43. Otoritas

85 18 0
                                    

Duke Onoki Kurotsuchi yang marah menyapu bersih meja kerjanya, membuat barang-barang di atasnya jatuh berserakan di lantai. Dia kesal pada Count Haruno yang mengabaikan suratnya. Duke yang terhormat tidak dapat menerima penghinaan ini. "Aku akan membalasmu, Count Haruno. Lihat saja," geramnya dengan wajah merah padam.

Duke Kurotsuchi sangat terkejut saat menerima laporan penangkapan putra sulungnya. Dia baru saja meresmikan sang putra sebagai penerus keluarga. Duke tidak bisa membiarkan Deidara menjadi pelaku kejahatan, karena itu akan merusak martabat keluarganya. "Andai saja Deidara memiliki sedikit saja kecerdasan Ku. Dia mungkin tidak akan seceroboh ini," keluh Duke Kurotsuchi dengan napas memburu seraya tangan terkepal.

Sesungguhnya Duke lebih menyukai Kurotsuchi Ku-adiknya Deidara, anak dari mendiang istri keduanya. Mulanya, dia berniat menjadikan Ku sebagai penerus keluarga Duke. Namun, karena perintah Kaisar, Duke mengurungkan niatnya. Deidara berhasil menjalin aliansi pernikahan dengan putri dari Kerajaan Thalassar dan dia meminta gelar penerus keluarga sebagai imbalannya pada Kaisar.

Kerajaan Thalassar merupakan kerajaan kecil di utara kekaisaran. Namun, meskipun kecil, Thalassar memiliki kekuatan militer yang tangguh dan sihir pertahanan yang kuat. Wilayahnya yang bergunung-gunung menjadikan Thalassar sebagai benteng alami yang sulit ditembus, membuatnya menjadi sekutu yang sangat berharga dalam hal pertahanan.

"Pecat dia! Aku tidak membutuhkan pekerja yang tidak kompeten!" Duke menunjuk geram pesuruh yang dia tugaskan untuk nengantar surat pada Count Haruno.

Pesuruh itu gemetar ketakutan, wajahnya pucat pasi. Dia menunduk dalam, tak berani menatap mata Duke Kurotsuchi. Tangan dan kakinya terasa dingin, seolah-olah seluruh darah di tubuhnya mengalir lebih lambat. Hatinya mencelos, menyadari bahwa nasibnya kini berada di ujung tanduk. Dengan suara bergetar, dia mencoba membela diri, "Maaf, Yang Mulia, saya ... saya sudah berusaha sebaik mungkin ...." Namun, kata-katanya terputus ketika dua orang pengawal Duke tiba-tiba meraih kedua tangannya.

Pesuruh itu menangis, memohon-mohon kepada Duke, "Tolong, Yang Mulia! Jangan pecat saya! Saya butuh pekerjaan ini. Keluarga saya akan kelaparan kalau saya menganggur. Tidak akan ada lagi bangsawan yang mau mempekerjakan saya jika saya diberhentikan seperti ini. Saya memohon, beri saya satu kesempatan lagi!"

Pemecatan karena ketidakmampuan bekerja akan membuat seorang pekerja kesulitan mendapatkan pekerjaan kembali. Terlebih, dia adalah mantan pekerja di kediaman Duke tanpa surat rekomendasi. Sudah dapat dipastikan tidak akan ada lagi bangsawan di wilayah duchy yang mau mempekerjakannya.

Duke Kurotsuchi menatapnya dengan dingin, ketidakpedulian tergurat jelas di wajahnya. "Kamu sudah diberikan kesempatan, dan kamu telah menyia-nyiakannya. Aku tidak punya tempat untuk orang-orang yang tidak kompeten."

Pesuruh itu meronta dalam genggaman pengawal, air mata mengalir deras di pipinya. Namun, pengawal itu tetap tak bergeming, menyeretnya keluar dari ruangan meskipun dia terus berusaha melawan. Jeritannya menggema di sepanjang koridor, tetapi tak satu pun yang peduli. Nasibnya sudah ditentukan.

Duke Kurotsuchi memalingkan wajahnya dengan jijik, beralih kembali pada pekerjaannya yang tertunda. "Aku juga akan membuatmu sepertinya, Count Haruno. Tunggu saja." Dia menyeringai dingin, tak sabar ingin melihat Count Haruno yang terhormat itu memohon-mohon, meminta pengampunannya.

Kurobachi-asisten Duke-yang berdiri di samping kursi Duke, hanya bisa menunjukkan keprihatinan di wajahnya terhadap pekerja yang baru saja dipecat. Seperti itulah Duke Kurotsuchi, tidak segan-segan menunjukkan kekuasaan dan otoritasnya pada orang-orang yang dikehendaki.

"Maaf, Yang Mulia. Tapi apa rencana Anda selanjutnya? Kabar tentang penangkapan Tuan Muda Deidara telah menyebar. Anda harus segera mengambil tindakan yang tegas dan efisien," kata Kurobachi dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menambah kemarahan Duke.

Duke Kurotsuchi menatap Kurobachi dengan mata tajam, lalu menghela napas berat. "Aku tahu, Kurobachi. Kita harus bergerak cepat sebelum reputasi keluarga kita hancur lebih jauh. Kirim pesan ke setiap sekutu kita. Katakan pada mereka bahwa ini adalah fitnah dan kita akan segera membuktikan kebenarannya."

The Cruel Crown Prince (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang