4. Tak Dianggap

582 86 43
                                    

AUTHOR POV











"Kak Hagi, ini mobil siapa-"

"...kak Irene?"

Rina menyaksikan sendiri bagaimana kakak nya bersikeras menahan Sagara di dekapan sedangkan Irene memaksa untuk mengambil Sagara, membuat balita dua tahun itu mulai menangis ketakutan.


"Tolong jangan libatkan Sagara dalam masalah kalian, selesaikan sama kak Hagi, tapi jangan bawa Sagara."

"Sagara kan anakku juga," ujar Irene, "Aku berhak mengambil nya,"

"Mengambil? Kak, Saga itu manusia bukan barang," jawab Rina, menahan emosi yang menggebu gebu dalam dirinya. Kemudian ia berdiri di di tengah Hagi dan Irene, mencoba memisahkan mantan suami istri tersebut.


"Hagi, kamu tega? Aku mama nya Sagara,"

Hagi membalikkan badan dan menatap tajam sang mantan istri, "Berhenti playing victim, Irene. Oh, coba ulangi lagi perkataan mu barusan?"

"Sini sayang, sama terina yah," Rina meraih Saga dari Hagi, membawa anak itu menjauh dari perseteruan orang tua nya yang belum ia mengerti sama sekali.


"Ulangi lagi," cecar Hagi, kedua tangan ia silangkan depan dada, pandangan nya tak lepas dari Irene.

"Aku mama nya Sagara," ucap Irene, tenang. "Apa salah jika aku ingin bertemu dengan anakku sendiri?"

"Aku tidak ada masalah jika kamu hanya sekedar bertemu dengan Sagara,"


"Aku hanya punya satu kekhawatiran, yaitu segala cara dan upaya mu untuk merebut hak asuh Sagara dariku."

Irene tersenyum tipis, "Saga memiliki disabilitas, kan?"

"Apa kamu tidak merawat Saga dengan baik?"


"Aku bisa menuntut mu ke pengadilan jika itu terbukti benar,"

Hagi mati-matian menahan agar tangan nya tidak terangkat dan menampar pipi Irene, ucapan wanita itu sungguh keterlaluan dan hatinya sangat sakit mendengar perkataan tersebut bisa terlontar dari Irene.

"Kalau begitu, aku juga bisa menuntut kekasih mu atas kejahatan yang ia perbuat karena telah menaruh obat penggugur kandungan di minuman mu."


"Kamu pikir, Sagara menjadi anak spesial seperti itu karena perbuatan siapa, hm?"

"Spesial?" Irene menatap Hagi dengan skeptis, "Jelas jelas dia tunarungu-"

"Diam, Irene!!"


Hagi tidak bisa menahan gertakan nya pada Irene, ia tidak habis pikir keegoisan dan ketamakan akan warisan keluarga bisa membuat Irene sebuta ini, tidak melihat Sagara sebagai anak melainkan hanya sebuah alat yang ia gunakan untuk memperoleh semua kekayaan itu.

"Hagi, sekarang sudah banyak terapi wicara untuk anak seperti Saga. Kalau kamu memberikan hak asuh dia, aku sudah membawa Saga ke Singapore untuk terapi disana."

You Are Losing Me | SEULRENE | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang