Egan datang lagi bersama Henry untuk melamar Riko dikediaman Jeno, aga sulit mengajak Henry untuk datang karna Masi tak enak pada Jeno soal 3 tahun yang lalu
Namun Henry akan melakukannya demi anak tunggal nya ini, Riko sudah siap bersama Jeno menyambut kedatangan Egan dan Henry
Bahkan Jeno sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini hanya untuk lamaran ini
"Jadi bagaimana?" Tanya Jeno ketika semua sudah berkumpul di ruang tamu
Henry menatap Egan memberi isyarat pada nya untuk bicara, Egan sadar "ah iya, om.. aku datang kemari dengan ayah berniat untuk melamar anak om"
Jeno melirik Riko yang tersenyum seakan menantikan hari ini tiba kemudian menatap Egan kembali "saya tau"
Egan tersenyum dengan gugup
Jeno paham Riko sangat mencintai Egan namun tetap ia akan memberi Egan beberapa pertanyaan sebelum akhirnya memberikan restunya
"Setelah kuliah mau ngapain?" Tanya Jeno
Egan berfikir sejenak "saya akan melanjutkan beberapa cabang perusahaan ayah saya dan mengembangkannya dengan bakat saya"
Jeno mulai serius "jika saya memberikan Riko pada mu, kamu bisa menjamin kehidupan dan keselamatan nya?"
Egan mengangguk "saya akan selalu melindungi Riko walau harus mempertaruhkan nyawa, untuk biaya kehidupan om Jeno tidak perlu khawatir saya akan mengurus semuanya dan memastikan Riko tidak kekurangan apapun bahkan kasih sayang"
"Baiklah satu pertanyaan lagi.. kamu tau Riko adalah laki-laki kan?"
Egan bingung namun akhirnya mengangguk
"Kamu tau laki-laki tidak bisa mengandung dan memberikan keturunan untuk keluarga mu selanjutnya, apa kamu Masi yakin ingin menikahi Riko?" Tanya Jeno dengan serius
Riko sudah tau akan pertanyaan ini namun tidak tau jawaban apa yang akan diberikan Egan, Riko menjadi gugup dan menunduk meremas celananya
Egan memperhatikan tingkah Riko kemudian menatap Jeno dengan percaya diri menjawab "saya sudah membicarakan hal ini bersama ayah, ingin menikahi Riko berarti memikirkan segala konsekuensi nya, saya juga berfikir jika Riko ingin kami akan mengadopsi anak dari panti asuhan"
Riko langsung mengangkat wajahnya tak percaya dengan ucapan Egan
Jeno menatap Riko "kamu Masi ingin menikahinya setelah mendengar jawaban itu?"
Riko tersenyum "iyaa pa"
Jeno menghela nafasnya "baiklah aku memberikan restu pada hubungan kalian"
Egan dan Riko langsung bahagia mendengarnya, bahkan Riko hampir teriak girang namun langsung ingat ada ayah Egan
"Kapan kamu akan menikahi Riko?" Tanya Jeno
Egan tersenyum lebar "secepatnya om! Setelah graduation, 3 hari setelahnya sya akan langsung menikahi riko"
Jeno mengangguk paham, Henry menatap Jeno "pak?"
Jeno menoleh "iya?"
"terimakasih" ucap Henry dengan senyuman
Jeno membalas senyuman itu "tidak masalah"
•
•
•Riko tidak percaya bahwa lamaran itu sudah terjadi sebulan yang lalu, bahkan Egan dan Arga sudah melewati masa yudisium dan mereka akan jalan-jalan sebelum graduation Egan dan Arga
Bian memilih stay cation di pegunungan supaya dingin, walau berempat namun tidak satu ruangan, Riko bersama Egan dan Bian bersama Arga
"Kalian bakal nikah ya bentar lagi?" Ucap Bian
Riko tersenyum dan mengangguk "iyaa"
Bian mulai termenung membayangkan pernikahan Egan dan Riko sampai Arga menyenggolnya "kamu juga mau?"
Bian mengangguk "mauu, kapan??"
Arga bingung "maksudnya apa? Aku tanya kamu mau masrhmellow ga juga ga? Ni udah aku bakarin"
Bian langsung memasang wajah malas "sini"
Arga mengerutkan kening nya dan memberikan setusuk masrhmellow yang sudah ia bakar di api bakar pada Bian
'ada apa dengannya' batin Arga
Riko yang melihat interaksi keduanya terkekeh namun kemudian udara diluar semakin dingin dan membuatnya menggigil
Egan memperhatikan Riko dan memeluknya, Riko terkejut dan menatap Egan "dingin banget ya? Masuk yu"
Riko tersenyum dan mengangguk "eum"
Bian gemas melihat keduanya "duh makin romantis aja ni anak dua"
Egan dan Riko spontan menatap Bian dan pamit "masuk duluan yaa"
Arga mengangguk begitu juga Bian
Egan menggenggam tangan Riko dan membawanya masuk
"Suara nya jangan terlalu keras ya rikoo, ruangannya ga kedap suara" celetuk Bian
Namun Egan sudah lebih dulu menutup pintu membuat Bian menggeleng dengan senyuman yang Masi terlihat
Saat sedang tersenyum karna puas menggoda Egan dan Riko Bian tak sengaja menatap wajah Arga, Arga tersenyum padanya namun Bian langsung kembali memasang wajah malas
"Udah ah aku mau masuk, Kaka sendiri aja disini" ucap Bian dan langsung bangkit berjalan masuk
"Ehh.. tungguin"
"Ga ada jatah buat Kaka hari ini! Bodo amat!"
Arga panik "sayang? Kamu kenapa?"
Saat Arga hendak ikut masuk Bian langsung menutup pintunya dan hampir membuat kepala Arga terbentur
"Pintu nya ga dikunci, mau masuk, masuk aja.. Kalo berani!" Teriak Bian dari dalam
"Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Arga pada dirinya sendiri
Beralih pada Egan dan Riko, kini mereka berdua berbaring di ranjang tertutup selimut dan memeluk satu sama lain
Egan dan Riko saling menatap "ngantuk?" Tanya Egan
Riko menggeleng kecil "engga"
"Mhh... Cape ga?" Tanya Egan lagi
Riko mengerutkan keningnya "engga"
Egan tersenyum "kalo gitu mau cobain style side by side?"
"Hah?"
Egan langsung duduk dan mencari ponsel nya untuk men searching tentang style side by side dan membiarkan kan Riko melihat gambar nya
Setelah Riko melihat gambar itu Riko tersenyum kaku
"Yu?" Ajak Egan
Tiba-tiba saja Riko menguap "hoamh, ka aku ngantuk tidur duluan ya?"
Riko berbalik menghadap tembok, Egan sedikit kecewa namun tidak menyerah
Egan langsung menyusul Riko berbaring di sebelahnya dan menghadap Riko yang membelakanginya kemudian memeluknya
Riko kira Egan menyerah dan memilih tidur memeluknya namun pemikirannya salah ketika Riko merasakan sesuatu berusaha meraih miliknya dibawah
Egan mencium belakang tekuk leher Riko dan membuat sang empu mendesah kecil
"Angh-"
Egan membisikan sesuatu ditelinga Riko "kamu tidur aja, biar Kaka yang gerak.."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
| RIKO POLOS |
RomanceRiko polos banget Kaka nodain ya? - Egan maksudnya gimana ka? - Riko gimana jadinya jika manusia polos berteman dengan Kaka tingkat yang memiliki otak kotor? baca ceritanya sekarang! peringatan ‼️ • BxB • kata kasar • jub jub 18+ • bikin geregetan...