#6

119 78 22
                                    

Haii teman-teman jangan lupa Vote dan Tandain typo yaa ୧⍤⃝💐

Hal yang tidak pernah terlintas di pikirannya justru sekarang malah menghantui pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hal yang tidak pernah terlintas di pikirannya justru sekarang malah menghantui pikirannya.

Gadis cantik yang masih menggunakan pakaian yang tadi ia pakai ketika pergi ke pasar malam kini sedang berbaring di kasur dengan tersenyum memandang sebuah cincin yang melingkar manis di jarinya.

Gadis itu sedari tadi ketika sampai di rumah, orang yang pertama ia cari adalah Nadia karena ingin memberitahukan perihal Arsen yang memberikan cincin kepadanya. Nadia yang mendengar itu terlihat bahagia.

"Jangan di pandang terus," celetuk Nadia yang kebetulan lewat di depan kamar Kalula dan melihat Kalula sedang memandang cincinnya karena pintu kamar yang terbuka lebar.

"Ih bunda!, Kalula malu." Kalula sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Bunda hanya merespon dengan gelengan kepala sembari tersenyum kikuk dan pergi meninggalkan Kalula untuk kembali ke kamarnya.

Perginya Nadia, Kalula memutuskan untuk mengganti mengganti pakaiannya dengan piyama, gosok gigi, cuci muka dan setelah itu ia memutuskan untuk tidur, karena besok ia harus bangun pagi untuk joging.

𝄞⨾𓍢ִ໋

Setelah mengantarkan Kalula pulang, Arsen memutuskan untuk pergi ke rumah Langit, karena Langit mengirimkan pesan untuknya untuk menemuinya di rumah.

Arsen melajukan motornya menuju rumah Langit. Sesampainya di rumah Langit, Arsen mengetuk pintu kemudian dibuka oleh Langit yang sudah rapi seperti akan pergi ke acara.

"Lo mau kemana anjir? ngapain nyuruh gue kesini kalau lo mau pergi." ucap Arsen.

"Gue nggak pergi sendiri, lo ikut gue!" jawab Arsen.

"Kemana lagi?" tanya Arsen.

"Ikut aja, ada yang lain juga," jawab langit sembari pergi meninggalkan Arsen dan mengeluarkan motornya dari garasi.

Arsen berbalik untuk kembali menaiki motornya dan ikut bersama Langit dari belakang.

Arsen terus mengikuti Langit dari belakang dan ternyata apa yang ada di pikirannya itu benar, Langit membawanya pergi ke club. Arsen memarkirkan motornya di samping Langit.

"Kesini mulu anjir," protes Arsen.

"Nyari hiburan bro," kekeh Langit.
"Lo harus minum pokoknya," lanjutnya.

Berbahagialah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang