(Pusaran Angin Kecil di Musim Panas)
Jangan lupa ninggalin jejak ya!
Happy Reading!
.
.
.
Satu bulan telah berlalu sejak Itachi berkunjung ke Istana Kerajaan Uchiha. Selama itu, dia bersama Sasuke melatih kekuatan Sarada terkhususnya Sharingan. Saat ini, Sarada tengah bersantai di kasurnya. Hari ini ia libur berlatih dengan sang ayah dikarenakan ada rapat penting yang harus dia hadiri. Tentu saja sebagai Raja, ayahnya itu sangat sibuk.
Dengan kedua tangan yang terbuka lebar di kasur dan posisi baring yang terlentang, merenungkan semua yang telah terjadi selama sebulan terakhir. Ia telah banyak berlatih, kekuatannya memang meningkat, meski belum signifikan. Namun, bukan hanya latihan fisik yang memenuhi pikirannya. Ia juga telah menerima pendidikan mengenai Sejarah Kekaisaran dari Kakashi.
Selain itu, perihal guru Politik, Itachi dengan senang hati menyetujui hal tersebut ketika mengetahui bahwa sang keponakan tersayang lah yang meminta. Dan perihal guru etiket, ayahnya telah menerima balasan dari Duchess Temari. Dalam surat itu, Temari setuju untuk menjadi gurunya, tetapi dengan syarat.
'Aku harus melihat sendiri kemampuan dan kepribadian Tuan Putri,' tulis Temari. Ia menegaskan bahwa penilaiannya akan dilakukan pada musim gugur, saat dia berkunjung ke kerajaan Uchiha.
Sarada menyadari bahwa kesempatan ini bisa menjadi ujian baginya. Ia tahu bahwa menjadi murid Temari bukanlah hal yang mudah, tetapi ini adalah salah satu langkah penting dalam rencananya.
Tanpa sadar, perlahan-lahan rasa kantuk mulai merayapi tubuhnya. Kelopak matanya semakin berat, hingga akhirnya ia tertidur di tengah-tengah lamunan panjangnya. Tidur yang tenang dan damai, namun terganggu oleh ketukan pelan di pintu.
Matahari sore yang meredup perlahan-lahan ditelan malam, dan pelayannya, Ayame, menyadari waktu yang terus berjalan. Ia melangkah perlahan ke kamar Sarada dan menemukan tuan putrinya sudah terlelap dengan wajah yang tenang namun tampak sedikit lelah. Ayame tersenyum tipis, merasa kasihan sekaligus bangga dengan dedikasi Sarada.
"Tuan Putri...," panggil Ayame dengan lembut, membungkuk sedikit untuk menyentuh bahu Sarada. Sentuhan ringan itu membuat Sarada sedikit terkejut dan membuka matanya dengan bingung. Ia butuh beberapa detik untuk menyadari di mana ia berada.
"Ayame?" Sarada mengerjap, mencoba mengumpulkan pikirannya kembali.
"Maaf mengganggu, Tuan Putri, tapi Anda sudah ditunggu oleh Yang mulia Raja dan Ratu untuk makan malam," ujar Ayame dengan suara tenang.
Sarada menegakkan tubuhnya dan menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa kantuk yang masih menggantung. "Oh... Iya, aku terlalu terlarut dalam pikiran sampai tertidur," ujarnya, tersenyum tipis.
yame mengangguk dengan pengertian. "Wajar saja, Tuan Putri. Anda telah bekerja keras. Namun, sekarang waktu makan malam sudah tiba. Sang Raja dan Ratu sudah menunggu di ruang makan."
Sarada bangkit dari kursinya, merapikan gaunnya yang sedikit kusut. "Terima kasih, Ayame. Ayo, kita pergi. Aku tidak ingin membuat mereka menunggu lebih lama lagi."
Mereka berdua kemudian berjalan keluar dari kamar Sarada, melewati koridor yang diterangi cahaya obor yang temaram. Suara langkah kaki mereka terdengar lembut, menyatu dengan suasana malam yang tenang di dalam istana Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
εκδίκηση | Revenge
FantasyUchiha Sarada, Anak yang diberkati oleh Dewi Hera. Sang istri Dewa Zeus. Konon katanya dikarenakan keangkuhan sang Dewi hingga sangat jarang memberkati Ia seorang anak manusia, tapi tidak dengan tahun ini. Setelah hampir 1500 tahun, akhirnya Sang De...