mg

55 5 0
                                    

Wooyoung, sahabat Seonghwa, adalah seorang sugar baby, yang memiliki segalanya yang pernah diinginkannya dan lebih. Dan sugar daddy Wooyoung mengenal beberapa orang lainnya. Dan begitulah cara Seonghwa sampai di sini.

Wooyoung selalu menceritakan tentang kehidupan mewahnya, hadiah-hadiah mahal, dan perjalanan eksotis yang dia dapatkan dari sugar daddy-nya. Awalnya, Seonghwa mengira itu hanyalah bualan, tapi semakin lama dia menyadari bahwa semua yang diceritakan Wooyoung adalah kenyataan. Rasa penasaran akhirnya mengalahkan keraguannya, dan di sinilah dia sekarang, di sebuah penthouse mewah di pusat kota, dengan seorang pria berambut pirang yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Jadi, kau adalah teman Wooyoung?" tanya pria itu dengan suara rendah, namun memikat.

Seonghwa mengangguk, merasa sedikit gugup. "Ya, saya Seonghwa. Wooyoung mengatakan bahwa Anda mungkin tertarik untuk... berkenalan."

Pria itu tersenyum tipis. "Aku Mingi. Wooyoung sering bercerita tentangmu. Katanya kau sedikit ragu dengan ide ini."

Seonghwa menelan ludah, merasa pipinya memanas. "Aku hanya belum terbiasa dengan... situasi seperti ini."

Mingi mendekat, tangannya menyentuh lengan Seonghwa dengan lembut. "Tidak perlu khawatir. Aku tidak akan memaksa. Aku hanya ingin memastikan kau merasa nyaman."

Ada sesuatu dalam cara Mingi berbicara yang membuat Seonghwa merasa sedikit lebih tenang. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk rileks. "Terima kasih. Aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri."

Mingi mengangguk dengan pengertian. "Bagus. Mari kita mulai dengan sesuatu yang sederhana. Bagaimana kalau kita duduk dan berbicara sedikit?"

Mereka berdua duduk di sofa yang empuk, dengan pemandangan kota yang menakjubkan di luar jendela. Mingi menawarkan segelas anggur kepada Seonghwa, yang diterimanya dengan tangan gemetar. Mereka berbicara tentang banyak hal - pekerjaan, hobi, dan tentu saja, Wooyoung.

"Wooyoung selalu mengatakan bahwa kau adalah sahabat terbaik yang pernah dimilikinya," kata Mingi dengan senyum lembut. "Dia sangat peduli padamu."

Seonghwa tersenyum kecil, merasa sedikit lebih nyaman. "Aku juga sangat peduli padanya. Dia selalu ada untukku."

Percakapan mereka mengalir dengan mudah, dan Seonghwa mulai merasa lebih tenang di sekitar Mingi. Ada sesuatu tentang pria ini yang membuatnya merasa aman dan dihargai.

Setelah beberapa saat, Mingi berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Seonghwa.

"Apa kau ingin melihat pemandangan kota dari balkon? Ini sangat indah di malam hari."

Seonghwa mengangguk dan menerima uluran tangan Mingi. Mereka berjalan ke balkon, di mana angin malam yang sejuk menyambut mereka. Pemandangan kota benar-benar menakjubkan, dengan lampu-lampu yang berkilauan di kejauhan.

Mingi berdiri di belakang Seonghwa, meletakkan tangannya di bahu Seonghwa dengan lembut. "Indah, bukan?"

Seonghwa mengangguk, merasa jantungnya berdebar lebih cepat. "Ya, sangat indah."

Tanpa peringatan, Mingi menundukkan kepalanya dan menekan ciuman lembut di leher Seonghwa. Seonghwa terkejut sejenak, tetapi kemudian dia merasa tubuhnya rileks dalam pelukan Mingi. Ciuman itu berlanjut dengan penuh gairah, membuat Seonghwa merasa seperti dunia berhenti berputar.

Malam itu, mereka menghabiskan waktu bersama dalam keintiman yang mendalam. Setiap sentuhan, setiap ciuman, setiap bisikan dipenuhi dengan gairah dan keinginan yang tak terkatakan. Mingi memastikan bahwa Seonghwa merasa nyaman dan dihargai, memberikan perhatian penuh dalam setiap momen.

Mereka saling menjelajahi tubuh satu sama lain, menemukan titik-titik yang membawa kenikmatan terbesar. Seonghwa merasakan kebahagiaan yang luar biasa, terangkat oleh perasaan yang begitu kuat dan indah. Mingi tidak hanya memberikan dirinya sepenuhnya, tetapi juga memastikan Seonghwa merasakan setiap momen dengan intensitas yang sama.

Ketika fajar mulai menyingsing, mereka terbaring terengah-engah dan puas, saling memeluk di atas ranjang. Seonghwa menatap Mingi dengan mata bersinar, merasa sangat beruntung. "Terima kasih, Gi. Malam ini sangat berarti bagiku."

Mingi tersenyum dan mengusap wajah Seonghwa dengan lembut. "Aku juga merasa sangat beruntung bertemu denganmu, Hwa. Aku berharap kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama."

Mereka tertidur dalam pelukan satu sama lain.

Exquisite Episode • All × SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang