7. Bully!

209 25 6
                                    

















Senin adalah hari dimana paling memaleskan untuk Nalen. Jangan salah faham, Ia bukan malas untuk sekolah namun ia malas untuk bertemu teman-temannya disekolah lebih tepatnya neraka sekolah.

Bagaimana tidak, Nalen selalu jadi bahan gunjingan teman-temannya sebab ia tidak mempunyai orang tua, dan selalu disebut 'anak sampah'.

~~~~


Seperti pagi ini, Nalen yang baru tiba disekolah sudah dihadapkan dengan masalah.
Bagaimana tidak, Yefran dan gangnya yang selalu membullly Nalen kini sudah ada dihadapannya.

Nalen yang sibuk dengan buku dikagetkan dengan gebrakan meja dari Yefran.

BRAKK BRAKK...

"Woyy penyakitan!" Ucap Yefran sambil melirik ke temannya dan tertawa puas.

Nalen sebisa mungkin untuk tidak merespond nya walaupun hatinya kini berdenyut nyeri sebab dirinya disebut penyakitan oleh Yefran.

"Lo bukan cuma penyakitan tapi juga tuli ya" sarkas Yefran sambil menarik kerah baju milik Nalen, yang membuat sang empunya meringis.

"Mau lo apa? Gue diem gak nyari masalah sama lo" kata Nalen.

Begitu mendengarnya Yefran dan teman-temannya lantas tertawa keras,
"Dengan lo diem dikelas ini aja udah buat masalah! Lo tuh hama! Gak dirumah gak disekolah! Makannya kenapa orangtua lo buang lo." Ucap Yefran sembari menarik baju Nalen.

"Sekarang lo ikut gue ke belakang sekolah" ucap Yefran sambil terus menarik paksa Nalen.

Ketika sedang berjalan menuju keluar ia berpapasan dengan Carel, Carel uang melihat pun ingin niat membantu namun gagal akibat dorongan Haris selaku temannya Yefran.

"Na.." ucap Carel saat melihat Nalen ditarik oleh Yefran dan kawan-kawan

"Lepasin dia! Lo mau bawa Nalen kemana? Lo mau gue laporin?" Ucap Carel namun tak didengar oleh Yefran.

"Gak usah ikut campur deh lo" ucap Haris lalu mendorong tubuh Carel sangat kencang hingga Carel pun terjatuh.

Carel yang tidak dapat mencegah itu pun akhirnya ia berusaha untuk memberitahu guru untuk segera melerai mereka sebelum Nalen terkena siksaan bertubi-tubi dari Yefran dan kawan-kawan.


~~~~

Yefran yang sudah sampai dibelakang sekolah pun akhirnya menjatuhkan tubuh Nalen,
"Lo bukan cuma penyakitan, dan tuli doang. Tapi lo juga lemah!" Ucap Yefran sembari menatap sinis kearah Nalen.

Nalen yang meringis akibat dirinya terjatuh diatas batu dan mengenai sedikit wajahnya,

Tanpa aba-aba Yefran melayang pukulan tepat mengenai kepala nya, Ia merasakan pusing yang sangat pusing, tanpa ampun Yefran kembali melayangkan pukulan-pukulan kepada Nalen, Nalen hanya bisa pasrah tanpa bisa melakukan perlawanan.

Yefran menarik kerah Nalen,
"Bangun lo! Pukul gue! Buktiin kalau lo gak lemah!" Ucap Yefran sambil terus menerus memukul tubuh Nalen.
Nalen yang setadinya diam tiba-tiba ia tersulut emosi, ia menarik kerah Yefran berancang-ancang untuk siap memukul. Belum sempat ia memukul guru tiba-tiba melerainya dan membuatnya salah faham akibat posisi Nalen yang seakan mau menyerang Yefran.

"BERHENTI!" Teriak sang guru.

"Kalian itu mau jadi apa? Masih sekolah udah berantem terus kerjaannya" ucap sang guru

"Pa," ucap Nalen terpotong akibat Yefran yang membela dirinya.

"Pak, bapak lihat sendiri kan? Saya disinih yang korban. Saya yang mau dipukul sama dia" ucap bohong Yefran agar orang tua ia tidak dipanggil untuk datang ke sekolah.

"Kamu itu! Udah syukur-syukur dapat bantuan dari sekolah malah gatau dirinya malah jadi anak berandal. Biar apa kamu?!" ucap guru dengan nada tinggi.

"Sekarang masuk kelas! Besok orang tua kamu Nalen harus datang ke sekolah" ucap final sang guru


~~~~

Nalen yang baru pulang pun di kejutkan dengan suara Harry yang dingin.

"Dek? Kamu berantem?" Tanya nya waktu melihat Nalen baru pulang.

"Adek gak salah. Bukan adek yang duluan tapi dia a. Adek disinih korban bukan pelaku! Adek takut Abang marah karena salah faham akibat pesan guru" ucap Nalen dengan nafas yang memburu akibat menangis dan rasa sesak didada muncul ketika mengingat kembali kejadian saat ia dipukuli tadi.

Harry yang melihat pun dengan segera merogoh tas milik Nalen untuk mencari inhealer, Saat menemukan ia segera memberikannya pada Nalen.

"Aa tau kok kalau adek gak salah, biar aa bantu bilang aja ke abang ya. Abang gak akan marah kok, Sekarang adek istirahat ya jangan terlalu banyak pikiran. Nanti kambuh lagi kayak sekarang. Aa gak suka liat adek kesakitan ginih" ucap Harry sambil memeluk tubuh Nalen yang terjatuh.


~~~~

'Sejak kapan kamu selalu mendapatkan bully-an dek' batin Harry seketika sakit melihat tubuh ringkih Nalen penuh dengan luka dan darah segar.






Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Raga Tanpa Jiwa ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang