Dor! Dor! Dor!
Tenang saja itu bukan suara tembakan dari senjata api, melainkan suara ketukan pintu yang di Ciptakan oleh seorang gadis yang tengah menaruh kedua tangannya di pinggang sebagai tanda kesal
"Bangun woy! Bangun!"
Berisik? Memang. Entah siapa yang sedang dia bangunkan, yang pasti di pintu tersebut tertera Nomor 007. Padahal kamar itu terletak di ujung, tapi entah kenapa dia hanya mengetuk pintu tersebut.
Merasa terganggu dengan suara ketukan pintu yang tak ada hentinya sejak tadi akhirnya si penghuni kamar tersebut membuka pintu kamarnya, dia langsung di suguhi wajah gadis yang tengah menahan amarah. Dengan wajah khas bangun tidurnya dia akhirnya mengeluarkan suara. "Apaan?" tanya laki-laki tersebut dengan suara yang sangat berat yang selalu terdengar jika kita baru saja terbangun dari tidur.
"Pake nanya! Tuh di suruh Kak Acel sarapan, bangunin yang lain gih." jawab gadis tersebut sambil menahan amarahnya.
Yap! Alasan gadis ini hanya mengetuk kamar Nomor 007 saja, karena dia sudah tahu bahwa penghuni kamar yang lain pasti sedang tidur di kamar Nomor 007 tersebut. Seperti sekarang terlihat dari balik pintu banyak laki-laki yang sedang tertidur pulas? Kelihatannya seperti itu, tetapi posisi tidur mereka sungguh aneh, tak tertata dengan rapih dan tertidur dengan posisi yang sungguh acak-acakkan.
Bukan nya kembali masuk untuk membangunkan yang lain, laki-laki yang baru saja bangun tersebut malah keluar dari kamar. "Bangunin sendiri gih, gua mau cuci muka dulu." katanya sambil berlari menjauhi posisi gadis itu, lalu sekarang dia masuk ke dalam kamar sebelahnya, yakni kamar nomor 006.
"Woy!" Gadis itu ingin sekali memukul laki-laki tersebut, bukanya membangunkan yang lain dia malah kabur menuju kamarnya, benar-benar menyebalkan.
Dengan perasaan kesal, dia masuk ke dalam kamar Nomor 007. "BANGUNN." teriak gadis tersebut, beberapa orang yang berada di dlama kamar pun tentunya merasa terganggu dengan suara yang merusak dunia mimpi mereka itu, akhirnya beberapa dari mereka mulai terbangun."Berisik banget sih buset dah." ujar seorang laki-laki yang tertidur dengan posisi badannya yang tertindih oleh beberapa kaki.
"Bangun! Di suruh kak Acel sarapan, ayok bangun!" Gadis tersebut sambil sesekali menarik mereka yang sedang berbaring agar segera berdiri dan bangun.
"Bangun woy bangun!" kata seorang laki-laki dengan kumis tipisnya, sepertinya dia yang paling tua di antara mereka karena terlihat dari wajahnya. Dia mencoba untuk membangunkan yang lain dengan menampar wajah mereka, padahal dirinya sendiri terlihat masih ingin menutup matanya untuk tidur kembali, tetapi itu adalah hal yang mustahil, apalagi di kamar ini terdapat kehadiran gadis dengan suara cemprengnya itu.
"Ya udah, bangunin deh Om mereka, aku mau ke bawah bantuin Kak Acel." katanya sambil pergi dari dalam kamar No 007 lalu langsung berlari menuju ke dapur yang berada di lantai bawah.
Yap! Rumah ini berlantai dua, sebenarnya ini adalah sebuah kost-an, tetapi dari luar kost-an ini tampak seperti rumah biasa. Dengan dua lantai dan rooftop di atasnya. Saat pertama kali masuk kita akan melihat sebuah ruang tamu yang sudah ada Televisi beserta Sofa di dalamnya dan juga satu karpet berwarna abu-abu muda di bawahnya, di sebelah kiri terdapat dua kamar dengan tulisan Nomor 001 dan Nomor 002 di pintunya masing-masing, lalu di sebelah kanan juga terdapat dua kamar dengan Nomor 003 dan Nomor 004 di pintunya.
Lalu di belakang ruang tamu terdapat dapur beserta meja makannya, juga kamar mandi. Saat berada di dapur kita bisa melihat sebuah tangga yang mengarah ke lantai dua. Sama seperti saat di lantai pertama, kita bisa melihat dua kamar di sebelah kiri dan juga di sebelah kanan, di mulai dari kamar Nomor 005 dan Nomor 006 yang berhadapan dengan kamar Nomor 007 dan Nomor 008.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Nobis
Fanfiction"Pertemuan kita tak terduga, namun dari momen itu, tercipta sebuah keluarga yang tak ternilai harganya."