Supermarket

17 12 9
                                    


ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH. MAU BILANG, SEBENARNYA AKU NIAT JADIIN GUS ZIZAN ITU VISUAL ALIF. TAPI, UDAH IZIN DAN BELUM DAPET JAWABAN🙃.
JANGAN LUPA VOTE NYA, SEKARANG GAK LU?! 👊





"Bang, Anna mau ke Supermarket, abang anterin ya?" dengan menarik tangan abangnya yang sedang santai, Anna memeberikan pupy eyes-nya itu.

"Nggak sama kaka kedua kamu?" tanya Alif.

Anna mengangkat kedua alisnya bingung. "Sek, siapa?" tanya Anna.

"Mba Aqila" jawab Alif dengan posisi tetap duduk.

"Mba Aqila lagi di kamar--" ucapan Anna berhenti saat Aqila berlari menuju ke arahnya.

"Ayok, Na!" ucap Aqila semangat.

Menatap tak percaya pada Aqila, dengan netra yang sedikit melebar dan mulut ternganga. Netral hitam legam milik Alif, kini menatap lekat pada Aqila.

Pakaian Aqila sudah tidak seperti dulu lagi, yang menggunakan celana levis warna hitam dan baju lengan pendek. Atau, celanan selutut dan baju pendek. Namun, Aqila menggunakan celana kulot panjang, baju berlengan panjang, satu lagi! Jilbab.

"Cantik"-batin Alif.

"Maa sya'a Allah, mba! Cantik banget!!" Anna melepaskan tanganya dari si Abang, dan dia berlari ke arah Aqila.

"Gimana? Cantik kan?" dari arah belakang, Alina menghampiri Aqila dan Anna.

"Ini punya Bunda?" tanya Anna.

Alina mengangguk, "dari pada nggak kepake. Jadi, Bunda kasih buat Aqila. Sekalian belajar pake jilbab. Aqila mau kan?"

Dengan ragu, Aqila mengangguk. "Makasih ya, Tan" ucap Aqila.

"Yaudah sana, katanya mau ke Supermarket. Mau naik Taxi apa bunda anter pake mobil?" tanya Alina.

"Motor , ada nggak Tan?" tanya Aqila, memberanikan diri.

"Alif, motor kamu gimana?"

Deg!

"Motor Alif?" -batin Aqila.

"Ada, Nda. Mau Alif ambilkan?" jawab Alif dengan menatap bundanya.

Sang bunda tersenyum dan mengangguk. "Aqila kamu hati-hati bawa motornya"

"Iya, Tan. Siap!" jawab Aqila dengan memperagakan hormat.

"Oh ya, Tan, besok Aqila mau pulang ke rumah" ucap Aqila.

"Loh, mba? Nanti kalau mamah mba---" ucapan Anna terhenti kala Aqila menempelkan jari telunjuk ke bibir Anna.

Anna sudah mengetahui semuanya, karena Aqila menceritakan nya. Saat Aqila bercerita pun, Anna tidak sanggup untuk menahan air mata yang jatuh ke pipinya. Sungguh, hidup Aqila begitu menyakitkan menurut Anna.

"Hussss. Maksudnya, mamah aku nanti kaget, kan Anna?"

Alina bingung memperhatikan keduanya. Sedangkan Anna hanya tersenyum dengan penuh penekanan.

ALIFANA (Ketika Aku Sudah Jatuh Pada Matamu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang