaan yang luas dan asri dengan kagum. Angin musim panas yang hangat berhembus lembut, mengingatkannya pada kekuatan angin yang khas dari keluarga Uzumaki. 

Ketika kereta berhenti di halaman istana, keluarga Uchiha disambut oleh keluarga bangsawan yang telah menanti. Di depan mereka, sudah menunggu Ratu Hinata, Raja Naruto, bersama dengan Duchess Temari, Marchioness Ino Yamanaka, dan Duke Shikamaru Nara. Senyuman ramah terukir di wajah para bangsawan itu.

"Selamat datang di Kerajaan Uzumaki!" sambut Raja Naruto dengan penuh keramahan.

Sakura membalas dengan anggukan hormat, "Terima kasih, Yang Mulia. Kami sangat senang bisa kembali ke sini."

Sasuke tetap diam, hanya memberikan anggukan kecil sebagai salam, sementara Sarada berdiri di antara mereka, sedikit canggung namun tetap menjaga posturnya dengan anggun.

Namun, Sarada menyadari sesuatu yang aneh. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tidak melihat sosok Pangeran Uzumaki, Boruto, atau putra Duke Nara, Shikadai. Sarada mengerutkan kening kecilnya.

"Yang Mulia, selamat datang di kerajaan kami," sapa Hinata dengan senyum lembut. Matanya kemudian beralih pada Sarada. "Dan ini pasti Putri Sarada. Cantik sekali, seperti ibunya."

Sarada membungkuk sopan, mengikuti etiket kerajaan yang diajarkan ibunya. "Terima kasih, Yang Mulia."

Inojin, yang berdiri di antara orang tuanya, langsung mendekati Sarada dengan senyuman lebar. "Sarada! Akhirnya kau datang! Aku sudah menunggumu," serunya dengan gembira.

Sarada tersenyum tipis, membalas keramahan Inojin. "Terima kasih, Inojin."

Namun, Sarada tak bisa mengabaikan sesuatu yang janggal. Matanya menelusuri sekitar, dan ia menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda Boruto, pangeran kecil yang seharusnya ada di sini. "Di mana Pangeran Uzumaki?" tanyanya polos.

Hinata dan Temari, yang mendengar pertanyaan itu, saling bertukar pandang. Mereka baru menyadari bahwa kedua anak mereka telah menghilang lagi.

...

Di sisi lain istana, Boruto sedang menarik tangan Shikadai yang tampak enggan. Mereka berdua bersembunyi di dekat dinding belakang istana, menghindari tatapan para pengawal.

"Boruto, kita harusnya di sana sekarang, menyambut keluarga Uchiha!" Shikadai mendesah kesal, melipat tangannya.

Namun, Boruto malah menyeringai lebar. "Ayolah Shikadai, itu urusan orang dewasa! Kita punya misi yang lebih penting. Aku janji sama Himawari buat nangkap kelinci! Kamu nggak mau bantu?"

Shikadai mengerutkan kening, "Kelinci? Serius, Boruto? Aku nggak mau kena marah ibu lagi gara-gara kamu."

Boruto hanya tertawa kecil. "Tenang saja! Kali ini aku jamin, kita tidak akan ketahuan. Lagian, siapa yang mau ikut penyambutan? Membosankan! Ayo, ini misi penting!"

εκδίκηση | RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang