Masa Lalu Delynn

390 50 1
                                    

*Delynn


Bryan adalah seorang lelaki yang memikat namun juga penuh masalah. Hubungan mereka berakhir dengan pahit, tetapi Delynn belum bisa sepenuhnya melupakan perasaannya terhadapnya. Dia sering melihat Bryan di sekolah, dan setiap kali melihatnya, hatinya berdebar kencang.


Suatu hari, ketika Lily berjalan di sekitar sekolah, dia melihat Delynn duduk sendirian di taman. Merasa penasaran, Lily mendekatinya."Hai, Delynn" sapa Lily dengan senyuman ramah.Delynn mengangkat kepalanya dan tersenyum lemah. "Hai Lily.."Lily mengangguk. "Boleh aku duduk di sini?"

"Tentu," jawab Delynn, merasa sedikit terhibur dengan kehadiran Lily.

Mereka mulai berbicara tentang hal-hal umum, dari pelajaran hingga hobi mereka. Lily dengan antusias menceritakan tentang kegemarannya akan anime, sementara Delynn berbicara tentang minatnya dalam seni.Namun, percakapan mereka segera terhenti ketika Bryan mendekati mereka. Delynn menehgang seketika, merasa jantungnya berdebar lbh kencang."Hai, Delynn," sapa Bryan dengan nada santai, tetapi ada kilatan licik di matanya. "Sudah lama gk ngobrol."


Lily bisa merasakan ketegangan di udara. Dia melihat ke arah Delynn yang tampak gugup. "Hai, aku Lily," kata Lily memperkenalkan diri, mencoba memecah ketegangan.Bryan hanya memberi anggukan singkat. "Lily, ya? Aku Bryan." Dia kembali memfokuskan perhatiannya pada Delynn. "Delynn, bisa bicara sebentar?"Delynn ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah."Mereka berdua berjalan menjauh, meninggalkan Lily yang merasa cemas. Dia bisa melihat bahwa Delynn masih memiliki perasaan yang kuat terhadap Bryan, meskipun dia tidak tahu seberapa dalam luka yang telah ditinggalkan oleh hubungan mereka yang rumit.
Ketika Delynn dan Bryan duduk di bangku yang lebih sepi, Bryan mulai berbicara dengan nada yang lebih serius. "Delynn, aku tahu kita sudah berakhir, tapi aku masih merindukanmu. Aku ingin kita kembali seperti dulu."Delynn menundukkan kepalanya, berusaha menahan air matanya. "Bryan, kita sudah mencoba ini sebelumnya. Kamu tahu betapa sakitnya aku setiap kali kamu meninggalkanku untuk gadis lain."Bryan menyentuh tangannya dengan lembut. "Aku tahu aku membuat kesalahan, tapi aku benar-benar ingin memperbaikinya. Beri aku satu kesempatan lagi."Delynn menghela napas dalam-dalam. Di satu sisi, hatinya masih mencintai Bryan, tetapi di sisi lain, dia tahu bahwa hubungan mereka tidak sehat. "Aku butuh waktu untuk berpikir, Bryan."Bryan mengangguk, terlihat sedikit lega. "Aku akan menunggu jawabanmu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku masih mencintaimu."Setelah percakapan itu, Delynn kembali ke taman dengan hati yang berat. Lily, yang menunggu dengan sabar, segera melihat kesedihan di wajah Delynn."Apa yang terjadi?" tanya Lily dengan lembut.Delynn menggelengkan kepala. "Hanya kenangan lama yang kembali menghantuiku. Bryan ingin kita kembali bersama."Lily meraih tangan Delynn dengan penuh empati. "Delynn, apapun keputusanmu, aku di sini untukmu. Jangan biarkan dia menyakitimu lagi."Delynn tersenyum lemah. "Terima kasih, Lily. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."
Hari-hari berikutnya terasa semakin sulit bagi Delynn. Setiap kali dia melihat Bryan, hatinya kembali berdebar. Dia tidak bisa menyangkal bahwa dia masih mencintainya, tetapi dia juga tahu bahwa hubungan mereka penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan.Lily terus memberikan dukungan kepada Delynn, selalu siap mendengarkan dan memberikan saran ketika dibutuhkan. Delynn merasa beruntung memiliki teman seperti Lily, yang selalu ada di sisinya meskipun mereka baru saja berteman.


Namun, Bryan tidak menyerah begitu saja. Dia terus mencoba mendekati Delynn, mengirim pesan dan mengajak berbicara setiap kali ada kesempatan. Delynn merasa terjebak antara keinginannya untuk kembali bersama Bryan dan keinginannya untuk melindungi dirinya sendiri dari rasa sakit yang sama.


Suatu hari, di lapangan basket, Lily, Regie, dan Oline sedang berlatih ketika Bryan muncul di pinggir lapangan. Lily bisa merasakan ketegangan dalam diri Delynn yang duduk di bangku penonton."Bryan, kamu harus berhenti mengganggu Delynn," kata Lily dengan tegas saat dia mendekati Bryan.Bryan tersenyum sinis. "Lily, kamu tidak mengerti. Delynn dan aku punya sejarah bersama.""Sejarah yang penuh dengan rasa sakit," balas Lily. "Biarkan Delynn mengambil keputusan tanpa tekanan darimu."Bryan hanya mengangkat bahu dan berjalan pergi, meninggalkan Lily dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari masalah ini.
Ketegangan antara Lily, Delynn, dan Bryan semakin memuncak seiring berjalannya waktu. Bryan tidak hanya mencoba memikat kembali Delynn, tetapi juga berusaha untuk memisahkan mereka berdua dengan berbagai cara.Lily merasa marah pada Bryan karena telah menyakiti Delynn begitu banyak. Namun, dia juga mengerti bahwa Delynn tidak sepenuhnya bisa mengontol perasaannya terhadap mantan pacarnya itu.


Suatu hari, di kantin sekolah, Bryan dengan sengaja menghadang Lily dan Delynn di depan banyak orang. Dia mencoba untuk mencemooh mereka dan mengusik perasaan Delynn dengan kata-kata sinisnya."Eitss tunggu dulu.... Jadi, kamu masih bersama teman-teman lamamu, Delynn?" tanya Bryan dengan nada mengejek.


Delynn menatap Bryan dengan tajam. "Aku punya teman-teman yang lebih baik sekarang, Bryan. Teman-teman yang peduli padaku."Bryan tertawa kecil. "Oh, seperti Lily? Kamu pikir dia bisa menggantikan aku?"Lily merasa amarahnya mulai memuncak. Meskipun dia tahu pentingnya menjaga ketenangan, dia tidak bisa lagi menahan diri.


"Bryan, sudah cukup!" teriak Lily dengan suara yang menggetarkan kantin.Bryan tersenyum sinis. "Apa yang akan kamu lakukan, Lily? Kamu tidak bisa menghalangi Delynn untuk kembali padaku," ucapnya dengan nada meremehkan.Lily menatap Delynn dengan tatapan penuh harap, berharap bahwa sahabatnya itu memilih untuk menghadapi masa lalunya dengan Bryan dengan tegas. Dia tahu bahwa keputusan Delynn kali ini akan menjadi penentu bagi masa depan persahabatan mereka.Dengan mata berkaca-kaca, Delynn berdiri tegak di hadapan Bryan. "Bryan, aku sudah membuat keputusan. Aku memilih Lily," ucapnya dengan suara yang gemetar namun penuh tekad.


Bryan terkekeh, mencoba untuk meremehkan keputusan Delynn. Namun, Lily melangkah maju, berdiri di samping Delynn dengan penuh dukungan."Pilihanmu tepat, Delynn. Kita akan menghadapi semua ini bersama-sama," ucap Lily dengan suara yang penuh keyakinan.



Setelah insiden di kantin, Lily dan Delynn merasa lebih dekat satu sama lain. Mereka tahu bahwa mereka harus menghadapi Bryan dan segala permasalahan yang dia bawa dengan bersama-sama. Meskipun Bryan terus mencoba untuk mengganggu mereka, Lily dan Delynn tetap kuat dalam persahabatan mereka.


Lily selalu ada di sisi Delynn ( cie... ), memberikan dukungan dan semangat setiap kali Delynn merasa lemah. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Delynn merasa beruntung memiliki sahabat seperti Lily yang selalu ada untuknya.Namun, ujian persahabatan mereka belum berakhir. Bryan terus mencari cara untuk merusak hubungan mereka, mencoba memisahkan mereka dengan berbagai trik liciknya.

_______________________________________________

958 Kata.. Hehe ngabisin draft ygy

Maaf jika ada kekurangan 🙏

[Discontinued] Love's Awakening || LilynnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang