HAPPY READING
.
Disclaimer mungkin ini akan lebih banyak adegan kekerasan dan mengandung hal hal berbau ++ jika memang tidak ingin membaca tidak masalah.
.
Sudah seminggu semenjak kejadian di club itu, kara semakin mengindari yang bernama Wiley itu. Ia selalu pulang telat dan berangkat cepat selalu tidak ikut dalam makan malam dan sarapan pagi, tentu Damian dan Ailin sebagai orang tua menghawatirkan namun kara selalu bilang dengan alasan belajar.
Dari sekarang hari Minggu itu tandanya dirinya harus benar benar berjumpa sosok tegap itu, ia mendesah pelan memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing.
"Mikir kara ayok mikir gimana caranya lepas dari setan itu "Ujarnya memejamkan mata.
Tidak tahu saja kara bahwa sosok setan yang dibicarakan gadis itu malah memantau nya dengan sekaleng wine di tangannya, abaikan saja dengan sosok setan itu dan kembali kepada kara yang nampak berat bebannya.
Ting
Bunyi notifikasi dari handphone nya membuat ia mengalihkan perhatiannya dan segera membuka siapa yang meng-chat dirinya di pagi pagi buta seperti ini. Dirinya membeku jarinya terasa berat untuk membalas chat orang itu, belum lagi tenggorokan nya yang terasa tercekat.
Deon temen Juan
Kara sorry ganggu, tapi ini
Genting. Juan kecelakaan
Dan sekarang lagi di IGD.
07:20 P.M.
Gua otw kesana
07:21 P.M.
Setelah membalas pesan itu cara dengan segera mengganti bajunya, dan langsung menyambar tas selempang miliknya. Kakinya terhenti di depan pintu kamarnya melihat Wiley yang sudah menyenderkan badannya dan melipat keduanya.
"Mau kemana?" Tanya Wiley menaikan satu anak alisnya.
Diposisi seperti ini membuat kara sangat malas menanggapi, ia memutar kedua bola matanya malas
"Bukan urusan Lo Wiley. Minggir!"Titah kara.
Kaki jenjang milik Wiley yang semula ia jegalkan kepada gadis itu supaya tidak pergi, tubuhnya menyingkirkan membiarkan gadis yang tengah terburu buru itu.
