Setelah beberapa hari kepergian kedua orang tuanya, kini ia mulai bisa bangkit dan melanjutkan hidupnya lagi. Shin-hye juga tidak merasa sendirian, karena masih ada sahabat dan kekasihnya yang selalu mendukung dan menjaganya. Hari ini ia mulai menyusun rencana untuk membuka kembali restauran yang diwariskan orang tua Shin-hye untuknya. Dia dibantu oleh Eunwoo dan Donghyuk disela-sela kesibukannya menjadi mahasiswa.
"Aku senang melihatmu kembali menjadi Shin-hye yang dulu" ujar Eunwoo
"Aku juga Shin" timpal Donghyuk
"Gomapta, kalian selalu ada di sampingku saat aku berada di titik terendah ku. Kini aku sadar, aku harus menjalankan amanat dari mendiang appa dan eomma" jawab Shin-hye
"Apa kau yakin dengan pilihanmu Shin ? Apa kau yakin untuk tidak melanjutkan sekolah mu ke universitas? " Tanya Eunwoo
"Kami akan menanggung semua biayanya" saut Donghyuk
"Gomapta, tapi keputusanku sudah bulat. Aku akan meneruskan usaha ini, lagipula kalian telah menolongku sangat banyak" jawab Shin-hye
"Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan pada kami Shin. Kau sudah aku anggap sebagai saudariku sendiri" ujar Eunwoo
"Entah apa yang harus aku katakan lagi, aku sungguh berterima kasih pada kalian yang terus saja membantuku. Aku sangat merepotkan kalian" lirih Shin-hye
Donghyuk menggenggam tangan Shin-hye dan mengelusnya perlahan.
"Kami tak pernah merasa direpotkan Shin, kami malah senang jika kau meminta bantuan pada kami"saut Donghyuk
"Ku harap kau selalu membutuhkan kami, walaupun kau sudah mempunyai seorang kekasih. Jangan pernah melupakan kami Shin"ujar Eunwoo
"Ani, aku tidak akan pernah melupakan kalian, apalagi melupakan kebaikan kalian padaku. Kalian sangat berjasa bagiku, kalian keluargaku" jawab Shin-hye
Donghyuk dan Eunwoo tersenyum senang saat mendengar jawaban dari Shin-hye. Mereka lalu memeluk Shin-hye, setelah membicarakan beberapa hal Donghyuk dan Eunwoo nerpamitan pada Shin-hye karena ada kelas siang ini.
Shin-hye mengantarkan sahabatnya kedepan restauran hingga mereka tak terlihat lagi. Saat masuk kembali, terdengar suara pintu yang terbuka.
"Mianhae, kami belum buka" ujar Shin-hye
Saat membalikkan badannya, ia melihat sosok pria yang tinggi dan tampan. Pria yang ia kenal, namun dia bukanlah Dong-Wook, melainkan Bohyun.
"Oppa ? Dari mana kau tahu alamatku ?" Tanya Shin-hye
"Apa kabar Shin ?" Tanya Bohyun
"Aku baik oppa, duduklah dahulu. Aku akan membuatkanmu minum" ujar Shin-hye
Bohyun duduk disalah satu kursi yang ada didekat pintu keluar sembari menunggu Shin-hye membuatkan minuman untuknya.
Setelah beberapa saat, Shin-hye keluar dari dapur dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat. Ia menyajikannya untuk Bohyun dan juga dirinya.
"Silahkan diminum oppa, aku harus ke kamar mandi sebentar" ijin Shin-hye
"Nee"
Saat Shin-hye tengah pergi ke kamar mandi, Bohyun menuangkan obat tidur pada teh milik Shin-hye. Ternyata rencana Bohyun adalah menculik Shin-hye dan membawanya jauh dari Dong-Wook dan juga bos besar.
Setelah memberikan obat tidur, Bohyun memasukkan botol nya kembali di saku jas miliknya, sesaat sebelum Shin-hye keluar dari kamar mandi.
"Bagaimana oppa bisa tahu alamat ku ?" Tanya Shinhye lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong Ahjussi
FanfictionSeorang mafia yang bekerja sebagai pembunuh bayaran Yang tak mempercayai apa itu cinta hingga kehadiran seorang gadis SMA yang mengubah hidupnya Antara pekerjaan dan cinta mana yang akan ia pilih ? Apakah kisah cintanya akan semulus yang dia pikirk...