Kegelapan masih menyelimuti langit ketika alarm berbunyi lembut di sudut kamar. Suara itu membangunkan sosok yang berbaring di tempat tidur, mengusik keheningan malam yang belum sepenuhnya pergi. Dengan gerakan perlahan, dia bangkit, meregangkan tubuh yang terasa berat oleh kantuk. Udara pagi yang dingin menyentuh kulitnya, membuatnya menggigil sejenak.
Jendela kamar masih tertutup, tapi dia tahu, di luar sana dunia masih terlelap. Tak ada suara burung, tak ada sinar jingga di cakrawala—hanya keheningan. Namun, dia sudah terbiasa dengan momen ini. Dia menyukai ketenangan sebelum hiruk-pikuk kehidupan mulai menggema.
Sebelum beranjak dari kasurnya, dia menatap sang adik masih tertidur pulas di sebelahnya meskipun alarm berbunyi sedari tadi. Dia beranjak dari kasurnya membenarkan selimut adiknya yang terlepas sedikit lalu mencium keningnya. Dengan langkah hati-hati, dia menuju dapur. Lampu temaram menyala, menerangi ruangan itu. Tangan terampilnya menyiapkan secangkir kopi hangat, uapnya mengepul, menghangatkan jemari yang menggenggam mug. Saat menyesap perlahan, pikirannya mulai terisi dengan rencana-rencana hari ini.
Di luar, embun pagi masih menetes dari dedaunan, dan kabut tipis menutupi jalanan. Waktu seolah berhenti sesaat. Dia menarik napas dalam, menikmati damainya dunia yang belum terbangun, sementara dia, seperti biasa, sudah mendahului matahari.
Dengan telaten dia memotong beberapa sayuran sambil memanaskan air, dia berencana membuat sup untuk sarapan hari ini. Setelah selesai memotong semua sayuran, dia berencana untuk menyapu rumah sebelum akhirnya ada seseorang yang datang dari tangga menghampiri nya sambil menguap.
"Pagi.. Kak Acel.." ucapnya lesu karena dirinya masih mengantuk.
"Pagi juga Rai," ucap Nachel sambil tersenyum "Cuci muka dulu gih biar seger." lanjutnya.
Rai pun langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, tak lama datang dari kamar no 3 bernama Fazhad, dia adalah penghuni baru di kost-an ini, sekitar beberapa Minggu Fazhad sudah tinggal di sini.
Fazhad mengisi kamar nomor 3 yang sekarang sudah kosong hampir 1 bulan karena Zre pindah di karenakan dia di oper ke cabang lain oleh restorannya, begitupun Ryan. Jadi sekarang kamar nomor 4 masih kosong tanpa penghuni.
"Pagi Kak Acel." sapa Fazhad kepada Nachel.
"Pagi juga Fazhad, cuci muka dulu gih biar seger." ucap Nachel kepada Fazhad, Fazhad pun hanya mengangguk lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Setelah selesai Rai dan Fazhad menghampiri Nachel kembali.
"Sini Kak aku aja yang nyapu sama ngepel nya." ucap Fazhad yang langsung mengambil sapu yang sedang di pegang oleh Nachel, mau tak mau dia menerima bantuan dari Fazhad.
"Makasih," ucapnya sambil tersenyum kepada Fazhad, "Yaudah aku mau lanjut masak ya!" Nachel pun hendak beranjak pergi ke dapur untuk kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Aku aja kak yang masak, Kakak bangunin penghuni yang lain aja. Aku males kalo bangunin mereka, apalagi yang di lantai 2, susah di bangunin nya." ucap Rai sambil mengeluarkan unek-uneknya yang setiap hari dia keluar kan saat membangunkan penghuni yang lain.
Nachel tertawa ringan, "Yaudah aku bangunin mereka dulu yaa.. Fazhad alat pelnya ada di kamar mandi ya!" ucap Nachel memberi tahu dimana letak alat pelnya agar Fazhad tidak kesusahan mencarinya.
"Rai airnya udah aku panasin, sayuran nya juga udah aku potong-potong kamu tinggal lanjutin aja, bisa kan?" kali ini Nachel memberi tahu Rai apa yang harus di lakukan nya.
"Aman Kak." ucap Rai sambil mengacungkan jempolnya, Nachel pun hanya tersenyum lalu pergi ke kamar no 1 yang dimana itu adalah kamar dirinya dan Fiona adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
De Nobis
Fanfic"Pertemuan kita tak terduga, namun dari momen itu, tercipta sebuah keluarga yang tak ternilai harganya."