halowwww aku kambek
happy reading🙇🏻♀️🙇🏻♀️
💥💥💥
"Gue nggak nyangka Hekal bisa menangin pertandingan tadi," celetuk Jefan yang baru saja datang ke gazebo dekat taman belakang markas Revlogaz. Bergabung dengan Jenggala yang sejak tadi menyendiri ditempat sepi ini.
Jenggala yang melihat kedatangan Jefan terkekeh pelan. "Naha acan hees?"
Jefan mengedikan bahunya. "Acan tunduh, daripada cicing dijeuro, mending diuk didieu jeung maneh," ucap Jefan yang kini memilih merebahkan dirinya dengan satu tangan yang dijadikan sebagai bantalan.
Tadi, setelah pertandingan boxing antara Hekal dan Geri selesai, para anggota inti Revlogaz Gang yang tak lain adalah Jenggala dan para sahabatnya memilih untuk menginap di markas dan mengadakan acara makan bersama dengan para anggota lain sebagai bentuk rasa kebahagiaan mereka atas kemenangan yang di bawa sang panglima malam ini.
Dan setelah acara makan-makan selesai, para anggota memilih berpencar, ada yang pulang ke rumah masing-masing, ada yang bermain game, ada yang tetap kumpul untuk mengobrol, dan ada yang memilih tidur juga, seperti Anselo, Calvino, Arjuna, Hekal dan Jean.
Berbeda dengan Jenggala yang langsung pergi menyendiri di area taman belakang markas dengan sebungkus rokok dan secangkir kopi hitam pekat favoritnya. Dan juga Jefan yang memilih duduk anteng di ruang santai markas dengan setumpuk kertas penting juga sebuah laptop yang ada dipangkuannya. Sebelum remaja laki-laki itu memilih untuk meninggalkan segala tugasnya dan menghampiri Jenggala ditempat sepi ini.
"Gue mau nanya, Gal."
Jenggala mengangguk. "Nanya aja, nanti gue jawab."
Jefan tersenyum tipis, matanya kini dia pejamkan. Menikmati hembusan angin malam yang mulai terasa menusuk kulitnya. "Anasera?"
Jenggala ikut tersenyum. Walau matanya kini tak menatap ke arah Jefan, dirinya sudah bisa merasakan adanya respon positif dari remaja laki-laki itu. "Dia perempuan baik, Jef, gue deket sama dia baru beberapa minggu ini, tapi hati gue nyaman, dia orang yang apa adanya, dia perhatian, dia bener-bener sembilan puluh persen mirip Bunda, gue … sayang sama dia."
"Perjuangin, Gal, kayak lo perjuangin hidupnya Hekal. Jujur, sejauh ini gue kenal sama lo, kayaknya baru sekarang gue ngeliat lo jatuh cinta, dan lo jatuh cinta sama perempuan spesial, perempuan yang dijaga baik sama Claudia dan Vio, dua cewek berandalnya SMASTAR."
Jenggala mengangguk pelan. "Gue pasti bakal perjuangin, tapi … gue nggak tau apa-apa soal perempuan, Jef, gue takut salah langkah," ujarnya dengan nada pelan.
Mendengar itu, Jefan membuka matanya. Lalu remaja laki-laki itu segera mendudukkan dirinya dan menatap penuh ke arah Jenggala. "Semua perempuan itu beda, Gal, mereka nggak sama, lo juga nggak perlu takut salah langkah. Karena taktik pertama dalam mengambil hati perempuan cuma satu, pahami dia dengan baik, dan lo bakal tau apa aja yang lo butuhin buat ngebahagiain dia nanti."
Jenggala tersenyum tipis. "Oke, Jef, gue bakal ikutin saran dari lo."
"Semoga berjalan baik, gue bakal selalu dukung lo, selagi itu semua hal positif."
💥💥💥
"Gue denger-denger dari Vio, Anasera baru aja dirundung, katanya sih sama Namira, lo udah tau?"
Jenggala mengangguk pelan. "Udah, Jef, dan itu yang daritadi gue lamunin di sini."
Jefan mengernyit heran. "Ngapain dilamunin?"
Jenggala menghela nafas panjang. "Dari info yang gue denger-denger, Sera dirundung sama Namira karena deket sama gue, dan mungkin lo perlu tau, Jef, kalo ketakutan yang selama ini ngehantui gue setelah deket sama Sera cuma itu. Gue takut Sera kenapa-napa karena dia deket sama gue, ini baru Namira, gimana kalo sampe musuh-musuh gue, atau musuh-musuh Revlogaz tau soal Sera? Mereka mungkin bakal lakuin hal yang lebih buruk dari yang Namira lakuin hari ini ke perempuan kesayangan gue, Jef."
Melihat keputusasaan Jenggala, Jefan menepuk pelan bahu sahabatnya itu. Mencoba menguatkan. "Semua keputusan yang diambil sama manusia emang selalu punya dampaknya, Gal, entah itu baik atau buruk, semua bakal ada pada masanya. Nggak perlu lo takutin, lo cuma perlu jalanin dan terima dampak itu, walaupun itu buruk, kalo lo udah ada planning dan niat yang kuat dari sekarang buat memperbaiki dampak buruk itu, gue yakin semua bakal baik-baik aja. Lo bisa, Gal, kalo lo berfikir lo pasti bisa, percaya sama gue."
Jenggala yang melihat energi positif dari Jefan kini mulai terkekeh pelan. Lalu remaja laki-laki itu mengangguk singkat.
Jefan kini ikut terkekeh. "Harus percaya diri, Gal, lo 'kan leader kita, kalo leadernya aja nggak percaya diri, gimana sama anggotanya?"
Mendengar itu, Jenggala menggeleng pelan. "Iya, Jef, iya. Gue bakal percaya diri, tenang aja, walaupun masih agak sedikit ragu sih."
"Soal?"
"Musuh Revlogaz."
Jefan mendelik kesal, lalu berdecak malas. "Ngapain mikirin musuh? Sampe lo sakit juga nggak akan kelar-kelar kalo yang dipikirinnya begituan," ucapnya dengan raut kesal.
Jenggala berdecih. "Gue bukan mikirin musuhnya, tapi gue mikirin Sera-nya, gimana kalo sampe dia ketemu salah satu musuh gue? Atau musuh Revlogaz? Lo 'kan tau sendiri kalo Wonder Girls bukan geng motor, mereka mana ada diajarin caranya--"
"Lo lupa siapa leader Wonder Girls?" potong Jefan cepat. Remaja laki-laki itu langsung bersidekap dada dengan wajah sombong saat melihat keterdiaman Jenggala. Hey, jangan pernah anggap remeh Wonder Girls. Karena walaupun mereka bukan geng motor, ketua dan wakilnya adalah sosok yang kekuasaannya lumayan disegani oleh anak jalanan kota Bandung.
"Claudia dan Violetta, lo lupa siapa yang bisa bikin Hekal babak belur sampe mampus? Lo lupa siapa yang berani lima lawan satu pake tangan kosong? Mereka, Gal. Jangan pernah lo ngomong gitu depan Claudia apalagi Vio, masih bagus gue peringatan lo sekarang sebelum lo kena hajar sama tuh cewek sangar," jelas Jefan cepat. Membuat Jenggala segera tersadar akan perkataannya.
Jefan yang melihat wajah linglung Jenggala pun menghela nafas panjang. "Kalo emang lo takut Anasera bakal kenapa-napa sama musuh-musuh kita, lo jaga dia, Gal, kalo emang lo niat mau jagain dia. Tapi kalo lo cuma mau main-main doang, mending--"
"Gue serius, Jefan! Mana ada main-main!" potong Jenggala dengan raut jengkel. Membuat Jefan terkekeh kecil karenanya.
"Yaudah, kalo emang lo serius, jaga dia, Gal, lo bikin planning dari sekarang tentang gimana caranya lo lindungi dia dari semua kemungkinan-kemungkinan membahayakan yang lo takutin. Jangan cuma lo khawatirin atau lo lamunin, nggak akan ada gunanya, yang ada Anasera kabur atau diambil orang, mau lo?"
Jenggala mendelik kesal. Walaupun Jefan sedikit bawel dan mengesalkan malam ini, Jenggala sangat bersyukur bisa berbagi cerita dengan remaja laki-laki itu. Karena seperti yang dia tau, mau sesulit apapun masalah yang dia hadapi saat ini, para sahabatnya--termasuk Jefan--pasti punya seribu satu cara untuk membuatnya mendapatkan solusi terbaik dari semua masalah.
"Thanks buat semua sarannya, Jef, makasi juga udah mau dengerin keraguan gue."
Jefan tersenyum tipis. Lalu mendekat ke arah Jenggala dan merangkul sahabatnya itu dengan wajah sumringah. "Santai aja, Gal, kayak sama siapa aja, anjir!"
💥💥💥
note:
• 'naha acan hees?' artinya 'kenapa belum tidur?'
• 'acan tunduh, daripada cicing dijeuro, mending diuk didieu jeung maneh' artinya 'belum ngantuk, daripada diem di dalem mending duduk disini sama lo'terima kasih sudah bacaa!! jangan lupa votmentnya yesss😚😚
see u!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Dari Bandung: 10 Kisah Kita
Подростковая литература。:゚✧゚:。 Anasera Auryna. Gadis manis yang sayangnya seorang tunarungu. Wajah cantik, otak yang cerdas, juga sikap santun dan ramahnya tidak akan pernah terlihat hanya karena satu kekurangan itu. Anasera selalu diperlakukan tidak adil, membuatnya m...