Chapter 56

87 3 1
                                    

"Aku bertanya-tanya kenapa dia tiba-tiba mengatakan dalam keadaan darurat. Tapi dia membawa kita ke sini benar-benar untuk pamer?"

"Benar-benar untuk memamerkan putrinya."

"Nikmati sajalah. Jika tidak ingin berakhir seperti Raymont."

Duke Seymour muncul di ruang konferensi, membawa semua tetua dan asisten mereka yang sedang dalam perjalanan untuk bekerja di menara.

"Sangat tiba-tiba sekali."

Para penyihir yang datang untuk mempelajari formula menegakkan punggung mereka yang bungkuk dengan ekspresi lelah.

Setelah beberapa saat, saat Putri Deborah naik ke podium, rasa tegang melanda ruang kelas lebih dari biasanya.

"Jaga ekspresimu dengan baik. Sekalipun konferensinya kaku, kamu tidak boleh menunjukkannya."

"Aku akan melontarkan semua pujian yang aku tahu."

"Ini hal sepele. Aku dulu berada di paduan suara untuk anak-anak. Aku bisa menyanyikan 12 bait pujian."

Para tetua Menara Sihir yang merencanakan pertunjukan yang sengit sambil melatih otak mereka, justru terkesan dengan konferensi sang Putri.

Karena Putri Deborah memberikan konferensi dengan antusias terlihat seperti seorang guru terkenal di Daechi-dong* untuk mempromosikan formula tersebut.

"Oh. Begitu."

Deborah jelaskan dengan mudah agar bisa dipahami.

"Karena dia yang memperbaiki formula, Putri lebih mengerti dengan konsep dan cara menggunakannya daripada orang lain."

Para tetua tidak perlu membuka mulut mereka.

Setelah konferensi sang Putri, mereka hanya perlu menggunakan semua kata-kata untuk menyanjung. Sampai-sampai bibir mereka bengkak.

Di akhir presentasi, para tetua yang berhubungan dengan Duke Seymour beruntung.

"Itu adalah konferensi yang luar biasa."

"Cukup baginya untuk ditunjuk sebagai profesor penuh waktu di Akademi."

"Ya, memang."

Duke Seymour yang telah meringis dengan tangan bersilang, mulai menggerakkan bibirnya yang tipis.

"Ya!"

Duke tidak tahan jika tidak bisa menyombongkan diri tentang putrinya.

Saat itu.

Plok. Plok. Plok.

Tepuk tangan meriah dari suatu tempat menajamkan mata para tetua.

'Siapa yang berani bertepuk tangan? Putri bahkan belum meletakkan kapurnya.'

"Yah, aku terkesan."

Count Almare memberikan tepuk tangan meriah dengan wajah bersemangat. Aktor opera itu juga memiliki bakat akting untuk menangis.

'Bajingan tua itu mulai bertepuk tangan dengan meriah?'

'Hidup adalah masalah waktu. Apakah kamu mengerti?'

"Dia sedikit berlebihan, bukan? Aku akan menggunakan sihir perbesaran suara untuk meningkatkan suara tepuk tangan."

Dalam waktu singkat, tepuk tangan meriah terdengar seolah-olah ruang konferensi akan segera menghilang. Putri Deborah berhasil menyelesaikan konferensi pertamanya.

☆☆☆☆☆

Deborah mengusap matanya.

Karena Duke Seymour yang menghadiri konferensi dengan orang-orang murung berjubah hitam, ketegangan Deborah berlipat dan dia kelelahan lebih awal.

The Perks of Being Villainess / Isn't Being A Wicked Woman Much Better?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang