|38| Incident

3.1K 366 88
                                    

Rival
By Rayhan Semesta


"Baik, sekian untuk pelajaran hari ini, jangan lupa minggu depan tugasnya dikumpulkan ya.. Oh iya, dan juga karena habis istirahat nanti guru-guru ada rapat, jadi seluruh kelas akan jamkos.. Kalian boleh ke kantin asalkan jangan bikin ribut."

Ucap bu Nia sambil membereskan buku di atas meja guru. Saat mendengar pengumuman bahwa akan ada jamkos, tentu saja para siswa dan siswi tak bisa menahan rasa senang mereka. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa pelajaran sesudah istirahat itu adalah matematika.

"Puji Tuhan! Ga matematika coy!"

"Demi apa?! Keajaiban dunia seribu tahun sekali ini!"

Ujar beberapa siswa seraya bersorak, bahkan ada yang bersujud di belakang kelas dan roll depan di atas meja saking senangnya.

Sementara itu sesuatu yang cukup aneh terlihat di belakang kelas, yakni kedua berandal Bentala yang tak kunjung berkutik dari bangku. Padahal seharusnya saat ini merekalah yang paling bersemangat, namun kali ini kedua pemuda itu tetap diam di bangkunya seraya menjawab beberapa pertanyaan kosong.

"Ngerjain apa lo berdua? Ga ke kantin?"

Rio yang entah sejak kapan telah memegang es krim di tangan melontarkan pertanyaan pada kedua temannya.

"Gue ga dulu."

"Gue juga."

Ucap Ricky dan Gyuvin bergantian dengan netra yang masih fokus pada lembaran soal di hadapan. Raut mereka serius mengingat tumpukan di meja harus dikumpulkan saat bel pulang nanti. Salah sendiri sering bolos hanya demi tidur siang.

Rafael yang sedari tadi telah merasakan aura kelelahan dari kedua temannya memutuskan untuk menarik Rio menjauh agar pemuda itu bisa diam.

Seiring berjalannya waktu satu per satu murid mulai keluar dari kelas, entah itu untuk pergi kulineran di kantin, bermain, atau sekedar mengobrol di koridor.

"Fuckin' hell! Banyak banget jancok."

Umpat Ricky saat menyadari bahwa tugas di hadapannya tak kunjung menyusut.

"Heh! Omongannya dijaga! Lo lagi hamil jangan ngomong yang jelek-jelek."

Tukas Gyuvin sambil menyenggol lengan Ricky. Takut saja jika bayinya nanti mendengarkan lalu meniru perkataan Ayahnya saat lahir nanti. Begini-begini Gyuvin tetap ingin anaknya tumbuh sebagai pribadi yang baik dan sopan.

"Sorry."

Ucap Ricky lirih sebagai tanggapan.

Tepat setelah bel masuk listirahat kedua berbunyi, akhirnya si legam dan si pirang telah menyelesaikan tugasnya.

"Akhirnya.."

Ujar Gyuvin sambil meregangkan tubuhnya, sedikit memandang bangga pada tugas yang telah ia selesaikan meskipun tak bisa dipungkiri jika saat ini jari-jari tangannya telah mati rasa.

"Haduhh finally.."

Ricky meletakkan kepalanya di atas meja, ia turut menghela nafas.

"Semoga anak gue ga ikutan pusing karena sekarang gue pusing banget."

Gumam Ricky kecil sambil mengusap perutnya dari balik seragam. Gyuvin yang mendengar perkataan si pirang hanya bisa menahan senyuman. Gemas sekali kekasihnya itu.

"Ayo buruan dikumpulin ke ruang guru."

"Bentar, tugas kemarin juga dikumpulin."

Gyuvin merogoh tasnya saat ingat bahwa ada tugas yang juga telah mereka kerjakan di rumah kemarin.

𝐑𝐢𝐯𝐚𝐥 [Gyuicky]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang