Nalen yang sudah mulai merasa lelah dengan segala macam cara kemo nya, ia memutuskan untuk tidak berkemo kembali.
Badan yang terasa sakit, secara efek samping yang didapatkan membuat Nalen depresi.Kini rambutnya yang sudah mulai menipis dan hampir botak, bahkan para abangnya saja sampai sekarang belum ada tau tentang penyakitnya ini.
~~~~
Sampai ketika Harry menemukan tisu dengan darah yang banyak di dalam kamar Nalen membuatnya sadar bahwa adiknya sedang tidak baik-baik saja.
Selama beberapa bulan ia disibukan dengan skripsinya dan segala macam tugasnya membuatnya tidak dapat merhatikan lagi adiknya, sebab pulang kuliah akan seperti dulu.. Pulang kerumah Jeff tanpa pulang kerumahnya.Harry yang memaksakan untuk pulang karena perasaannya tidak enak ketika mengingat kembali tisu yang ia temukan dikamanya Nalen, ia segera menghampiri nalen yang berada dikamar,
Tok tok tok
"Dek ada dikamar? Lagi tidur gak?" Ujar Harry
"Buka aja a gak dikunci, adek gak tidur kok" jawab Nalen dari dalam kamar
Harry masuk dan betapa terkejutnya ia saat melihat tubuh Nalen yang mulai kurus serta rambut yang sudah habis dibeberapa tempat,
"Dek, kamu kenapa? Apa yang sakit? Kenapa nggak cerita ke aa?" Tanya Harry dengan tangis yang sudah pecah melihat kondisi adiknya yang begitu menyedihkan.
Hening tak ada jawaban dari Nalen, sampai ketika Nalen menyodorkan surat yang berisi tentang penyakit leukemia nya itu.
Harry yang tak percaya ia menjatuhkan diri kelantai dengan tangis yang semakin pecah,
"Aa udah gak becus jaga kamu dek. Aa bahkan gatau penyakit kamu ini. Yang aa tau hanya kamu pengidap asma aja. Dek kenapa gak cerita ke aa? Kamu udah berjuang sendiri selama ini tanpa ada aa disamping adek. Aa gagal dek aa gagal jadi abang kamu." Ucap Harry meraung-raung dan memukul dadanya yang terasa sesak ketika tahu adiknya sedang mengidap penyakit yang mematikan.
Nalen yang melihat segera menghampiri sang Abang dengan tenaga yang sudah melemah Nalen berusaha untuk memegang tangan a Harry agar tidak terus menerus memukul-mukulkan dadanya sendiri,
"Adek minta maaf, adek gak mau buat aa sedih. Adek gak mau buat aa berantem lagi sama Abang kalau adek ceritain tentang penyakit adek" ujarnya sambil menangis.
"Tapi dengan ginih Abang merasa gagal buat jaga kamu, Dan lihat kondisi kamu sekarang. Harusnya aa yang ada diposisi kamu dek bukannya kamu. Kamu udah terlalu banyak menelan luka dek." Jawabnya seraya memeluk tubuh adiknya yang ringkih.
"Seperti takdir yang tidak bisa kita tebak, ini udah takdir adek harus kayak ginih a. Adek udah ikhlas kalau adek harus pergi nanti" ujar lirih Nalen
"Jangan ada yang pergi lagi. Cukup ayah dan bunda Adek jangan. Kamu separuh nafasnya aa gak boleh ninggalin aa. Ayo kita kemo lagi, kita berjuang lagi" ujar Harry yang terus menerus menangis
"Adek udah capek a, Adek gak mau kemo lagi. Badan adek sakit semua bahkan rambut adek udah mulai menipis" ujarnya
Tidak ada percakapan lagi hanya ada suara tangisan dari keduanya yang mampu membuat siapa saja yang mendengarnya merasa pilu.
'Adek ayo bertahan sekali lagi, kita berjuang bersama-sama' batin Harry berdenyut nyeri
Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨
![](https://img.wattpad.com/cover/371946272-288-k560647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Tanpa Jiwa ✅
Genç KurguNalen sosok pria manis yang berjuang sendiri dikerasnya dunia. Melewati berbagai macam jenis rintangan yang menerpa dirinya, Sampai hal yang mampu membuat dirinya begitu rapuh.