MBA FLO
Langit duduk di kursi kebanggaan nya yang ada di dalam ruangan kerja nya. Dia baru saja selesai meeting bersama salsa, Abi dan para jejeran staf nya untuk membicarakan project nya yang berada di Bali. Dengan kacamata baca yang bertengger di hidung nya juga jas yang sudah dia lepas yang saat ini tergantung rapih. Menyisakan kemeja hitam dengan dua kancing teratas yang sudah terbuka menampilkan sedikit dada telanjang nya.
Tok...tokkk...tokkk..
"Masuk".
Tanpa mengalihkan tatapan nya dari setumpuk dokumen yang tengah dia baca. Seorang pria paruh baya memasuki ruangan langit. Menundukan sedikit badan nya saat sudah berada di hadapan langit.
"Selamat siang tuan muda. Ada perlu apa anda memanggil saya?".
Langit menyudahi acara membacanya. Tatapan nya beralih pada laki laki paruh baya di hadapan nya saat ini. Dia adalah Pak Ali. Orang kepercayaan nya dan keluarga Dewantara. Pak Ali sudah lebih dari 20 tahun mengabdi pada keluarga Dewantara.
"Duduk pak, ada yang saya ingin bicarakan". Ujar langit. Pak Ali segera menarik kursi dan duduk di hadapan tuan muda nya itu.
"Ini...saya meminta pak Ali untuk mencari tahu dia. Tolong segera laporkan ke sya secepatnya". Langit menyerahkan sebuah map yang langsung di liat oleh pak Ali.
"Apa ini ..??"
Langit mengangguk seakan mengerti apa yang akan di tanyakan oleh orang kepercayaan nya itu. "Bapak masih mengenali dia ? sudah 2bulan dia kembali. Dan saya baru tahu kalau dia membawa serta seorang anak kecil laki laki. Pak Ali tahu kan apa yang harus pak Ali lakukan?".
Jelas saja dia mengetahui gadis itu. Gadis yang membuat kondisi tuan muda nya drop 6tahun yang lalu. Yang membuat kesehatan mental tuan muda nya itu terganggu hingga saat ini.
"Baik. Besok pagi apa yang tuan muda inginkan sudah ada atas meja ini". Langit mengangguk puas. Tidak salah keluarga nya sangat mempercayai laki laki paruh baya di hadapan nya ini.
"Terimkasih pak Ali". Ujar langit dengan penuh senyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat siang".
Langit menatap kepergian pak Ali dari ruangan nya. Dia menghela nafas nya pelan dan menyenderkan tubuh nya pada kursi. Memejamkan mata nya untuk menghilangkan sedikit penat yang di rasakan nya.
Tadi pagi selama perjalanan menuju kantor nya langit dan salsa benar benar tidak ada obrolan sedikit saja. Selama di jalan salsa benar benar menyibukan diri nya dengan tablet yang di pegang nya. Membuat langit mau tidak mau hanya bisa diam menatap nya.
Dan saat sampai loby kantor nya pun salsa segera keluar dari mobil setelah mengucapkan terimkasih nya tanpa menunggu jawaban dari dirinya. Langit sangat tahu wanita itu tidak nyaman berada di dekat nya. Mungkin kemarin dia bisa terlihat biasa saja saat salsa melakukan itu. Tapi sejak dia mengetahui sosok anak laki laki yang di temui nya di bandara dan tadi pagi membuat tekad langit semakin kuat untuk terus mendekati salsa. Langit sangat tahu kalau salsa belum pernah menikah. Dan dia sangat yakin anak laki laki itu adalah darah daging nya. Anak kandung nya yang 6tahun lalu tidak di inginkan nya. Memikirkan itu membuat rasa bersalah langit semakin terasa. Kedua tangan itu mengepal dengan kencang hingga kuku kuku nya terlihat memutih. Rasa bersalah nya, rasa kesal, rasa marah, dan juga benci itu semakin terasa oleh nya.
Langit tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan salsa setelah dia pergi dari hidup langit. Pasti sangat berat wanita itu menjalani nya. Apa lagi langit tahu wanita itu di usir oleh keluarga besar nya karna mengandung darah daging nya. Harus nya langit saat ini tahu diri. Salsa tidak pernah suka akan kehadiran nya. Bahkan beberapa kali wanita itu terus menghindari nya. Jika bukan karna alasan pekerjaan salsa tidak pernah mau kembali lagi ke jakarta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Star
RomanceKarna menerima sebuah project dari sang atasan. Emira salsa Gania Alerrano harus kembali ke negara kelahiran nya yaitu Indonesia . Emira salsa Gania Alerrano atau biasa yang panggil salsa itu terpaksa meninggalkan negara Swedia yang selama 6tahun te...