"Selamat malam, nyonya," sapa wanita dengan senyum tipis, matanya menyipit di balik riasan tebal namun terus mengamati Seraphina dari atas ke bawah. "Ada yang ingin anda cari? Kami memiliki banyak koleksi menarik di sini, mulai dari perhiasan langka hingga ramuan ajaib. Atau mungkin... anda mencari sesuatu yang lebih pribadi?" Ia menaikkan alisnya, sorot matanya mengintip di balik lapisan bedak tebal. Cahaya lilin yang redup menari-nari di wajahnya, menciptakan bayangan aneh yang membuatnya tampak semakin misterius.
Ia mengeluarkan sebuah buku catatan dari saku gaunnya dan membuka halaman kosong. "Silakan sebutkan saja, nyonya. Semua bisa dibicarakan dengan harga yang tepat."
Seraphina menarik napas dalam, matanya beralih dari wajah wanita bersurai coklat terang itu ke sekeliling ruangan yang remang-remang. Dinding-dinding ruangan dipenuhi dengan rak-rak berisi botol-botol berisi cairan berwarna-warni, topeng-topeng aneh, dan benda-benda kuno yang memancarkan aura misterius.
Di sampingnya, seorang pria dengan rambut perak mengamati setiap gerakan Seraphina dengan tatapan tajam. Wajahnya datar, namun sorot matanya menyimpan sejuta pertanyaan. Seolah ia ingin tahu lebih banyak apa yang sedang Seraphina lakukan.
"Saya ingin menjual sesuatu." Ujar Seraphina akhirnya, suaranya datar.
"Menjual?" Wanita itu mengangkat alisnya, senyumnya semakin lebar. "Sesuatu yang menarik, ya? Apa yang ingin anda jual?" Matanya beralih kearah laki-laki perak di samping Seraphina. "Tapi, siapa teman anda ini?" suaranya terdengar dingin, penuh penyelidikan.
Orang yang dimaksud hanya menatap lurus ke depan, tidak memberikan reaksi apapun. Seraphina menoleh padanya sejenak, lalu kembali menatap sang wanita.
"Tidak ada hubungan dengannya."
Seraphina mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari dalam tasnya. Kotak itu terbuat dari kayu berwarna coklat yang berkilau, dihiasi dengan ukiran rumit. Dengan hati-hati, sang wanita membuka kotak tersebut. Mata wanita itu membelalak tak percaya saat melihat isinya. Berbagai macam perhiasan berkilauan terhampar di atas beludru hitam, masing-masing memancarkan cahaya yang memukau.
"Ini... ini sangat berharga, nyonya." Gumamnya, suaranya bergetar.
Sang wanita berdehem, berusaha menyembunyikan keterkejutannya. "Baiklah, nyonya, sepertinya pembicaraan kita harus dilanjutkan di ruangan pribadi saya. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan secara lebih mendalam."
Seraphina mengangguk, matanya menyipit. Ia mengikuti wanita itu ke sebuah pintu tersembunyi di balik rak buku. Di balik pintu itu, terbentang sebuah ruangan bawah tanah yang luas, diterangi oleh lilin-lilin yang tergantung di dinding. Dinding-dinding ruangan dipenuhi dengan rak-rak berisi buku-buku kuno dan artefak-artefak misterius. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja bundar yang terbuat dari marmer. Wanita itu menunjuk kursi di seberang meja.
"Silakan duduk, nyonya. Kita akan membicarakan transaksi ini dengan lebih serius."
Seraphina menarik satu kursi di depannya lalu mendudukkan diri di atasnya, sedangkan pria bersurai perak atau pelindung bayarannya menunggu diluar ruangan.
"Saya akan memeriksa barang-barang ini terlebih dahulu. Setelah itu, saya akan memberikan penawaran terbaik saya."
Seraphina mengangguk, matanya mengikuti setiap gerakan tangan sang wanita saat memeriksa perhiasan satu per satu. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepala, tatapannya terpaku pada Seraphina.
"Nyonya, semua perhiasan ini adalah perhiasan berkualitas tinggi.. apa anda yakin ingin menjualnya?"
"Saya yakin, itulah sebabnya saya datang ke sini."
"Baiklah kalau begitu, bagaimana dengan tiga ratus koin emas untuk harga semua ini?"
Seraphina mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFYING FATE: SERAPHINA
FantasíaSeraphina Vaske menjalani kehidupan sebagai seorang istri yang tidak dianggap. Malangnya, Seraphina pun juga harus mengalami kematian yang mengenaskan dalam sebuah konspirasi yang didalangi oleh selir kesayangan suaminya. Tepat setelah kematiannya...