Flash Back

372 39 10
                                    

"Lalu bagaimana selanjutnya, Eonnie?" tanya Eoma Park perlahan setelah tangis Min Soohe mereda.

"Sejak hari itu aku selalu berusaha agar aku bisa membawa Unggie bersamaku," lanjut Min Soohe, "tapi Appa Unggie sepertinya memblokir semua usahaku untuk bisa bertemu Unggie. Dia pindah rumah, bahkan Unggie juga dipindahkan ke sekolah baru yg aku tidak tahu dimana. Berbulan-bulan aku berusaha mencari keberadaan mereka. Sampai aku hampir gila. Makanku mulai tidak teratur begitu pula tidurku. Hidupku hanya berkutat untuk mendapatkan Unggieku kembali, dek."

"Eonnie...." Eoma Park tak sanggup berkata lagi.

"Sampai suatu hari orangtuaku menjemputku di Seoul dan membawaku ke Busan. Mereka bilang aku harus menenangkan diriku dulu baru nanti mencari Unggie lagi," Mata Min Soohe menerawang jauh, "Tapi ternyata keadaanku malah semakin memburuk. Aku mulai menolak makan dan kadang keinginanku untuk mengakhiri hidupku sangat kuat. Kedua orangtuaku mulai khawatir apalagi aku mulai tidak bicara waktu itu. Mereka pun memutuskan memasukkanku kesini. Naasnya, dalam perjalanan pulang dari sini, mobil kedua orangtuaku mengalami kecelakaan dan mereka meninggal seketika di tempat kejadian."

Min Soohe kembali menangis dan Eoma Park pun kembali memeluknya, "sudah Eonnie, jangan dilanjutkan lagi nee."

Setelah Min Soohe tertidur dalam pelukan Eoma Park, Eoma Park segera membaringkan Min Soohe di ranjangnya dan kemudian perlahan keluar kamarnya bersama Jimin.

"Imo Soohe kasian sekali ya Eoma," gumam Jimin sambil mereka berjalan keluar, "kita harus sering mengunjunginya, Eoma."

Eoma Park tersenyum dan mengusap kepala Jimin, "nee nak, mari kita menjadi obat baginya."

Jimin mengangguk.

Dan sejak itu mereka berdua tak pernah absen mengunjungi Min Soohe. Para Dokter dan perawat disana juga sangat senang dengan perubahan Min Soohe dan sangat berterima kasih pada Eoma Park dan juga Jimin.

Sampai suatu sore, Jimin datang sendiri kesana. Min Soohe nampak terkejut melihat kedatangan Jimin tanpa Eoma Park.

"Loh Eomamu kemana, nak?" tanya Min Soohe sambil memeluk Jimin.

"Eoma dirawat dirumah sakit, Imo. Penyakitnya kambuh," ucap Jimin, "tapi Eoma membaik kok, malah memintaku mengunjungi Imo, biar Imo ga khawatir."

"Eomamu sakit apa Jim?" Min Soohe nampak terkejut mendengarnya, karena selama ini Eoma Park tidak pernah menceritakan sakitnya.

Jimin tersenyum menatap Min Soohe, "Eoma punya penyakit lemah jantung, Imo. Dulu sempet memburuk ketika Appa meninggal. Tapi kemudian membaik. Hanya saja belakangan ini sepertinya Eoma kecapekan, makanya sakitnya kambuh. Kemarin Eoma pingsan sewaktu aku pulang sekolah. Makanya aku langsung memanggil ambulance ke rumah."

"Ya Tuhan." Min Soohe begitu terkejut mendengarnya.

"Eoma gapapa kok Imo." Jimin berusaha menenangkan Min Soohe agar tidak khawatir, padahal dia sendiri sedang bingung harus bagaimana mengingat tadi Dokter yg merawat Eomanya mengatakan bahwa Eomanya harus segera menjalani operasi pencangkokkan jantung. Tapi Jimin bingung, diusianya yg masih 16 tahun waktu itu dia benar-benar tidak tau harus bagaimana. Apalagi menurut Dokter tidak mudah menemukan orang yg mau mendonorkan jantungnya. Tapi Eomanya meminta Jimin untuk menyembunyikan hal itu dari Min Soohe.

Namun naluri Min Soohe sangat kuat, dia tau ada yg tidak beres pada Eoma Park, Nampak terlihat dari raut muka Jimin yg terlihat begitu khawatir dan juga sedih.

Sore itu pun dihabiskan Jimin dan Min Soohe dengan berbagi cerita, sampai Jimin pamit karena harus kembali kerumah sakit dan berjanji akan mengunjungi Min Soohe lagi lain kali. Min Soohe pun tersenyum melepas Jimin.

Only You, As Always (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang