Meet Again

38 21 40
                                    


Allah? Apakah ini jawaban dari istikharah yang aku lakukan?

-Muhammad Alif Arkanza Zein.

•|•

"Ssssttt" desis seseorang dalam sebuah bangunan gelap. "Gue di mana?" dengan memegang kepalanya yang masih berdenyut nyeri akibat pukulan dari mamah nya. Aqila mencoba berdiri dari baringnya.

"Ya Allah, gue dimana?" gumam Aqila.

Brak!

Suara pintu yang di buka keras oleh seseorang membuat Aqila kaget luar biasa.

"Huh! Siapa kalian!?" tanya Aqila pada dua orang berbadan kekar di hadapannya.

"Eh, neng geulis udah bangun ternyata" senyum smrik salah satu orang itu mengembang.

"Kenalan dulu dong" ucap seseorang yang satu.

"Gue bakalan nikmatin permainan kalian" -batin Aqila, senyum smrik mengembang di bibirnya.

"Nama gue Aqila. Lo berdua siapa?" tanya Aqila dengan berdiri dari duduknya.

"Oo Aqila? Ahah bagus juga seperti orang nya" dengan sengaja, satu orang itu menyolek tangan Aqila.

"Gue laper, pengen makan" ucap Aqila dengan menggandeng dua orang tadi. Berjalan keluar dari gedung.

Kedua orang tadi pun bingung, tidak ada rasa takut sama sekali di wajah Aqila. "Hus!" salah satu preman itu memberi kode pada teman satunya. Seakan ia bertanya 'kok gini?'.

Sementara yang lain hanya menggedikan bahu. "Lo mau bawa kita kemana?" tanya preman itu.

"Makan, kan gue laper" jawab Aqila enteng, sangat enteng.

Hingga kini mereka ber tiga sudah berada di jalan raya. "Saatnya gue beraksi" -batin Aqila.

"TOLONG, TOLONG, PLIS SIAPAPUN TOLONGIN GUE!!" Aqila teriak histeris. Membuat kedua preman tersebut seolah tersihir dengan teriakan Aqila.

"Diem gk lu! Heh!" satu preman tersebut membekap mulut Aqila. Namun, segera Aqila menggigit tangan nya. Aqila menendang betis preman itu.

"Auss, gob*ok!" satu preman selesai. Aqila berlari untuk menghindari preman yang satu lagi.

"Kejar!!!" ujar preman yang kesakitan itu.

Aqila berlari tanpa tujuan. Kini jalanan benar-benar sepi, HP nya pun tak dia bawa. Lalu dia mau menghubungi siapa? Nyeri di kepala akibat pukulan sapu masih bisa Aqila rasakan.

Aqila berhenti di sebuah semak-semak. Berharap tidak di temukan oleh preman yang mengejarnya tadi.

"Ya Allah, tolong" -batin Aqila seraya membekap mulutnya sendiri.

"Sial! Kemana cewek sialan itu?!" ucapan preman  tersebut, mampu membuat Aqila merinding. Dia harus lepas, apa jadinya jika dia tidak lolos.

Saat ingin berlari secara diam-diam, Aqila malah mengundang ranting pohon yang kering.

Krecek

ALIFANA (Ketika Aku Sudah Jatuh Pada Matamu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang