Nineteen - Peringatan

90 10 5
                                    

Kehadiran Sera dan Sambara di lokasi syuting, ternyata telah ditunggu oleh banyak orang. Selain ada Axel dan Amer yang secepat kilat datang ke lokasi, ada Pak Danu dan Pal Raon yang ternyata juga datang. Baik Sera maupun Sambara turun dari mobil dengan perasaan bingung. Memperhatikan setiap wajah masing-masing untuk menebak apa yang sedang terjadi.

Melihat kedatangan Sera, Lavanya bergegas untuk menghampiri. Mengabaikan Pak Danu yang menatap Sera tanpa ekspresi.

"Lo bego atau gimana sih? Harusnya lo calling gue aja kan bisa," serbu Lavanya yang tentu membuat Sera mengernyit bingung.

"Maksud lo apa? Ini juga kenapa mereka semua kumpul di sini? Ada pertemuan dadakan?" tanya Sera yang tidak tau apa apa.

"Iya, ada pertemuan dadakan. Dan itu karena kecerobohan lo dan Sambara!!" ucap Lavanya gregetan, lalu melangkah mundur saat Pak Danu datang di antara mereka.

"Seraphina Kalyani, bisa bicara sebentar?"

Mereka semua yang di sana hanya bisa diam. Menatap kepergian Sera bersama dengan Pak Danu, juga dengan Sambara yang bersama dengan Pak Raon. Sedangkan di sisi lain, Axel dan Amer saling menatap. Hingga sedetik kemudian Amer berdecak kesal.

"Lo sih penyebabnya. Segala ngide nyuruh Sambara buat jemput Sera lagi."

Axel menatap Amer tajam karena tidak terima harus di salahkan sendirian.

"Lah, lo juga ngapain main iya iya aja waktu gue minta tolong?"

"Yakali gue biarin Sera nungguin lo, kampret!!"

"Nah, lo tau itu. Makanya jangan asal nuduh orang!!"

Marendra yang berdiri tak jauh dari mereka, menghela napas berat. Kepalanya sudah pusing setelah menghadapi netizen di media sosial tadi, kini kepalanya kembali dibuat pusing karena harus melihat mereka saling adu mulut.

"Udah, mending lo pada nyusuin bos kalian. Kasihan Sera sama Sambara yang nggak tau apa-apa."

*****

Di dalam ruangan ber AC, Sera menyatukan tangannya di atas paha. Jujur, perasaannya saat ini terasa sangat gugup dan takut. Duduk di hadapan Pak Danu tanpa tau alasan pastinya, benar-benar sangat menggangu.

"Apa yang kamu lakukan, Seraphina?"

Kalimat yanya disertai nada menyindir dan serius itu mampu membuat jantung Sera berdetak kencang. Takut.

"Maaf, Pak. Tapi kalau boleh tau, apa yang telah saya lakukan?"

Terlihat Pak Danu menghela napas panjang. Beliau mengeluarkan handphone dan meletakkan tepat di depan Sera. Terlihat foto Sera dan Sambara yang sedang berada di satu mobil yang sama.

"Coba kamu jelaskan maksud dari foto ini apa!"

Sera sulit untuk berbicara karena dia benar-benar terkejut melihat gambar dirinya bersama Sambara. Kenapa secepat itu?

"Saya tau kamu ingin bebas. Tapi Sera, jangan pernah lupa bahwa kamu adalah seorang publik figure. Kamu juga harus terus mengingat bahwa kamera akan selalu memantau kamu dari semua sisi."

Sera merasa dirinya benar-benar ceroboh kali ini. Seharusnya, dia lebih baik menunggu Axel daripada harus pergi bersama Sambara.

"Maaf, Pak. Maaf atas kecerobohan saya," ucap Sera merasa bersalah.

"Ada yang perlu kamu ingat. Apartment yang sedang kamu tempati itu sudah dicurigai oleh banyak media setelah project film ini diumumkan. Sejak saat itu juga mereka selalu berdiri di sekitarnya dengan kamera kebanggaan mereka. Jadi, apa yang membuat kamu memiliki untuk memperlihatkan wajah sejelas ini saat kamu masih berada di daerah yang belum aman?"

Sera tak berani menatap wajah Pak Danu. Tentu dalam hati dia benar-benar merasa bersalah. Dia juga merasa bahwa kali ini dia benar-benar kelewatan.

"Project film ini adalah awal debut kamu sebagai aktris. project ini juga sebagai pembuka setelah kamu hiatus cukup lama. Kamu pasti tau sebesar apa Anogi dan fans solo kamu menunggu dengan perasaan yang senang. Jadi saya minta tolong sekali lagi kepada kamu, Sera."

Mendengar itu, Sera memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Menatap Pak Danu yang juga sedang menatapnya.

"Kerjakan project kamu kali ini dengan benar-benar serius. Jangan lagi membuat keputusan yang akan membawa kamu pada masalah yang lebih besar."

"Ah, satu lagi. Saya harap kamu benar-benar profesional dalam project ini, Seraphina. Saya berharap besar kepada kamu untuk tidak menghancurkan project ini karena satu hal pribadi yang sudah menyangkut soal perasaan."

*****

bye

Public FigureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang