Chap 1

398 18 0
                                    

Tring! Ting!

[…]
“Selamat datang di Dio Bar! E-eh..” Lelaki yang mengenakan celemek coklat itu berhenti mengelap gelas dan menatap pria yang baru masuk itu.

Pria itu basah kuyup. Tentu, hujan turun deras, membahasi kota Seoul tanpa henti. Mungkin baru berhenti nanti subuh.

[…]
“Apa anda baik-baik saja?”

Lelaki itu menatap ke arah bartender dan berjalan ke konter bar, dan duduk di kursi.

Orang di sekitar yang daritadi memperhatikan pun kembali sibuk sendiri.

[…]

“Vodka satu..”

[…]
“Ba-baik…” Bartender itu dengan tangan yang gemetar memberikan segelas Vodka kepada pria yang duduk dengan benda hitam persegi panjang di kursi sebelahnya. Mungkin itu alat musik. “On the ho-house..” Ia masih mencoba untuk tersenyum dan kembali sibuk mengelap gelas. Di benaknya berkata, mungkin pria yang sedang duduk di hadapannya sedang mengalami hari yang buruk.

BRUUK!!

“EEEHH!!!”

[…]
“Jimin-ah! Ada apa!?”

[Jimin]
”Ah Namjoon Hyeong! Ini…ada orang pingsan!”

[Namjoon]
“Lah.. Yoongi?”

[Jimin]
“Yoongi? Hyeong kenal kah?”

[Namjoon]
“Iya.”
“Lumayan panas juga jidatnya…”

[Jimin]
“Di luar masih hujan deras, ga mungkin dibawa ke mobil.”
“Bawa ke atas aja, hyeong.”

[Namjoon]
“Serius? Lu ga apa-apa ada orang asing di tempat tinggal lu, Jim?”

[Jimin]
“Kan lu kenal sama dia, jadi kalau dia macem-macem gua bisa pukul pake panci pink!”

[Namjoon]
“Jahat bener lu haha!”
“Bentar, kenapa harus warna pink?”

[Jimin]
“Yah supaya estetik aja sih hyeong..hehe!”

[Namjoon]
“Haha! Ada-ada aja!”
“ Ya udah sok bantuin!”

.

.

Pagi harinya, Yoongi terbangun dari tidurnya dan melihat ke sekitarnya.

[Jimin]
“Ah sudah bangun. Ini diminum dulu teh hangatnya.”

[Yoongi]
“Lu siapa?”

[Jimin]
“Ah perkenalkan, gua Jimin…Min Jimin.”

[Yoongi]
“Park Yoongi.”
“Kenapa gua ga pake celana? Lu apain gua?”
“Lu lecehin gua?”

[Jimin]
“Enak aja! Jangan sembarangan kalo ngomong! Hmph!” Sambil menggembungkan pipi dengan posisi kedua tangan di pinggang. “Ya gila aja kali gua lecehin lu!”

[Yoongi]
“Then?”

[Jimin]
“Yah kemarin lu basah kuyup, jadi gua ganti pakaian lu. Tapi tenang! Gua ga lakuin apa-apa kok!”

[Yoongi]
“Ok.”

[Jimin]
“Bah…ok doang. Ah iya, Namjoon hyeong bilang, jangan keluyuran malem lagi.”

[Yoongi]
“Namjoon? Lu adiknya Min Namjoon?”

[Jimin]
“Iya, anyway, ayo sarapan dulu! Kasian perut lu udah keroncongan..capek gua dengernya.”
“Ah itu ada pakaian yang mungkin pas di lu, udah gua siapin di sofa deket jendela.”

Setelah Jimin keluar, Yoongi beranjak dari tempat tidur dan mengganti pakaiannya. Lalu ia bergabung dengan Jimin yang sudah mulai menyantap sarapannya.

[Jimin]
“By the way, itu, benda besar itu isinya apa?”

[Yoongi]
“Keyboard.”

[Jimin]
“Wow..lu musisi ternyata. Keren!”

Yoongi tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk menikmati makanannya.

.

.

Ketika Jimin sedang mandi, Yoongi diam-diam pergi tanpa sepatah kata pun, hanya tersisa kertas kecil yang ditempel di meja makan.

[Jimin]
“Segarnya~~ aigoo! Eh…kok seketika tidak ada tanda kehidupan yah? Yoongi Hyung?” Ia mengecek tiap ruangan tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mahluk es satu itu. Sampai pada akhirnya ia melihat sebuah nota yang bertulisan, “Thanks.” Jimin menyeringai.
“Ga jadi pukul pake panci deh..”
.
.

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

T.B.C

Meeting You Was Like...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang