Jepang

140 39 3
                                    

Sebulan sudah Yoongi berada di Jepang, dengan berbagai macam kesibukan dan kadang berbagi kabar dengan seluruh keluarganya dan juga para sahabatnya, termasuk Jimin. Percakapan diantara keduanya mulai membaik seiring dengan berjalannya waktu. Sesekali Yoongi akan mengirim pesan ke Jimin mengingatkan untuk tidak telat makan dan jangan tidur terlalu larut. Jimin juga sering mengingatkan Yoongi agar tidak memaksakan dirinya bekerja terlalu keras dan harus selalu memperhatikan kesehatannya juga.

Lama kelamaan komunikasi diantara Jimin dan Yoongi seperti sudah kembali seperti sediakala dengan kadang-kadang mereka saling berbagi canda dan tawa, berbagai kabar rutinitas mereka sehari-hari, sampai dengan berbagi cerita tentang para sahabat dan keluarga mereka. Tetapi mereka tidak pernah membicarakan tentang hubungan mereka berdua. Yoongi tidak ingin kehilangan Jimin lagi, jadi sebisa mungkin Yoongi berusaha untuk tidak menyinggung sama sekali tentang perasaan mereka masing-masing. Bagi Yoongi untuk sekarang, cukuplah sudah dia menemukan Jimin seperti dahulu, itu sudah cukup membuat Yoongi bahagia.

Hari ini, hari terakhir di bulan kedua Yoongi berada di Jepang. Proyek perusahaan berjalan sesuai rencana dan sudah memasuki tahap pengerjaan akhir. Kemungkinan sebulan kedepan proyek sudah bisa selesai dan Yoongi bisa kembali ke Seoul.

Sore ini, Yoongi baru saja tiba di kantornya setelah meninjau jalannya pelaksaan proyek di lapangan. Sesaat setelah Yoongi masuk ke lobby kantor, Nona Kaori, sekretarisnya, nampak sudah menunggu Yoongi disana.

"Selamat sore Tuan Muda Min." Sapa Nona Kaori seraya tersenyum pada Yoongi.

"Selamat sore, Nona Kaori," balas Yoongi, "kenapa anda disini? Apa anda sedang menunggu saya?"

Nona Kaori mengangguk, "Iya Tuan, mohon maaf, ada tamu yg sudah menunggu anda di ruangan anda."

"Tamu?" Yoongi menatap Nona Kaori dengan heran. Seingatnya dia tidak ada janji temu dengan siapapun sore ini. Apalagi ini sudah jam pulang kantor.

"Iya, Tuan." Kata Nona Kaori.

"Siapa?" tanya Yoongi.

"Mohon maaf, Tuan," jawab Nona Kaori, "sebelum tamu tersebut datang, Tuan Besar Min sudah menelpon saya, bahwa akan datang tamu untuk Tuan, dan meminta saya untuk langsung mengantarkan tamu tersebut ke ruangan Tuan. Jadi saya tidak sempat bertanya siapa nama tamu tersebut, Tuan. Maafkan saya."

Yoongi mengernyitkan dahinya. Appa Min sepertinya tidak ada memberikan kabar apapun tentang siapa yg akan datang hari ini untuk menemui Yoongi. Apa kedua orangtuanya yg datang? Atau Eoma Park? Atau mungkin salah satu sahabatnya?

"Ah, ya sudah kalau begitu, saya akan langsung ke ruangan saya." sahut Yoongi.

"Baik, Tuan," sahut Nona Kaori, "saya sekalian mau pamit pulang duluan ya Tuan. Kebetulan semua karyawan di kantor sudah pulang tadi sebelum Tuan sampai."

"Silahkan, Nona Kaori," ujar Yoongi, "hati-hati di jalan."

"Terima kasih, Tuan," ucap Nona Kaori tersenyum, "Selamat menikmati weekend anda, Tuan, Semoga menyenangkan."

"Sama-sama Nona Kaori." Yoongi membalas.

Nona Kaori pun segera pamit undur diri dan meninggalkan kantor. Sementara itu masih dengan penuh rasa penasaran, Yoongi melangkahkan kakinya kembali ke ruangannya. Berbagai pertanyaan siapa dan kenapa memenuhi benak Yoongi di setiap langkahnya.

Hingga sampailah Yoongi di depan pintu ruangannya. Dengan perlahan Yoongi membuka pintu ruangannya. Matanya menangkap sosok seseorang yg sedang duduk membelakangi pintu di depan meja kerjanya. Tanpa perlu menunggu waktu lama, Yoongi sudah sangat tau siapa sosok tersebut.

Jantungnya berdebar sangat kencang. Setengah tak percaya, Yoongi melangkah masuk secara perlahan mendekati sosok yg sedang duduk itu dan nampak tak sadar dengan kedatangan Yoongi di belakangnya.

Only You, As Always (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang