September, 2010
Malam itu terlihat seorang anak berusia empat tahun yang berlari mengikuti beberapa petugas medis yang tengah berlari sembari mendorong sebuah brankar yang mana terdapat seorang wanita yang kondisinya sudah berlumuran darah.
"Mama ... Mama ..."
Langkah kaki kecilnya terus berusaha untuk mengejar walaupun sedikit kewalahan bahkan beberapa kali ia hampir terjatuh tetapi ia terus saja berlari mengejar mama nya.
"Mama!"
Ia berteriak dan berusaha untuk masuk mengikuti mama nya yang sudah dibawa ke ruangan operasi untuk segera di tindak lanjuti. Tetapi seorang perawat menghentikannya.
"Adek, tunggu disini ya?"
Ia menatap perawat itu dengan air mata yang terus mengalir, "mau sama mama! Mau mama huhu..."
Tangisannya akhirnya pecah, ia menangis sembari terus memanggil mama dan perawat tadi hanya bisa memeluk tubuh anak kecil itu.
"Kakak temani disini ya? Sambil nunggu Mama kamu, adek siapa namanya?"
"Kepin, Mama pasti tidak apa-apa kan ? Tadi Mama berdarah banyak sekali, Kepin takut, jadi tadi Kepin--"
Untuk usia anak empat tahun Kepin sangat pintar sekali berbicara. Ia menjelaskan dengan bahasa yang baik dan jelas.
"Anak pintar, hebat sekali Kepin!"
Kepala Kepin diusap lembut tetapi kemudian perawat itu terkejut bukan main ketika tiba-tiba datang seorang pria yang langsung menarik tubuh kecil Kepin dan langsung menampar nya hingga tubuh kecil itu terjatuh.
Plaak!! Plaak!
"ANAK SIALAN!"
"Ppa-pa.."
Kepin memegang pipinya yang memerah bahkan sudut bibir kecil nya mengeluarkan darah.
"SUDAH SAYA BILANG, JAGA MAMA MU!! ANAK SIALAN!!"
Kepin menutup matanya dan bersiap untuk menerima pukulan Papa nya lagi tetapi ia malah merasakan tubuhnya di dekap erat. Ia membuka matanya dan melihat jika perawat tadi memeluk tubuhnya.
"Pak, tolong jangan pakai kekerasan!"
"Halah, tau apa kamu! Lepasin anak saya! Dia harus dihajar karena gara-gara dia ibunya seperti ini!"
Tubuh Kepin kembali ditarik oleh Papanya dan tubuh kecilnya di dorong keras hingga menghantam tembok. Kepin jatuh terbaring dengan kening yang mengeluarkan darah.
"KEPIN!!"
Kepin pusing sekali, pandangannya mulai menggelap. Yang terakhir dia ingat adalah pintu ruang tempat mamanya tadi terbuka lebar dan papanya yang terlihat menangis ketika seorang dokter memberi tahu sesuatu. Setelah itu semuanya menjadi gelap sama seperti kehidupan Kepin yang tidak akan sama lagi seperti sebelumnya.
Semua akan baik-baik saja kan?
~~Dᥲᥒძᥱᥣі᥆ᥒ~~
Kepin menyenderkan tubuh kecilnya sembari menatap orang-orang yang berlalu lalang. Semua orang berpakaian serba hitam dengan mata yang memerah karena turut sedih atas meninggalnya Mama.
Pandangan matanya tertuju pada peti mati yang berada di tengah ruangan dengan berbagai macam bunga yang menghiasinya. Kaki kecilnya mulai menghampiri peti itu.
"Mama," lirihnya.
Iya, di dalam peti itu terdapat Mama nya yang sudah tertidur dalam damai. Kedua matanya terpejam dengan bibir yang pucat. Tangan kecil Kepin terulur untuk mengusap pipi Mama nya yang kini terasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᥲᥒძᥱᥣі᥆ᥒ
FanfictionKevin sangat membenci rumah sakit tetapi semua berubah ketika dia bertemu dengan Dean. Sejak bertemu dengan Dean hidup Kevin yang sebelumnya kelabu kembali berwarna. Dan inilah kisah mereka. Warning ⚠️ INI HOMO !! BXB !! Tolong jangan salah lapak 🙏...