03: the reason

13 2 0
                                    

Happy Reading Moe~~

****

"Selamat datang Ailee!" Suara Aurora terdengar antusias ketika melihat gadis cantik yang lebih tua dari nya itu tengah berjalan mendekat kearahnya.

"Hai Aurora. Kau terlihat senang melihat ku." Sapa Ailee dengan senyum manis diwajah eloknya.

"Tentu saja. Aku senang kau datang Ailee." Jawab Aurora dengan malu-malu.

"Ah, Silakan duduk." Aurora mempersilahkan Ailee untuk duduk dibangku taman yang telah ia persiapkan untuk minum teh berdua dengan Ailee. Mereka saat ini berada di istana barat, tempat tinggal putra-putri Raja.

Ailee duduk dengan anggun khas bangsawan, walau membenci keluarga kerajaan tapi bukankah Ailee harus berpura-pura baik didepan mereka yang punya kuasa.

Ketika Ailee dan Aurora sudah duduk manis diatas kursi masing-masing, seorang pelayan menuangkan teh ke cangkir mereka masing-masing dengan hati-hati.

"Terimakasih sudah datang Ailee. Aku pikir kau tidak akan datang, jadi aku cemas sekali." ujar Aurora dengan senyum manis yang terlihat menjengkelkan dimata Ailee.

Walau Aurora tak punya masalah dengannya tapi Ailee merasa muak tiap berbicara dengan anggota keluarga kerajaan yang sialnya adalah kerabat Ailee sendiri.

Ailee membalasnya dengan senyum formal, lalu bergerak mengangkat cangkir didepannya. Berpura-pura meminum tehnya, lalu mengembalikan cangkir tersebut ditempat semula. Perhatian Ailee kembali pada Aurora yang terlihat canggung sendiri ditempat duduknya.

"Kau tahu Ailee. Aku selalu mengagumi mu sejak dulu?" Ailee yang mendengar itu menaikan alisnya bingung.

"Mengagumiku?" ulang Ailee dengan sedikit tertawa jenaka.

"Ya. Kau selalu terlihat keren dan kuat."

"Aku?"

Langit yang awalnya biru perlahan berubah warna menjadi jingga. Ailee dengan sabar membalas setiap kata demi kata yang dilontarkan tuan putri pada nya. Hingga seorang pelayan datang dan menginterupsi agar sang putri menghentikan acaranya.

"Senang berbincang denganmu setelah sekian lama, Ailee. Mari mengadakan pesta minum teh yang lebih besar setelah kau menikah nanti." ujar Aurora antusias sebelum menutup pembicaraannya.

"Maaf aku tidak bisa mengantarmu, aku ada urusan." sesal Aurora dengan tulus.

Setelah mengatakan itu, Aurora pergi meninggalkan Ailee yang masih duduk santai ditempat nya. Ailee menghela nafas.

Belum sempat Ailee berdiri untuk beranjak pulang, seseorang tiba-tiba duduk dibangku yang awalnya Aurora tempati.
Mata Ailee berubah tajam ketika melihat wajah seseorang didepannya. Ailee yang berniat berdiri mengurungkan niatnya.

"Ehkhem.... kau tidak ingin memberi salam pada pamanmu ini?" Suara pria itu terkesan lembut tapi juga tegas.

"Tidak." Balas Ailee singkat, padat dan ingin pulang.

"Bukankah seharusnya ada hal yang ingin kau bicarakan dengan ku?" tanya pria itu.

"Tentang apa?" ucap Ailee dingin.

"Pernikahan misalnya." Raja Pervin menyilangkan kakinya. terlihat santai dengan posisi tersebut.

"Ahh. Terimakasih sudah memberikan saya suami yang tampan. Saya pastikan tidak akan menyia-nyiakan nya." Ailee berucap datar.

Raja Pervin yang mendengar itu tersenyum.
"Jangan hanya berterima kasih padaku. Kau juga harus berterimakasih pada kakekmu Ailee. Jika bukan berkat beliau aku tak akan berani untuk menjodohkan mu. Apalagi saat melihat kebencian dimatamu itu." Jelas raja Pervin lembut dengan senyuman yang tak terlihat menurun.

Unknown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang