No one can say what we get to be
So why don't we rewrite the stars?
Maybe the world could be ours-- rewrite the star --
Kevin menatap malah dua orang yang tengah berdebat dihadapan nya ini. Memang keduanya ini selalu saja ribut jika bertemu tetapi tak bisa dipisahkan. Kevin bersandar di tembok dan menatap sekelilingnya. Keadaan rumah sakit siang itu nampak ramai seperti biasanya. Tentu saja, memang kapan pernah sepi kan?
"Gue udah berapa lama di rawat?"
"Mau 2 minggu kayaknya? Cepet sembuh makanya!"
Ucapan Brian membuat Kevin terkekeh pelan, ia menatap Brian yang kembali adu mulut dengan Jovan yang memang tengah datang untuk menjenguknya sekalian membawakan gitar miliknya.
"Gitar nya sini coba!" Pinta Kevin.
Jovan memberikan gitar yang sedari tadi di gendongnya dan memberikan pada Kevin sembari mengeluh.
"Katanya ini gitar buat gue, kok malah diambil lagi sih! Kevin jelek!"
Kevin tertawa, "nanti gue beliin yang baru. Pinjem bentar doang ini!"
Jovan cemberut, "bener ya beliin yang baru? Jangan bohong kayak si Brian Brian ini!! Katanya mau comblangin gue sama Jian, mana anjir bohong!"
Kevin ikut meringis ketika melihat Brian yang dipukul brutal oleh Jovan. Memang ya kedua saudara sepupu ini kalau ribut membuatnya pusing. Tetapi sebenarnya Kevin bersyukur sekali bisa kenal keduanya, terlebih mereka lah yang selalu menemani nya sejak kecil. Walau ia selalu dingin tetapi Jovan Brian tak pernah menjauhi nya.
"Makanya jangan barbar begini, si Jian takut sama lu ini mah!"
Kevin yang sudah mengeluarkan gitar dari tas nya dan kini ia memangku gitarnya dan mulai memetik nya pelan hingga mengeluarkan suara yang sangat sopan masuk ke telinga.
Jreng... Jreng...
"Ini lu atur ulang ya?"
Jovan mengangguk, "jadi lebih enak kan?" Katanya.
"Iya, ngomong - ngomong kenapa bisa naksir Jian dah? Ketemu kapan?"
"Pas ituloh vin, yang pas kita lagi main ke puncak. Nah si Jian ke rumah kan nyamper gue, eh ketemu sama Jovan malah naksir anaknya. Tapi jujur kocak sih soalnya Jian tiap ketemu Jovan takut haha..--Aww!"
Bukannya Jovan yang menjawab malah Brian yang menjelaskan alasan kenapa Jovan bisa naksir Jian walau berujung punggung nya kembali dipukul keras oleh Jovan.
"Tuh kan lu tuh brutal banget, tipe Jian tuh yang lemah lembut. Ayo coba berubah biar Jian naksir!" Kata Brian.
Jovan cemberut dan terlihat sedih. Kevin menggelengkan kepalanya.
"Gak bener itu, jangan berubah Jovan. Just be yourself aja, nanti gue bantu dah biar Jian naksir balik!"
Mata Jovan berbinar, ia segera memeluk Kevin saking senangnya.
"Emang cuma Kevin yang baik, beda sama Brian yang kayak setan!"
"Kalau gue setan, lu juga setan!"
"ENAK AJA!! LU TUH YANG SETAN!"
Haduh, malah ribut lagi mereka berdua. Kevin mengabaikan kedua nya dan kembali fokus memetik senar senar gitar itu.
"What if we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
Nothin' could keep us apart
You'll be the one I was meant to find
It's up to you, and it's up to me"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dᥲᥒძᥱᥣі᥆ᥒ
FanfictionKevin sangat membenci rumah sakit tetapi semua berubah ketika dia bertemu dengan Dean. Sejak bertemu dengan Dean hidup Kevin yang sebelumnya kelabu kembali berwarna. Dan inilah kisah mereka. Warning ⚠️ INI HOMO !! BXB !! Tolong jangan salah lapak 🙏...