Namanya Vlark, seorang pelukis terkenal yang terlahir di dunia barat yang memiliki julukan "Golden State"
Namanya Vlark, memiliki obsesi tinggi pada kanvas menggunakan jari-jari tangan yang menari lihai di atasnya, membuat sebuah karya indah dari in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tokyo-Jepang, June 06 at 18.45 p.m
"My poor Youra."
Relight melihat pantulan diri Youra dari dalam monitor, didepannya kini terlihat bayang-bayang hitam putih Youra, dengan dagu yang dia sanggah menggunakan tangan dan sikut, matanya menulusuri apa yang dilakukan Youra disana, didalam Device.
Benar, Relight melihat setiap pergerakan Youra dari setiap sudut ruangan, menggunakan kamera pengintai kecil yang dia letakan disetiap sudut ruangan atas, kamar yang dia siapkan untuk kekasih Kakak-nya ini. Katakan dia gila tetapi- dia tidak ingin melihat satu incipun privasi dari Youra.
Senyum nya tercetak jelas ketika melihat wanita malang itu menjambak dirinya sendiri, menangis menyedihkan dan melihat pantulan dirinya seolah olah memperlihatkan titik terendahnya saat ini.
Relight menyukai ini, sangat. Dia terpuaskan melihat Youra yang bahkan baru dia kenal disaat dia mengunjungi rumah Kakak-nya beberapa waktu lepas, tetapi Relight langsung menginginkan wanita itu, menderita.
Sebutkan ini semua kesalahan Vlark- atau bahkan tidak, dia hanya sebatas membenci Kakak kembarnya itu, lebih dari apapun. Menjadikan dia ingin menghancurkan segala sesuatu, yang menjadi kebahagiaan Kakak-nya.
"Tidak ada celah kebahagiaan untukmu, Kakak."
-
"Kau akan menderita seumur hidupmu, Relight. Bahkan arwahmu tidak akan tenang begitu menginjakkan kakinya di alam maut."
Vlark menggertakan giginya begitu mendengar berita bahwa Youra, sudah tiba bahkan sudah berada di jepang-rumah pendosaan sekitar 1 sampai 2 hari yang lalu.
Tangannya menggengkram gelas dalam genggamannya hingga gelas itu hampir menyerah, menimbulkan sedikit retakan pada sisi sisi karna tekanan cengkraman yang dilakukan Vlark.
"Tuan."
"How much fuckin long?!" Perkataan Vivian dipotong, rasanya Vlark ingin menghancurkan jet ini karna kelambatan dirinya menuju tempat tujuan.
Vivian terdiam sejenak, sebelum menjawab. "15 menit, Tuan. Kita akan segera mendarat tolong berpega—"
"Diam, tutup mulutmu Vivian. Aku tidak membutuhkan semua itu daratkan saja jet sialan ini."
Vivian menunduk, sedikit mengangguk, dia menahan nafas berusaha agar tidak membuat gumpalan panas dalam diri Tuannya semakin membara keluar, "Yessir."
-
Tokyo—Jepang, malam hari ditengah ibu kota Negara yang terkenal dengan bunga sakura ini sangat ramai, gemercik air yang turun dari langit tidak membuat orang yang berlalu lalang menepi ataupun kota menjadi sepi.
Rntik rintik kecil hujan, hanya semakin menambah keindahan serta ke asri an dari Tokyo—Jepang.
Berbeda dengan ibu kota, ada satu sisi di ujung wilayah Tokyo, yang terlihat dingin dan sepi, sebuah bangunan megah dan tinggi dengan 5 lantai menghiasi wilayah dingin ini, cahaya lampu remang-remang dengan pintu yang besar membuat orang ragu untuk sebatas masuk, atau hanya berlalu lalang saja.