Chapter Two - Second Chance

6.6K 660 9
                                    

Seraphina saat ini sudah menyadari bahwa dirinya telah kembali hidup di masa lalu sebelum kematian tragisnya terjadi. Pertemuannya dengan Elicia, selir baru Aaron, bagaikan kunci yang membuka gerbang takdirnya yang kelam. Rasa bingung dan frustrasi menyelimuti dirinya. Di satu sisi, dia bersyukur atas kesempatan kedua untuk memperbaiki kehidupannya. Di sisi lain, dia dihantui oleh rasa takut akan masa depan yang sama, masa depan di mana dia akan kembali menderita dan mati dengan cara mengenaskan.

Seraphina tak habis pikir mengapa dewa tega mempermainkannya seperti ini.

Seraphina terduduk di atas kursi meja riasnya, menatap lekat pantulan dirinya di cermin. Pikirannya berkelana, terpaku pada sebuah kenyataan pahit—yaitu kematiannya yang akan terjadi saat Seraphina berusia dua puluh lima tahun.

Itu dua tahun lagi!

"Kenapa aku?" Seraphina berbisik pada dirinya sendiri, suaranya bergetar karena pilu. "Apa yang telah aku lakukan sehingga pantas mendapatkan semua itu?"

Dia tidak mendapatkan jawaban. Hanya keheningan yang menemaninya, semakin memperkuat rasa kesepian dan keputusasaan yang menyelimuti dirinya.

Semua cinta dan kasih sayangnya sia-sia?!

Pertanyaan itu berputar-putar di benak Seraphina seperti badai yang tak kunjung reda. Dadanya kembali sesak ketika mengingat gambaran masa depannya, bagaikan dirantai oleh keraguan dan keputusasaan.

Benar, perasaan cinta dan ketulusan Seraphina yang selama ini dia curahkan terasa sia-sia. Kesempatan kedua ini, meskipun penuh dengan ketidakpastian dan risiko, adalah anugerah yang harus dia manfaatkan untuk memperbaiki hidupnya dan mencapai kebahagiaan yang selama ini dia impikan.

Seraphina telah memutuskan untuk tidak mengulangi takdir mengerikan yang sama. Dia tidak ingin terjebak dalam neraka pernikahannya dengan Aaron. Dia ingin menciptakan takdirnya sendiri, takdir yang penuh kebahagiaan dan kebebasan.

Seraphina harus keluar dari dalam mansion maupun keluarga Vaske!

Persetan dengan Aaron dan para selirnya. Seraphina akan bercerai.

Secepatnya Seraphina harus melepaskan gelar resminya sebagai istri Duke Vaske. Dia tidak ingin lagi terikat dengan status dan kekayaan yang hanya membawanya ke dalam penderitaan.

Dia ingin hidup sederhana dan bebas dari belenggu kekangan keluarga Vaske. Entah dengan memalsukan identitasnya, mengubah nama, tempat lahir, dan informasi lainnya.

Hal itu bisa dilakukan dengan bantuan orang-orang yang dia percaya, seperti pelayan setia atau pedagang pasar gelap.

Setelah memalsukan identitas dan melepaskan gelarnya, Seraphina harus melarikan diri sejauh mungkin dari kekaisaran. Dia bisa pergi ke negara lain atau bahkan ke benua lain.

Di tempat barunya, Seraphina dapat memulai kehidupan yang baru. Dia bisa menggunakan keahliannya dalam membuat wewangian untuk membuka toko kecil. Dia bisa bertemu dengan orang-orang baru, menemukan cinta sejati, dan membangun keluarga yang bahagia.

Meskipun Seraphina masih belum mengetahui misteri di balik dirinya yang kembali mengulang kehidupan, dia tidak ingin terpaku pada hal itu. Dia ingin fokus pada masa kini dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan untuk hidup bahagia.

Tidak ada kasih sayang dan cinta untuk mereka lagi. Sekarang, Seraphina akan hidup untuk dirinya sendiri.

***

Pagi yang cerah menyapa Seraphina setelah dia menyelesaikan rutinitas paginya. Dibantu pelayannya yang setia, Nurry, Seraphina bersiap-siap untuk sarapan. Berbeda dari biasanya, Seraphina tidak sarapan di kamarnya, melainkan di ruang makan utama Mansion Duke Vaske.

DEFYING FATE: SERAPHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang