Chapter 2

126 7 0
                                    

Setelah pertengkaran dengan wanita tua itu dan kecelakaan yang terjadi setelahnya, dia tersadar dan melihat sekeliling ruangan asing yang terlihat.

Terbaring di tempat tidur dengan kanopi putih dan tirai.

Ukuran ranjangnya bisa menampung tujuh orang dewasa.

Di manakah ini?

Dohee menatap tirai yang disulam halus dengan benang emas dan mawar.

Setelah beberapa saat, dia terbangun mengingat kecelakaan sepeda motor yang terjadi.

Dia merasa seakan-akan semua tulangnya remuk dan ototnya robek.

Namun, setelah diamati secara dekat saat itu juga, tubuhnya tampak baik-baik saja. Selain itu, dia bahkan tidak merasakan sakit.

Setelah melihat tubuhnya dengan jelas, terlihat dadanya yang besar dan itu membuatnya gugup.

"Apa ini...?"

Merasa bingung, Dohee bergantian melihat dadanya lalu kesekelilingnya.

Kemudian turun dari tempat tidur dan melihat diri sendiri di cermin.

"Wow."

Tersentak.

Itu karena, alih-alih wajah yang biasa dilihat setiap hari, wajah yang terpantul di cermin adalah wajah seorang wanita cantik dengan ekspresi yang tajam alami.

Dia adalah seorang wanita yang memukau dengan rambut ungu cerah dan mata semerah delima.

"Mengesankan...."

Setelah beberapa saat, Dohee menampar diri sendiri dua kali untuk menyadarkan diri.

PLAK! PLAK!

Pipi pucat wanita cantik yang terpantul di cermin terlihat menggembung.

Namun, dia tidak bisa menahan diri karena merasa harus terbangun dari mimpi konyol ini.

"Oh ... sakit."

Tapi, kenapa dia belum bangun juga?

Dohee berada dalam mimpi yang terlalu nyata.

Tiba-tiba, sebuah suara tajam menusuk gendang telinga.

Ketika dia mengalihkan pandangan ke arah suara itu, semangkuk oatmeal terjatuh di lantai dan seorang wanita yang mengenakan pakaian pelayan gaya barat terduduk dengan ekspresi ketakutan.

Begitu tatapan mereka bertemu, wanita itu menundukkan kepalanya dan berkata,

"Saya mohon maaf! Saya pasti buta! Saya bersalah karena telah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni bahkan dengan nyawa saya sendiri! Tolong maafkan saya, Putri Deborah."

Deborah? Nama itu terdengar cukup familiar.

Seketika dia teringat di mana pernah tahu nama itu. Deborah, adalah nama tokoh penjahat dalam sebuah novel yang tidak populer untuk orang dewasa berjudul "Swallow the Black Thorn." Dohee selalu membeli chapter barunya sampai ceritanya tiba-tiba dihentikan.

Deborah adalah penjahat yang diciptakan oleh penulis untuk mengganggu tokoh utama wanita dengan trik-trik licik. Selain itu, bahasanya yang kasar selalu menjadi topik komentar utama dalam "Swallow the Black Thorn."

Situasi ini tidak masuk akal, kecuali jika Dohee merasuki tokoh jahat dalam novel. Ini juga bukan mimpi karena dia merasakan sakit yang sangat saat menampar pipinya dua kali. Selain itu, dia melihat dengan jelas mata serta rambut dengan warna yang sama dengan Deborah seperti yang dijelaskan dalam novel.

Ketika perlahan-lahan mencoba memahami apa yang telah terjadi, seorang pria paruh baya dengan mata abu-abu perak yang tajam masuk keruangan.

"Ada ribut-ribut apa ini?"

The Perks of Being Villainess / Isn't Being A Wicked Woman Much Better?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang