10

88 13 0
                                    

(Ketujuh)


Halo aku kembali hehehehe

Maaf kalo updatenya agak lama. Makasihh buat yang masih nunggu cerita ini.

Selamat malam mingguuu~



Happy Reading!

.

.

.

Sarada terbangun di pagi buta dengan perasaan tak nyaman yang entah dari mana datangnya. Mata kecilnya yang masih mengantuk mencoba mencari kenyamanan di bawah selimut, tetapi perasaan resah itu tak kunjung pergi. Setelah berguling beberapa kali dan tidak bisa tidur kembali, Sarada memutuskan untuk bangun, membasuh wajah, dan bersiap-siap.

Tak lama setelah bersiap, ia meminta pelayannya, Ayame, untuk menemaninya berjalan-jalan mengelilingi istana. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang anak berambut pirang pucat yang tengah menunggu di depan gerbang kecil istana.

"Hei, Sarada! Ikut aku, yuk, ke tempat Boruto latihan!" seru Inojin, anak itu, dengan nada riang.

Sarada memiringkan kepalanya bingung. "Kenapa aku harus ikut?"

Inojin tersenyum lebar. "Lagi latihan bela diri. Pasti seru! Ayo!" ya tidak salah, Inojin senang melihat ketika Boruto dikalahkan oleh Guru pelatihnya. Tanpa menunggu jawaban dari Sarada, bocah berambut pirang itu langsung menarik tangan Sarada untuk pergi menuju tempat latihan. 

Sarada sebenarnya memiliki jadwal kelas etiket hari ini bersama Duchess Nara, tetapi mengingat jadwal kelasnya masih lumayan lama dimulai, maka Sarada membiarkan Inojin membawanya entah kemana.

Mereka pun berjalan beriringan menuju lapangan tempat Boruto berlatih. Sesampainya di sana, Sarada langsung melihat Shikadai yang duduk malas di bawah pohon sambil menguap lebar, tampak seolah ia bisa tertidur kapan saja.

Inojin tertawa kecil lalu menyikut Sarada. "Nah, tuh, liat si Shikadai ini. Beda banget sama Boruto."

"Haaah... kenapa pagi-pagi begini," keluh Shikadai sambil mengusap matanya yang berat.

Sarada tersenyum, tetapi tak berkata apa-apa, hanya melihat Boruto yang tampak serius berlatih bersama seorang pria bertubuh kekar. Dia tak tahu mau bicara apa, jadi dia hanya memperhatikan. Hingga tak lama Sarada teringat akan pemandangan aula yang dilihat nya tadi.

"Oh iya, Aula di istana sudah mulai di hias ya?" tanya Sarada basa-basi.

Shikadai mengangguk malas, masih menguap. "Iya, itu buat ulang tahun Boruto... tinggal tiga hari lagi."

"Oh begitu. Di kerajaan Uchiha pemberkatannya dilakukan sehari setelah ulang tahun. Kalau di Kerajaan Uzumaki bagaimana?" tanya nya kembali.

"Di sini akan dilakukan bersamaan tepat dengan hari ulang tahun." balas Shikadai sambil menutup kedua matanya. Nampaknya pemuda itu masih sangat mengantuk, tetapi terpaksa datang karena di ajak sahabatnya. 

Percakapan mereka terhenti sejenak. Lalu Shikadai menghela napas panjang, "Hah, sebenarnya aku ngantuk sekali. Tadi malam Ayah tiba-tiba masuk kamarku dan tidur di sana."

Inojin mengerutkan kening penasaran. "Memangnya apa yang dikerjakan ayahmu hingga pulang tengah malam?""

Shikadai mengangkat bahu. "Ada kebakaran di panti asuhan di pinggiran kota. Ayah sampai harus lembur untuk mengurusnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

εκδίκηση | RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang