01: wedding news

25 4 0
                                    

HAPPY READING MOE~

****

"Apa! Menikah?!" Jerit Ailee sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. teramat terkejut dengan berita yang baru saja dia dengar.

"Ya. Dan kau tau siapa yang akan menjadi calon suami mu?" ujar pria tua dengan senyum diwajah keriput nya.

"Siapa?" tanya Ailee datar.

"Miguel Vincent." jawab pria tua itu dengan bangga.

Ailee mengerutkan kening nya, tengah mengingat-ingat siapa pria yang disebutkan kakek nya itu.
"Maksud Kakek Vincent yang seorang Duke itu?"

"Benar. Kamu akan menikah dengan putra tunggal Duke Vincent. Dan menurut rumor sebentar lagi Miguel akan menggantikan ayahnya menjadi Duke. Bukankah itu bagus Ailee, kau akan menjadi Duchess." Lewis Devlin, sang kakek menjelaskan panjang lebar dengan antusias mengenai calon suami cucunya itu.

"Kakek gila? apanya yang bagus. Tidak, tidak. aku tidak mau menikah." Ailee berbicara dengan cepat, menolak pernikahan tiba-tiba itu.

"Ailee, pernikahan dilakukan bukan hanya karena kau menginginkan nya. Lagipula pernikahan ini ditentukan sendiri oleh Raja Pervin." Lewis menjelaskan dengan hati-hati untuk membujuk cucunya yang keras kepala.

"Raja sendiri yang menentukan nya? Kenapa?" tanya Ailee tak percaya.

"Pamanmu itu sepertinya benar-benar merasa bersalah atas kematian Serena. Dan sekarang dia ingin menjalin hubungan baik dengan kita." Lewis mengalihkan pandangannya keluar jendela. Mengingat-ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu.

Sedangkan Ailee yang mendengar ucapan kakeknya tersenyum miring.
"Omong kosong." ucapnya sinis.

"Kakek sebenarnya bodoh atau apa! Kakek jangan mau percaya dengan penipu seperti mereka." Ailee berujar cukup keras lalu berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan Lewis sendirian di ruang kerjanya.

"Dasar bocah kurang ajar."

Lewis menatap punggung cucunya dengan perasaan rumit.

****

Kaki Ailee melangkah ke salah satu kamar yang ada di kediaman Devlin. Membuka pintu kamar tersebut dengan cukup keras.

Pagi-pagi buta Ailee sudah dibangun kan oleh suara keras dari kamar yang ditujunya ini. Dan benar saja, keadaan kamar tersebut terlihat hancur berantakan bagai kapal pecah.

"APA YANG TERJADI!"

Ailee melangkah menghampiri seorang pelayan yang sedang membungkuk menyapanya disamping ranjang tidur. Di Ranjang tersebut terdapat seorang pria berusia sekitar empat puluh tahunan dengan tubuh kurus. Tulang pipi pria paruh baya itu terlihat menonjol diwajahnya, saking kurusnya.

"Ampun nona. Obat tuan habis dan membuat beliau mengamuk tadi pagi." jawab pelayan itu takut dengan kepala menunduk tak berani menatap wajah majikannya.

Ailee menghela nafas lalu memijit pelan pelipis nya, lelah dengan kejadian seperti ini.
"Bukankah sudah ku bilang untuk selalu memberikan nya obat." ucap Ailee pelan.

"Maafkan saya nona." Jawab pelayan itu dengan suara bergetar. Ailee menghela nafas lelah. Situasi seperti ini bukan kali pertama atau kedua baginya.

"Pergilah dan panggil pelayan lain untuk membersihkan kamar ini."

"Baik nona" setelah menjawab, pelayan itu langsung berlari keluar kamar.

Ailee menatap pria kurus yang sedang terlelap dengan sorot mata kasihan dan kesal.

"Berhenti merepotkan ku Ayah. Tidak ada yang bisa menyembuhkan mu selain dirimu sendiri." setelah mengatakan itu Ailee meninggalkan kan kamar yang berantakan itu.

Unknown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang