2. Sagara

589 87 16
                                    


“Mungkin aku telah salah,

Memilih hati yang tak sungguh sejalan.”

AUTHOR POV


Time skip to two years later.


“Belok kiri, rumah nya nomor 39, pagar hitam,”

Hagi memberhentikan motor nya tepat di depan sebuah rumah- hampir menyamai mansion dari betapa besarnya rumah tersebut. Pagar hitam yang menjulang tinggi dengan ada jeruji-jeruji tajam diatas nya.

Hagi melihat kaca spion sembari merapihkan rambut hitam nya, sesekali ia tersenyum gemas saat ada wajah mungil nan polos yang ikut melihat bayangan dia dari spion.

“Saga,” panggil Hagi lembut, menangkup wajah yang selalu mengingatkan dia akan seseorang.

“Ayah,” Hagi menunjuk dirinya sendiri, “Mau” Hagi menenteng satu tote bag berisi makanan dan menunjukkan nya pada Saga.

“Anterin ini ya,”

“Boleh, engga?”

“….”

“…aaa,”

“Pinter, sayang. Saga pasti pelan-pelan bisa lancar ngomong nya. Saga ngerti yang ayah maksud,”

Memiliki anak dengan disabilitas bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihadapi. Nenek dari Saga sebenarnya sudah curiga dari kebiasaan Saga sejak menginjak umur satu tahun, dia tidak seperti anak anak lainnya.

Saga cenderung diam dan bahkan tidak merespon dengan suara keras yang ada di sekitarnya. Sejak saat itu, Hagi tau apa yang menimpa anak tunggal nya. Ibunya bahkan bilang ini adalah efek samping dari Irene yang sempat mengonsumsi beberapa obat untuk menggugurkan Saga.

“Saga, tunggu disini ya,” ucap Hagi lalu mencium kening Saga yang duduk anteng di kursi khusus bayi yang Hagi pasang.

“Permisi,” Hagi menekan bel.

“Ya sebentar, go food atas nama- Ya tuhan,”

“H-hagi?”

Seorang perempuan berambut dark brown sebahu itu berdiri di depan pagar, matanya terbelalak kaget saat melihat siapa yang mengantarkan pesanan nya. Ia juga mendapati ada seorang anak kecil di motor, menambah rasa terkejut nya.

“Sudah non tunai ya, ini, terimakasih,” ucap Hagi cepat, ia menundukkan kepala dan cepat-cepat kembali ke motor, namun wanita itu lebih cepat menarik tangan nya.


“Hagi, please, a-apa dia Sagara?”

“K-keponakan ku?”

“Mohon maaf, jangan mengusik privasi saya,”

“Hagi-“

“Anda bukan kakak ipar saya lagi, nona Yovela yang terhormat.”

Perempuan bernama Yovela itu akhirnya melepas cengkraman nya dari Hagi, “Oke, oke. Aku hanya terkejut, maksudnya, aku pesen makanan dan, aku bisa melihat Saga-“

You Are Losing Me | SEULRENE | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang