Sinar matahari yang memaksa masuk melalui cela gorden menembus masuk kedalam. Mengusik pria manis yang sedang tertidur..
Cuaca dingin menyeruak seisi ruangan, Tempat tinggal yang besar namun terasa hampa. Memiliki rumah tapi tidak dengan isinya, Itulah yang Nalen rasakan.~~~~
Nalen yang terbangun akibat sinar yang menyorot tepat mengenai matanya, Rasa sesak mulai menyerang tanpa panik Nalen membuka laci untuk mengambil sebuah ventolin inhealer.
"Masih pagi bukannya menghirup udara segar malah hirup obat." Gumam Nalen
~~~~
Nalen segera bangun dan membereskan tempat tidur, setelah selesai ia pun segera turun untuk memasak.
Ketika sedang asik berkutat dengan alat masaknya, Tanpa sadar Harry baru pulang.Ia melihat Nalen yang sedang asik memasak tanpa menyadari kehadiran sang Abang tersebut. Ide jahil muncul dalam benak Harry ia mendekat secara perlahan tanpa menimbulkan suara. Nalen yang sedang bersenandung kecil tanpa sadar dibelakang dirinya sudah ada Harry yang siap untuk mengangetkan.
GREPP..
Nalen yang terkejut pun langsung membalikkan badan dan melihat Harry yang sudah tertawa puas.
"Aa.. ihh ngagetin aja gimana kalau Nalen kena pisau." Ujar Nalen sambil mengerucutkan bibirnya
"Maaf deh maaf habisnya aa pulang gak ada yang nyambut. Emang gak denger suara motor aa?" ujar Harry mengelus surai milik Nalen
"Denger, aku kira aa langsung kekamar kan biasanya juga gituh" ujar Nalen
"Aa lapar" ujar cengengesan Harry
"Sanah mandi dulu jorok, masakannya juga belum siap" ujar Nalen
"Oke deh adik aa yang paling tersayang" ujar Harry sambil mencubit hidung Nalen
~~~~
Perasaan senang dan sedih yang kini Nalen rasakan, Bagaimana tidak biasanya ia akan makan sendiri tapi tidak dengan sekarang. Ia akan makan bersama Harry sang Abang ke-2.
Makan sudah siap saji diatas meja, dengan Nalen yang sedang menunggu Harry turun.
Tak selang lama Harry turun, melihat segala makanan sudah tersaji. Perasaan kagum terhadap adiknya tidak dapat dibohongi."Dek, kamu masak ini semua setiap hari sendiri?" Tanya Harry
"Iyaa. Udahh biasa juga kan? Kalau mau apa-apa adek sendirian" Jawab Nalen sembari melahap nasi.
Dengar pernyataan itu hati Harry seketika sakit.
"Dek.." ucap Harry lirih
"Makan dulu a nanti keburu dingin gak enak" ucap Nalen mengalihkan pembicaraan.
Harry yang melihat itupun mau tak mau diam dan mulai melehap makanan.
~~~~
Tanpa pembicaraan situasi yang mendadak canggung selepas kejadian makan pagi tadi itu yang Harry rasakan.
Kini Harry sedang berada diruang tamu dengan isi pikiran yang menggangunya.
Sampai ketika terdengar suara tangisan didal kamar atas yang membuatnya panik. Ia segera berlari menuju kamar yang diduga kamar adiknya.Harry membuka pintu dan melihat Nalen yang sudah terjatuh dilantai dengan perasaan panik Harry menghampiri adiknya.
"Dek kenapa?" Tanya Harry melihat nafas dari adik yang tak teratur. Nalen yang tak dapat menjawab sebab sesak yang begitu hebat menyakitkan dan mata yang merah akibat menangis hanya mampu menunjuk ke arah sebuah laci lemari.
Harry yang mengerti pun langsung bergegas menuju lemari. Ketika Harry menemukan inhealer tersebut Harry segera memberikannya kepada Nalen.
"Pelan-pelan dek, tarik nafas hembuskan
Hirup obatnya pelan-pelan" ujar Harry seraya membantukan Nalen menghirup obat.Nafas yang sudah mulai teratur, Panik yang sudah mereda. Harry menyuruh Nalen untuk istirahat dan meminta libur sekolah. Walaupun sempat menolak tapi Harry tak berhenti untuk membujuk Nalen, dan akhirnya dengan sedikit bujukan Nalen mau menurutinya.
Dirasa Nalen yang sudah terlelap pun Harry beranjak pergi dari kamar tak lupa untuk menyelimuti adik tersayangnya itu.
~~~~
'Sejak kapan kamu punya penyakit asma dek, sejauh ini aa gak ada buat kamu.' batin Harry sambil mengusap surai hitam milik Nalen.
••••••••
Haii! Bubub baru update nih hihi maaf yaa, Soalnya ada kesibukan dirl yang gak bisa bubub tinggalin..
Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Tanpa Jiwa ✅
Teen FictionNalen sosok pria manis yang berjuang sendiri dikerasnya dunia. Melewati berbagai macam jenis rintangan yang menerpa dirinya, Sampai hal yang mampu membuat dirinya begitu rapuh.