𓆩08𓆪

803 47 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾Happy Reading☽༓・*˚⁺‧͙

Di hari biasanya alice duduk tenang dikursi, menatap papan tulis yang berisi rumus-rumus.

"Ok, anak-anak ibu, karena pembelajaran ibu sudah habis, jadi nunggu guru selanjutnya ya" Ujar guru tersebut  membersihkan kertas dan buku.

"Tapi buk, pak dono gak bisa hadir, katanya lagi bantu kucingnya lahiran!" Ujar ketua kelas.

Pftt.

"Ah, yang bener kamu, masa kucing dibantu lahiran" Ucap guru tak percaya.

"Bisa di telfon buk" Saran ketua kelas.

"Yaudah, kalau gitu, jangan ada yang berisik, saya di kelas sebelah loh" Tegurnya.

"Baik buk!" Ucap mereka kompak.

"Yuhuu!, kalian tau gosib baru gak?!" Teriak kayla, yang duduk di depan alice.

"Emang apaan?" Tanya alice kepo.

"Omg!, lo gak tau, rugi dong!" Pekik kayla.

"Sini gua ceritain" Sahut Sheila.

"Jadi, kita kedatangan murid baru, cowok, kata gisel, satu murid beasiswa, tiga lagi murid kaya, mereka sekelas dengan samuel, apalagi tiga cowok itu, inti dari 'wings of death', ketuanya sih, kata orang, ketuanya itu misterius, jarang muncul" Jelas Sheila. Mereka yang mendengar hanya menggaguk.

"Tunggu, lo bilang inti wings of death?!" Pekik grey.

"Iya, emang kenapa, lo kayak terkejut gitu?" Heran sheila.

"Enggak, cuman kaget doang" Elak grey, alice menatap grey penuh selidik.

"Kayak ada yang dia rahasiakan" Batin alice.

"Gua ke toilet dulu ya" Pamit alice, berdiri dari duduknya.

"Mau gua temanin gak" Ujar grey. Alice hanya membalas dengan menggeleng.

_______

Di perjalanan alice berhenti, di depan lorong alice melihat seseorang cowok yang dibully.

"Ck, sebenarnya gua gak mau ke toilet, tapi itu kan jalan menuju ke kantin, kalau gua lewat doang, dikira apa gua nanti" Decak alice malas.

"Tolong aja lah" Gumamnya.

Alice berlari ke arah cowok tersebut, tiga lawan satu, banci.

"Woy!, berhenti gak lo!" Teriak alice.

"Wah, liat nih, ada siapa, primadona kita" Canda pria tersebut.

"Ck, ngapain lo bully dia!, mau gua pukul lo, hah!" Berang alice.

"Wess, santai dong, kami akan pergi, tapi ada syaratnya" Ucapnya. Alice mengangkat satu alisnya seakan bertanya.

"Beri kami uang, limapuluh aja, biasa buat rokok" Lanjutnya. Alice menghela nafas lelah lalu mengeluarkan uang tigapuluh, lalu memeberinya.

"tigapuluh?, mana cukup, limapuluh dong!" Kesalnya.

TRANSMIGRASI ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang