Akankah?

196 45 10
                                    

"Lalu kita harus bagaimana Jin?" tanya Hoseok.

Mereka berenam semua sudah berada di kamar Hoseok dan Soobin. Namjoon dan Jin segera menceritakan apa yg sudah terjadi pada Yoongi dan Jimin.

"Aku juga tidak tau, Hobi." Ucap Jin sembari mengusap wajahnya.

"Aku tidak menyangka, Yoongi Hyung kembali kalah oleh emosinya sendiri." Sesal Taehyung.

"Hyung sudah berusaha mengingatkannya, Tae." Namjoon menghela nafasnya, "Tapi percuma bicara dengan orang yg masih dikuasai emosi."

"Mungkin lebih baik kita tunggu emosi keduanya mereda saja, Hyung." Jungkook mencoba memberi saran.

Namjoon, Jin, Hoseok, Soobin dan Taehyung mengangguk bersamaan.

"Jimin sekarang di kamar Jin Hyung?" tanya Soobin.

Jin mengangguk, "Jimin tertidur tadi setelah menangis. Makanya Hyung mengumpulkan kalian semua. Kita harus membantu Jimin. Hyung yakin apa yg diucapkan Jimin benar adanya. Jimin tidak akan segampang itu berpaling. Apalagi sekarang Yoongi adalah dunianya dan Jimin begitu mencintai Yoongi."

"Apa aku boleh melihat Jimin, Hyung?" tanya Soobin kemudian.

Lagi-lagi Jin mengangguk, "Pergilah, Soobin. Kalau Jimin sudah terbangun, ajak dia kesini aja ya."

Soobin mengangguk dan segera pergi ke kamar Namjoon dan Jin.

Yg lain hanya terdiam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga teriakan Soobin memecah lamunan mereka semua.

"Hyung........" teriak Sobin.

"Ada apa sayang?" tanya Hoseok yg melihat muka Soobin yg penuh kekhawatiran.

Dengan terengah-engah Soobin berkata, "Jimin...... Ga ada di kamar, Hyung."

"APAAAAA???" Namjoon, Jin, Hoseok, Taehyung dan Jungkook berteriak bersamaan.

"Apa kamu yakin, Bin?" tanya Namjoon.

Soobin mengangguk cepat, "Ketika aku masuk kamar, aku tidak menemukan Jimin di atas tempat tidur. Aku sudah mencari ke kamar mandi dan area balkon, tapi Jimin tidak ada, Hyung."

"Ya Tuhan," seru Jin, "Jimin kemana?"

Tanpa aba-aba, semua berlarian keluar kamar dan berpencar mencari Jimin. Sedangkan Namjoon langsung menuju kamar Yoongi dan Jimin.

"Hyung," seru Namjoon yg segera menghampiri Yoongi yg tertidur di sofa, "bangun, Hyung."

Yoongi membuka matanya dengan malas, "ada apa lagi sih Joon? Kalau kau masih mau terus menceramahiku tentang Jimin, lebih baik kau pergi saja. Aku tidak berminat."

"Aniyo, Hyung," sergah Namjoon cepat, "Jimin tadi tertidur di kamarku. Sedangkan aku, Jin, Hoseok, Soobin, Taehyung dan Jungkook berkumpul semua di kamar Hoseok dan Soobin. Lalu ketika Soobin mengecek Jimin ke kamarku, Jimin ga ada Hyung."

Yoongi kembali menutup matanya, "Lalu apa hubungannya denganku? Mungkin dia lagi bermesraan dengan pria yg bersamanya tadi pagi."

"Hyung!" bentak Namjoon, "Ada apa denganmu, Hyung! Kenapa bisa Hyung berpikiran sekejam itu terhadap Jimin?"

"Simpan ceramahmu, Joon," dengus Yoongi, "aku sungguh tidak berminat mendengarkannya."

Dengan gerakan cepat Namjoon menarik tangan Yoongi, "Ikut aku, Hyung. Kita cari Jimin bersama. Jangan sampai nanti Hyung menyesali apa yg sudah Hyung sangkakan terhadap Jimin."

Dengan terhuyung, Yoongi pun terpaksa mengikuti Namjoon. Sesungguhnya dia tidak peduli Jimin ada dimana sekarang. Dia masih begitu kesal dengan Jimin. Tapi cengkraman tangan Namjoon begitu kuat menggenggam tangannya, membuat Yoongi mau tidak mau harus mengikuti Namjoon yg sudah menyeretnya dan setengah berlari keluar kamar menuju area Hotel.

Only You, As Always (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang