80z

62 4 0
                                    

"Masih nunggu apa lagi? Mau gue ngeluarin speaker bluetooth buat nyemangatin lo?" Suara Wooyoung yang cempreng tapi tegas bikin Seonghwa berhenti di depan pintu studio latihan. Tangannya gemetaran nahan kenop pintu, sementara di dalam pikirannya ada 500 drama Korea lagi running maraton.

"Gue nggak nunggu apa-apa," jawab Seonghwa akhirnya, tapi suaranya lebih mirip orang yang baru kalah main game online. Dia masuk pelan, membiarkan Wooyoung mengikutinya dengan ekspresi ‘ih-ini-orang-kenapa-sih’.

Studio itu udah penuh dengan anggota ATEEZ lainnya yang sibuk ngopi-ngopi sok keren sambil nge-scroll TikTok. Yunho lagi asyik nonton video kucing lucu, sementara San entah kenapa latihan body roll di depan kaca.

"Anjir, bro, muka lo kenapa kayak abis dikejar kreditur?" Yunho langsung berdiri, nutup videonya sambil merhatiin wajah Seonghwa.

"Bukan kreditur," Seonghwa duduk di lantai, mukanya kayak baru ketumpahan kopi panas. "Sasaeng."

Hening.

"Wait, sasaeng yang mana nih?" Hongjoong, yang biasanya calm and collected, sekarang ngeliatin Seonghwa kayak Sherlock Holmes abis nemu petunjuk penting.

"Yang cewek itu," kata Seonghwa sambil garuk-garuk tengkuk. "Dia ngikutin gue lagi, nongkrong di depan apartemen gue, terus ngirim DM yang makin... aneh."

Wooyoung langsung nyamber. "Aneh gimana? Kayak, dia ngirim DM ngajak nikah pake mahar panci anti lengket atau gimana?"

"Lebih parah," Seonghwa merogoh ponselnya, nge-scroll DM terakhir dari cewek itu. Dia nunjukin ke mereka semua: ‘Oppa, aku yakin kita adalah pasangan soulmate yang direstui semesta. Kalau nggak percaya, coba periksa warna kaus kaki kita hari ini. Pasti sama.’

San langsung ngakak. "Sumpah demi apa pun, kalau kaus kaki lo sama, gue pamit jadi dancer."

"Jangan-jangan lo pake kaus kaki pink hari ini, Hwa." Yunho ikut-ikutan, walau dia nyengir lebar.

Seonghwa menatap mereka semua dengan tatapan kosong. "Gue nggak pake kaus kaki. Gue pake sandal rumah."

Hening lagi, tapi kali ini disusul tawa pecah yang bikin semua anggota studio kayak lupa masalah dunia. Seonghwa cuma bisa memijat pelipisnya, sementara Wooyoung udah jatuh ke lantai gara-gara ketawa kepanjangan.

"Eh, tapi serius, Hwa." Hongjoong tiba-tiba jadi serius lagi. "Ini udah nggak bisa didiemin. Lo nggak mau lapor ke manajer? Atau, kita datengin sekalian tuh cewek sasaeng. Gue bawa mic, Yunho bawa tripod, kita bikin konten dramatis ala-ala YouTuber."

"Eh, jangan bercanda, Bro," sela Yeosang yang dari tadi diem aja. "Ini serius. Sasaeng itu udah kelewat batas."

"Setuju," tambah San sambil ngelepas botol minumnya. "Gue udah ngerasa nggak nyaman sejak pertama kali denger cerita lo tentang dia."

Seonghwa ngangguk pelan. "Gue udah bilang ke manajer sih, tapi gue ngerasa ini nggak akan selesai gitu aja. Gue nggak ngerti kenapa dia terus ngejar gue."

"Karena lo ganteng." Jawaban Wooyoung yang spontan bikin semua orang nengok tajam ke arahnya. Dia cuma angkat bahu. "Yah, mau gimana lagi? Lo kan emang magnet sasaeng, Hwa."

Seonghwa geleng-geleng kepala. "Bisa nggak, sekali aja, lo serius bantuin gue?"

"Fine, fine," Wooyoung akhirnya nyerah. "Gue serius sekarang. Kita perlu pasang kamera di sekitar apartemen lo, terus kasih tugas ke petugas keamanan biar mereka mantau."

Hongjoong mengangguk setuju. "Dan kita harus pastikan dia nggak bisa ngelacak lo lagi. Ganti semua social media lo yang udah dia tau."

"Maksud lo, gue bikin akun baru? Harus pake username kayak 'BukanSeonghwaOfficial' gitu?" Seonghwa hampir ketawa sendiri, walau matanya tetap lelah.

"Ya nggak gitu juga, tapi boleh lah dicoba," balas Hongjoong sambil nyengir.

Akhirnya, mereka semua sepakat buat bantuin Seonghwa dengan semua masalah sasaeng itu. Tapi masalahnya nggak selesai sampai situ. Malamnya, waktu Seonghwa baru mau santai di apartemen sambil nonton drama, dia denger suara ketukan pelan di pintunya.

Dia berhenti, napasnya langsung berat. Dia meraih ponsel, nyalain kamera intercom, dan di sana ada... dia lagi. Cewek sasaeng itu berdiri dengan senyum aneh di wajahnya, bawa bunga plastik dan kertas yang udah keliatan kumel.

"Oppa, aku tau kamu di dalem. Jangan pura-pura nggak ada, ya?" suara cewek itu kedengeran lewat intercom.

Seonghwa ngecek jam. Udah jam sebelas malam. Dengan tangan gemetaran, dia langsung nelfon petugas keamanan.

Selagi nunggu, dia ngintip dari jendela. Cewek itu udah nyender ke pintu, mukanya lebih mirip orang baru kelar maraton daripada sasaeng yang ‘cute’ kayak di fanfic.

"Serius, ini kayak plot horror," gumam Seonghwa sambil ngelap keringet di dahinya.

Begitu petugas keamanan dateng, cewek itu langsung dibawa pergi, walau Seonghwa tau ini cuma sementara. Tapi dia ngerasa ada yang berubah. Mungkin bukan di luar, tapi di dalam dirinya sendiri. Dia mulai sadar bahwa buat ngelawan semua kegilaan ini, dia harus lebih kuat, dan dia harus terus percaya sama teman-temannya.

Dia juga harus mulai serius pake kaus kaki. Siapa tau warnanya bisa beda sama sasaeng itu.

Exquisite Episode • All × SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang