Rapuh

15 4 2
                                    

Jangan lupa vote

Malam ini Icha duduk di teras rumah nya sambil melamun

"Dorrr"

"Kuda lumping naik pesawat" latah Icha menatap tajam si pelaku yang menggedor nya

"Hahahahaa" tawa Nesa pecah sambil memegang perut nya

"Huh huh astaghfirullah" ucap Nesa lalu duduk disamping icha

"Tumben nyebut" ucap Icha memutar bola matanya malas

"Lagi tobat gue" bangga Nesa menaik turun kan alisnya

Icha terlihat murung membuat Nesa kepo kenapa icha seperti itu

"Lo kenapa cha cerita sama gue" ucap Nesa mengusap bahu Icha

Icha menatap manik Nesa yang terlihat tulus itu lalu menghela nafas panjang

"Lo ada masalah yaa" ucap Nesa tahu dari keterdiaman Icha pasti ada masalah

"Nes gue... Gue mau tanya dong" ucap Icha terdengar lirih

Nesa tersenyum hangat kearah sahabatnya itu

"Cerita lah, gue siap menjadi pendengar Lo" ucap Nesa tulus

"Nes, gimana rasanya punya dua Abang sama adek" tanya Icha setelah itu bersandar di bahu Nesa

"Ooh Lo pingin punya saudara maksud Lo" ucap Nesa terkekeh ternyata Icha murung cuma pingin saudara

"Heem.. gue selalu kesepian nes ternyata jadi anak tunggal nggak enak"

"Gue nggak menyalahkan takdir, mungkin gue terlahir menjadi anak tunggal"

"Nyokap gue udah nggak bisa punya anak, terkadang gue selalu iri sama Lo sama 'mereka' yang punya saudara"

Icha kembali duduk dan menunduk

"Setiap gue denger pertengkaran ortu gue.. gue merasa sendiri dalam Sunyi nya kamar"

"Rasanya gue mau lari aja sejauh jauh nya, rasa nya nggak enak banget"

Tes

Icha berhasil mengeluarkan air matanya dengan cepat dia menghapus air matanya

Nesa. Cewek itu langsung membawa Icha dalam dekapan nya

"Cup cup cup jangan nangis dong, Icha yang gue kenal selalu ceria" ucapnya sambil mengusap punggung Icha

Icha melerai pelukan mereka lalu mengusap air mata nya

"Hehe gue cengeng ya" ucap Icha tertawa hambar

"Cha Lo denger ya, setiap masalah itu berbeda beda"

"Mungkin ini ujian buat Lo, Allah lagi menguji Lo biar jadi manusia yang lebih baik lagi"

"Jadi Lo harus lebih bersabar lagi" nasihat Nesa diterima baik oleh Icha

"Cha pesen gue, Lo lebih kuat lagi percayalah setelah Lo nangis nangis gini suatu hari nanti Lo bahagia" ucap Nesa menyodorkan jari kelingking nya

"Janji cha"

Icha membalas lalu berucap "janji"

"Nyatanya gue belum bahagia" gumam Icha tersenyum kecut

Dia menatap langit langit yang menjadi hitam pekat

"Kata Lo, gue bakal bahagia? Kapan?"

Icha baru saja mengingat momen 3 tahun lalu bersama sahabatnya. Nesa.

Dimana nesa menghibur nya sewaktu ada masalah

Tapi sekarang..... Berbeda.

"Siapa yang akan mengibur gue, nes gue kangen Lo" batin Icha

Prang

"Astabirulah" Icha mengusap dadanya merasa kaget mendengar suara pecahan dari arah dalam rumah nya

"Ada ap--"

"Mas aku hanya mau kamu lebih giat lagi kerjanya, Icha udah masuk SMA dia butuh biaya sekolah" emosi ibu nya Icha

"Aku udah cari pekerjaan dari siang sampe sore, kamu hargai dong usaha aku" bentak ayah nya Icha

Ayah Icha memang sudah lama menganggur dia bukan malas bekerja tapi memang belum ada lowongan kerjaan

Disisi lain, ibu Icha hanya ingin suaminya itu tidak kelamaan dirumah

Selain malu tetangga yang biang gosip, ayah Icha seperti tidak niat mencari pekerjaan membuat ibu geram dan terjadilah pertengkaran

Icha sudah menangis lalu berlari kencang ke dalam kamarnya

"Lihat! Icha jadi mendengar pertengkaran kita" ucap ibu menyalahkan ayah

"Sttt diam kamu!" Bentak ayah melotot

Disisi lain, Icha sudah berbaring menutupi telinganya dengan bantal guling

Supaya tidak mendengar suara suara itu

"Ayah ibu cukup, Icha nggak kuat" Isak tangis Icha tidak terdengar karena dia mengigit bantal sebagai penyaluran rasa sakitnya

"Nesa... Gue butuh Lo"

Of

Buat Nesa sahabatku semangat ya kerjanya di ibu kota nanti

Hehe bakal kangen berat sama Lo nih

Janji jangan asing ya kapan kapan kita hangout bareng boyfriend masing masing

Tapi kalau gue punya🙈

BFFF (Best friend four forever) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang