12. GIFT FROM HIM

13 3 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra! Ara?!" Berulang kali Fabian mengetuk dan memanggil Kalara, namun tak kunjung ia mendapat balasan, sementara rumah itu dikunci dari dalam. Ia juga menelpon Kalara namun tetap saja ia berakhir sia-sia.

Rasa khawatir Fabian semakin bertambah. Ia takut Kalara kenapa-kenapa di dalam sana. Meskipun tidak pernah merasakan seperti apa itu nyeri perut saat sedang menstruasi, namun ia tahu bahwa itu sangat menyakitkan. Setidaknya begitulah menurut video yang Fabian tonton di aplikasi tiktok miliknya.

"Ra! Kalara," teriak Fabian lagi, berhasil, kali ini pintu di depannya terbuka. Muncullah sosok Kalara dengan wajah pucat dan berkeringat.

"Maaf, gue ketiduran tadi, udah dapet pesanan gue?" tanya Kalara pelan, wajahnya memang terlihat seperti orang habis bangun tidur.

Fabian menyodorkan dua kantong plastik besar di kedua tangannya. Kalara mengernyit. "Kok banyak banget? Lo beli apa aja?"

"Nanti aja lo bongkar, gue belikan cemilan buat lo. Sekarang minum obat dulu tadi gue belikan obatnya." Fabian meletakkan dua plastik itu di lantai teras, lalu ia merogoh mencari obat kiranti yang dibelinya tadi. "Ini," tunjuk Fabian menunjukkan obat yang dimaksud.

"Kok lo tahu obatnya? Pernah belikan mantan lo, ya?" tuduh Kalara, masih sempat ia overthinking padahal perutnya terasa seperti diperas dan dililit.

Fabian cengegesan. Ia malu mengatakan bahwa ia bertanya pada sang mama, namun Kalara justru menangkap reaksi Fabian  sebagai jawaban 'iya' dari pertanyaannya.

"Yaudah mana, makasih." Kalara merebut salah satu plastik yang terdapat pembalut dan kiranti, sementara yang satunya ia tinggalkan begitu saja. Moodnya keburu memburuk karena overthinking-nya sendiri.

"Loh ini, Ra?" bingung Fabian, ia mengangkat plastik satunya tinggi-tinggi namun Kalara sudah keburu masuk rumah. Meski tidak terkunci tapi Fabian segan menyusup gadis itu masuk karena ia tahu tidak ada siapapun di rumah itu selain Kalara. "Gue tunggu di luar, Ra!" teriak Fabian.

Fabian duduk di salah satu kursi yang ada di teras rumah itu, menunggu Kalara menyelesaikan urusannya sembari membaca chat group whatsapp-nya yang berbunyi sejak tadi. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Dean dan Darren.

good boys group 🤙

Darren
Perasaan gue tinggal bentar udah hilang aja lo @fabian

Dean
@Darren ada gue di samping lo, tenang aja gue bakal temenin lo kalo lo kesepian
Sini peluk nanti gue puk puk

Darren
@Dean najis dugong
btw si Sadeena ikut lo? @fabian

Friendzone ✔ (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang