12.Jisoo's Pov

170 36 6
                                    

Selamat membaca
Vote dan komen😁

Aku masih sibuk mengunyah pie susu buatan Halmeoni ketika anggota keluargaku mulai berkumpul di ruang tamu. Dari taman belakang, mereka begitu terlihat walaupun aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Dinding pemisah untuk ke taman terbuat dari kaca bersekat.

Ada Harabeoji, Halmeoni, Daddy, dan Mommy di sana. Begitu ramai, kontras dengan aku yang duduk diayunan sendiri. Menyebalkan. Padahal tadinya aku berencana mengajak Harabeoji dan Halmeoni untuk jalan-jalan atau membacakan dongeng untukku. Tapi mereka sibuk berbicara di dalam. Mommy sampai berdiri dengan raut wajah anehnya. Daddy ada dibelakang Mommy sambil memegang kedua lengannya. Sedangkan Harabeoji duduk disofa, menatap lantai datar. Tangan Halmeoni ingin menggapai Mommy tapi langsung ditepis. Dugaanku sementara adalah, mereka bertengkar.

Kubuang sisa pie terakhirku ke tanah, aku mulai membenci Harabeoji dan Halmeoni. Aku turun dari ayunan dan hendak berlari memeluk Mommy yang menangis. Tapi tiba-tiba Mommy menatapku dari kejauhan dengan tatapan terkejut. Dia ingin menggapaiku tapi dicegah oleh Daddy.

Pergi!

Lari!

Aku berusaha keras mengetahui arti gerakan mulutnya. Di dalam sana Mommy berteriak, tetapi tetap saja tidak bisa kudengar dari luar. Selanjutnya Halmeoni menampar pipi Mommy hingga jatuh tersungkur. Aku marah tapi bingung harus bagaimana, kakiku mendadak sulit untuk di gerakkan. Hanya mematung dan melihat Mommy dari kejauhan. Sambil memegang pipinya, Mommy kembali menyuruhku berlari.

Aku ingin menangis tapi mengingat aku ini laki-laki, buru-buru kutahan mata yang berair. Aku lari melalui pintu belakang, persis ketika Harabeoji mendekat ke arahku.

"Kim Jisoo kembali! Kamu mau kemana? Ayo kita main, Harabeoji mau main sama kamu" suara serak khas kakek semakin mendekat. Aku terus berlari. Harabeoji bohong. Harabeoji tidak pernah mau bermain denganku. Dia selalu bilang aku anak nakal. Harabeoji dan Halmeoni juga tadi jahat pada Mommy.

"Jisoo! Ini sudah malam. Kamu mau kemana?" terdengar nafas Harabeoji mulai terengah-engah, tidak jauh beda dariku. Sepatu yang kupakai mulai panas. Keringat bercucuran karena jujur hawa malam ini panas.

Aku berlari masuk ke gang yang memisahkan minimarket dan apartement, berniat untuk sembunyi. Sialnya, jalan itu buntu dan Harabeoji sudah ada di belakangku.

"Harabeoji jahat! Harabeoji sama Halmeoni bikin Mommy nangis!" teriakku disertai sesegukan. Aku menangis tanpa sadar.

Menggeleng, pria tua itu terus mendekat. "Salah, yang jahat itu Mommy kamu. Harabeoji sama Halmeoni cuma mau ajak kamu liburan ke Belanda. Kamu mau ketemu sama Noona kamu kan disana?" kini kakek berjongkok agar wajahnya sejajar denganku. Aku jadi bingung, kakek sebenarnya jahat atau baik.

"Jiyoon Noona?" tanyaku.

Kakek mengangguk. Aku memang ingin bertemu kakak perempuanku, Kim Jiyoon. Mommy sering memperlihatkan foto-foto kakak yang belum pernah kutemui sama sekali. Rambutnya sama coklat denganku dan Daddy, wajah kami hampir mirip. Kak Jiyoon tinggal dengan kakek dan nenek. Tapi mereka tidak pernah membawa kak Jiyoon ke korea.

"Iya, Jiyoon Noona ingin ketemu sama kamu katanya. Kamu juga, kan?" aku langsung mengangguk. Selama ini aku sendirian, tidak ada saudara atau teman dirumah. Pasti menyenangkan punya kakak untuk bermain bersama.

"Kamu itu anak lelaki satu-satunya, Ji. Harabeoji akan berikan apa pun yang kamu mau asal ikut ke Belanda ya? Nanti Harabeoji tunjukin tempat bagus disana. Kamu bakal betah deh tinggal disana" lanjutnya.

Remember Rain {JENSOO} √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang