24

2K 91 6
                                    

Ekpresi Jeno menjadi malas "ingat, kenapa?"

Melihat ekspresi Jeno Riko semakin gugup "itu.. anu"

Riko yang tak kunjung bicara akhirnya Jeno angkat suara "kalo ga ada lagi yang mau diomongin papa ke kamar"

Saat Jeno hendak bangkit dari tempat duduk Riko menghentikannya

"Pa, papa benci banget ya sama ka Egan.."

Ucapan itu membuat Jeno menghela nafas nya "tidak"

Riko langsung mengkerut kan keningnya, Jeno yang melihat ekspresi Riko penasaran akhirnya membuka suara

"Papa tidak pernah membencinya, papa cuma tidak suka cara nya mendekati mu" ucap Jeno

Riko merasa lega "kalo aku.. aku" Riko ragu mengatakannya

"Balikan sama Egan?" Potong Jeno karna Riko terlalu lama mengatakannya

Riko mengangguk "iya pa"

"Hah... Papa ga agak ngelarang kalo kalian benar-benar mencintai satu sama lain, tapi papa ga suka cara dia. Kemarin kamu ga nginep di rumah Bian kan?" Tanya Jeno

Riko terbelalak "ko papa tau?"

"Papa telfon Bian buat mastiin kamu disana tapi katanya kamu ga ada disana, nginep dimana kamu?" Jeno kini menatap Riko dengan serius

Riko memainkan jarinya dan menunduk karna gugup "di apartemen ka Egan pa.."

"Cuma tidur?" Tanya Jeno lagi

"Iy-"

"Riko jangan bohong, kamu ga pernah bohong dulu" ucap Jeno

Perasaan Riko campur aduk saat ini, entah harus apa lagi "pa maaf.."

Jeno mencoba tenang dan menghela nafasnya "tidak apa, kamu sudah dewasa sekarang... Tapi papa Masi tidak suka cara nya, jika dia benar-benar laki-laki seharusnya dia datang kemari dan berani melamar mu, bukan nya sembunyi-sembunyi seperti kucing"

Ucapan Jeno berhasil membuat Riko terbelalak "pa? Maksud papa? Papa ga masalah sama hubungan Riko dan ka Egan?"

"Jika Masi sembunyi-sembunyi papa akan mengirim mu lagi keluar negri" final Jeno

Riko tersenyum lebar "papa makasiii" ucap Riko antusias

Jeno tersenyum "sampaikan padanya untuk datang kesini, papa ingin bicara dengannya"

Riko mengangguk "siap pa"

Setelah mengatakannya Jeno pamit ke kamar lebih dulu, dikamar Jeno menghela nafasnya sekali lagi "ini yang terbaik, aku tidak bisa terus mengekang nya, dan senyuman itu.."

Jeno membayangkan lagi senyuman lebar Riko saat ia mengijinkan hubungan keduanya "sudah lama Riko tidak tersenyum seperti itu" gumam Jeno

Riko langsung berlari ke atas masuk ke kamar nya dan mencari ponsel nya menelfon Egan

"..."

"Kaka!" Teriak Riko antusias

"Ada apa sayang?"

"Papa mengizinkan hubungan kita" ucap Riko dengan senyuman mengembang

Egan terkejut dibalik telfon "benarkah?"

"Iyaaa!!, papa juga ngundang Kaka kesini" ucap Riko dibalik telfon

Egan terdiam sejenak "Riko kamu yakin?"

"One hundred percent ka, papa selama ini cuma ga suka cara Kaka yang sembunyi-sembunyi dan bilang seharusnya kalo Kaka memang laki-laki Kaka berani datang ke rumah buat lamar aku" jelas Riko

"OKE! Besok Kaka datang lamar kamu ya?" Tanya Egan

"Ka?" Riko tercengang mendengar nya

"Kaka bakal turutin kemauan om Jeno, Kaka lamar kamu besok" final Egan

"Kaka?!"

"..."

Riko menjauhkan ponselnya dari telinga nya "lah? Dimatiin?"

Riko langsung berbaring di kasur dan menatap langit-langit kamar nya "Kaka beneran mau lamar aku besok?

Riko kira Egan hanya asal bicara namun besoknya setelah pulang kampus Egan ikut pulang bersama Riko ke mansion Jeno

Egan menyempatkan membeli kue untuk Jeno sebelum datang, saat sampai Riko mengajak egan untuk menunggu di ruang tamu karna Jeno Masi dikamar nya

Egan merasa gugup, namun ia sudah bertekad.. ini demi kebaikan mereka berdua

Tidak lama kemudian Jeno datang dengan wajahnya yang datar membuat Egan tambah gugup

Riko menggenggam tangan Egan menenangkan nya, Egan menoleh dan tersenyum pada Riko

"Kamu tau kenapa saya mengundang mu?" Tanya Jeno saat sudah duduk di sofa bersebelahan dengan Egan dan Riko

Egan mengangguk "karna om Jeno ingin saya melamar Riko kan?"

Jeno aga terkejut "jadi kamu kemari mau melamar nya?"

Egan mengangguk "iya om"

Jeno menatap mata Egan pekat "sebenarnya saya mengundang mu kesini karna kamu tidak pernah ada inisiatif datang kesini dengan berani dan malah sembunyi-sembunyi berhubungan dengan anak saya"

Egan menjadi gugup "maaf om, saya salah"

"Baguslah kalo kamu sadar" ucap Jeno

Jeno menatap Egan "Kamu ingin melamar Riko kan?" Tanya Jeno

Egan mengangguk "iya om"

Jeno menyipitkan matanya "kamu yakin saya akan memberi restu?"

Egan terdiam begitu juga Riko, lama Egan berfikir akhirnya ia angkat suara "saya yakin, jika bukan sekarang mungkin suatu saat.. saya akan terus mencoba, kali ini saya tidak akan sembunyi lagi"

Jeno lumayan kagum mendengarnya "saya suka tekad mu, datanglah lagi lain kali bersama ourang tua mu"

"Tidak ada lagi yang ingin saya katakan, kalian bisa pergi" Jeno hendak pergi namun Egan langsung berdiri

"Om"

Jeno menoleh "ada apa?"

Egan langsung mengambil bingkisan kue disebelahnya "saya membeli ini untuk om Jeno"

Jeno melihat bingkisan itu beberapa saat dan mengambilnya "saya terima, terimakasih"

Setelah mengatakan nya Jeno pergi meninggalkan mereka berdua, Egan aga kecewa karna belum dapat restu melamar Riko saat ini namun ia tidak akan menyerah

Riko memegang pundak Egan karna ia melamun "ka, gapapa?"

Egan menoleh "mh? Gapapa sayang"

Riko tersenyum "Kaka semangat ya?! Jangan putus asa luluhin hati papa"

Egan ikut tersenyum dan menoel hidung mancung nan mungil Riko "pasti"

Bersambung...

| RIKO POLOS | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang