Selamat membaca
Vote dan komen😁Aku tidak langsung menghampiri mereka dimeja makan. Jisoo masih menggunakan celana sekolahnya, tapi bagian atas sudah memakai kaos berwarna hitam. Jung-ha dan Eomma tampak tertawa-tawa bersamanya. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku yakin kalau Jisoo sudah mempengaruhi keluargaku sekarang. Tapi.... baru kali ini aku lihat dia tertawa lepas, selain menertawakanku waktu itu. Padahalkan wajahnya selalu datar, kukira dia tidak dapat saat pembagian ekspresi.
Eomma menatapku sedang mengintip dibalik tembok.
"Sini, Jen! Kenapa malah diam disitu coba?" ajak Eomma melambaikan tangannya.Sontak mata rusa Jisoo menatapku. Dia tersenyum sebentar, lalu menanggapi Jung-ha berbicara lagi. Mereka terlihat begitu akrab. Aku mendekati mereka, dan mengambil posisi disebelah Jisoo. Ini terpaksa karena hanya itu kursi yang kosong. Ada empat kursi, dua berhadapan. Eomma dan Jung-ha duduk bersampingan, sementara aku dengan kingkong.
"Lo tau rumah gue darimana?" tanyaku langsung ketika kami bertatapan. Sedetik kemudian aku hanya menatap makanan tanpa berniat menyentuhnya.
"Dari Jung-ha" jawab Jisoo sepertinya cuek. Dia sibuk mengaduk-aduk Ramyeon nya lalu menyendokkan ke mulut.
Aku menatap Jung-ha meminta penjelasan. "Jung-ha?"
Mengangguk. Jung-ha menelan makananya sejenak. "Iya, Noona. Jisoo Hyung ini yang punya cafe tempat aku kerja. Aku gak tau kalau dia ternyata pacar Noona" sementara aku terbatuk-batuk, Jung-ha menatapku heran.
Jisoo tertawa sejenak. "Makannya pelan-pelan, sayang" dia dengan santainya menepuk-nepuk punggungku.
"Tuh lihat, Jung. Mereka serasi, ya?" sindir Eomma sambil mencolek lengan Jung-ha. Kupelototi Jisoo sambil berdecak. Jisoo membalasku dengan juluran lidahnya. Sialan!
"Terus, lo tau nomor gue juga dari Jung-ha?" selidikku lagi. Kali ini tanpa mematap siapapun. Hanya fokus pada makanan.
"Loh loh, kok nggak minta sama Jennie langsung, Ji?" dalam hati aku memuji pertanyaan Eomma.
Jisoo tampak terkejut sebentar. Dia akan membuka mulutnya ketika Jung-ha menyambar.
"Jisoo hyung pasti mau cari dengan usaha sendiri, kan? Tanpa harus kepo dengan pacarnya" tebak Jung-ha sok tahu. Untuk kali ini adikku benar-benar menyebalkan. Eomma hanya mengangguk-angguk sambil memuji bahwa Jisoo itu 'Romantis'
Selanjutnya menjadi detik-detik di neraka bagiku. Katanya, mobil Jisoo mendadak mogok ditengah jalan tadi siang. Dia lalu bertemu Jung-ha, dan Jisoo yang tahu kalau Jung-ha itu adikku langsung memanfaatkannya. Sementara Jung-ha main setuju saja saat Jisoo mau main ke rumah. Jadi itu alasannya. Jung-ha tenang-tenang saja menjelaskan perihal kedatangan Jisoo kemari, dia tidak tahu kejadian dibalik itu semua.
Jisoo terlampau iseng, dia sering mendadak dekat denganku. Akibatnya kamar mandi menjadi tempat tiap menit kudatangi. Sifatnya disini dan diluar sangat berbeda. Dia tampak begitu mudah bergaul, tertawa, bahkan tidak segan berbagi cerita-cerita lucunya. Sepertinya hanya aku yang diam disini.
"Jadi gitu, Eomma hehehe" Jisoo kembali terkekeh diakhir cerita konyolnya. Aih, sudah manggil Eomma saja!
Tiba-tiba dia memandangku. Membuat yang bertopang dagu mendadak dudul tegak. "Kayaknya Jennie capek banget, ya?" dia mengalihkan pandangan pada Eommaku. Pasti cari perhatian lagi.
Eomma dan Jung-ha jadi memperhatikanku. Mereka tidak menjawab, bahkan saling tatap sambil tersenyum. Sementara aku curiga, mereka lalu berdiri.
"Kalian ngobrol dulu, deh. Eomma sama Jung-ha ke dapur dulu, ya?" Eomma lalu menggandeng Jung-ha untuk ke belakang, dapur. Meninggalkan aku bersama kingkong super menyebalkan ini diruang tamu.