Di apartemen Yoongi,
Ia mengunci pintu, lalu matanya tertuju pada bingkai foto seorang perempuan yang dipajang di atas meja televisi.
Yoongi mengambil bingkai fotonya dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kenapa lu harus mati?"
Ting! Tong!
Yoongi meletakkan kembali bingkai foto itu, tetapi dalam posisi tertutup, bukan berdiri, lalu membuka pintu.
[Jimin]
"Hi..hyung.."[Yoongi]
"Lu-"[Jimin]
"Gua tadi nanya Namjoon hyeong."
"Gua boleh masuk?"[Yoongi]
"Silahkan...".
.
[Yoongi]
"Ada perlu apa?"[Jimin]
"Gua minta maaf hyung!!!" Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.[Yoongi]
"Maksud lu?"[Jimin]
"Gua minta maaf karena udah mengatakan yang engga-engga sehingga buat lu down!"Yoongi hanya bisa terdiam. Ia menuang teh hangat ke cangkir, lalu menyodorkannya ke Jimin yang masih membungkukan tubuhnya.
[Jimin]
"Eh?"[Yoongi]
"Minum."
"Hati-hati panas."Jimin menerima cangkirnya, lalu meminumnya.
[Jimin]
"Hyung..."[Yoongi]
"Maaf. Gua udah kelewatan. Marah tanpa sebab."[Jimin]
"Engga..ini gua yang salah. Orang marah pasti ada sebabnya."
"Omongan gua soal mau mati kan yang membuat lu emosi tadi?"Yoongi menutup mulutnya dengan rapat.
[Jimin]
"Kalo belum siap untuk cerita, gua ga masalah. Yang penting gua udah ke sini dan minta maaf setulus mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You Was Like...
FanfictionMin Jimin yang sudah dua kali gagal dalam hubungan percintaan, apakah dia akan bisa untuk menemukan orang yang cocok untuknya? Yang bisa menerima dia apa adanya? Park Yoongi yang sifatnya dingin, apa dia akan bisa mencair dan menjadi hangat ke oran...