13

14 1 0
                                    

Typo bertebaran guyss

.

.

Jehian dan Azizah sekarang ada di ruang tamu bersama Mahesa dan ayahnya kedua detektif itu tampak bingung karena melihat banyaknya barang pemberian di gudang

"Sebanyak ini?"Azizah mengangguk

"Sa,kita bawa aja dua buat ambil sidik jarinya kalau tebakan kamu benar kita gampang nangkapnya"

Aliran listrik mereka putus sesaat agar mereka leluasa mengobrol,karena otomatis cctv ikut mati

"Kamu kenapa ga bilang dari lama,ini bisa membahayakan kamu sama keluarga kamu zah"

"Aku ga tau sa,orang itu selalu ninggalin banyak barang di depan pintu aku ga berani buang"

Drrrtt Drrrtt Drrrtt Drrrtt

Ponsel Azizah berdering,dengan segera Azizah mengangkatnya

"Halo kak"

"Kamu dimana?"

"Aku dirumah sama Jehi,ada detektif Mahesa sama ayahnya juga kenapa emangnya kak?"

"Cepet buka chat kakak terus kalian kesini,pelakunya udah ketangkap"

"Serius kak?! Oke sebentar"

Panggilan terputus,Azizah menatap yang lain

"Pelakunya udah di tangkap sekarang kita diminta buat ke lokasi yang kak Johan kasih"

Mahesa membuka ponselnya lalu melihat lokasi yang dikirim

"Bener dugaan ku, ayo sekarang kita kesana"

Semua setuju lalu berjalan menuju mobil Mahesa

.

.


Saat sampai di lokasi,ternyata sudah ramai polisi berjaga di luar rumah. Tunggu dulu,Azizah tidak asing dengan rumah ini

Mereka pun masuk dan setelah membuka pintu dia melihat Natan yang bersujud di depan Azizah,membuat wanita itu terkejut

"Kak Natan ngapain?!"kaget Azizah

"Maaf dek maaf"

"Maaf kenapa kak? Kakak ga ada salah sama aku"ucap Azizah

Johan datang dari sebuah kamar lalu membawa Azizah ke sebuah kamar

"Dia pelakunya"ucap Jeno sambil menunjuk seseorang yang terikat diatas kursi dengan kepala ditutup kain

"Buka aja kainnya"

Azizah dengan ragu berjalan mendekati kursi tersebut,dengan gemetar dia membuka kain itu. Setelah terbuka,mata Azizah terbuka lebar tak percaya dengan apa yang di hadapannya

"T-tara"

Azizah mundur,masih tak menyangka jika sahabatnya adalah dalang dari ini semua

"K-kak"

Azizah langsung terduduk lemas,Johan dengan reflek langsung memegang Azizah

Jehian dan yang lain mendengar benda terjatuh langsung berlari mendekati Azizah. Sedangkan Natan langsung kembali bersujud di depan Azizah

"Tolong maafin Tara zah,kakak ga nyangka dia lakuin ini ke kamu tolong maafin Tara"

Azizah masih diam tak menjawab,dirinya shock bukan main. Mahesa langsung mengambil sebotol air lalu di berikan kepada Azizah

"Minum dulu"

Azizah tetap diam,dia menatap Tara dengan tatapan terkejut

"B-bawa dia pergi,t-tolong bawa dia pergi" tubuh Azizah langsung gemetar,Jehian meminta tolong Mahesa untuk menenangkannya karena dia masih sakit

Mahesa pun langsung memeluk Azizah dan membisikkan kata kata penenang,karena hanya itu yang bisa dia lakukan

"It's okay,pelakunya udah ketangkap sekarang kamu bisa tenang ya tarik nafas pelan pelan terus buang"

Setelah dirasa tenang,Mahesa melepaskan pelukannya lalu memberi Azizah minum. Azizah menatap Natan yang masih bersujud di depannya

Grep

"Kak Natan ga perlu bersujud"

Natan,yang dipeluk Azizah merasa terkejut. Harusnya Azizah memakinya karena dia adalah kakak dari pelaku

"Ini bukan salah kakak,ini murni kesalahan Tara"

"Harusnya aku lebih peka kak,maaf ya"

"G-ga jangan minta maaf,kamu ga ada salah sama kakak justru kakak minta maaf ga bisa cegah Tara"

Tiba tiba orang tua Natan dan Tara masuk ke tkp

"Natan,ada apa ini? Kenapa adikmu diikat?!"

Mahesa langsung berdiri kemudian menunduk sebentar

"Maaf nyonya dan Tuan,saya detektif Mahesa dan ini rekan saya sebelumnya kami minta maaf karena masuk tanpa izin tapi disini kami selaku penegak keadilan harus membawa salah satu anak nyonya ke kantor polisi karena sudah menguntit korban atas nama Raden Azizah Putri Permana"

Yuna menatap terkejut, tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar

"Saudara Tara juga dalang dari terjadinya kecelakaan yang dialami oleh Azizah dan suaminya dan hampir membuat mereka meninggal dunia" jelas Johan selaku pemimpin kepolisian

Yuna terduduk lemas,sang suami juga langsung menghampiri untuk menenangkannya. Dia menatap wanita yang sedang menenangkan anak sulungnya,dengan perlahan Yuna mendekati Azizah

"Nak,maafkan Tara ya maaf karena dia kalian kena imbasnya tante minta maaf karena belum bisa mendidik Tara dengan baik"

Azizah menggeleng panik,dia meraih pundak Yuna lalu memeluknya

"Tante ga perlu minta maaf,ini bukan salah tante kok ini memang kesalahan Tara karena dia belum bisa membedakan obsesi dan cinta"

Yuna menangis di pelukan Azizah,merasa tak enak. Apalagi melihat tangan Azizah dan Jehian di perban tebal, termasuk kaki kanan Jehian yang di gips.

"Kalau begitu,biar tante dan om yang bertanggung jawab atas luka kalian,om dan tante akan biayai pengobatan kalian sampai sembuh total"ucap Yuna

"Om gaus--"

"Om tidak terima penolakan, om tau uang ga bisa mengganti semuanya tapi tolong terima ini sebagai tanggung jawab Tara"

Azizah menatap Jehian,meminta pendapat suaminya itu dan Jehian yang di tatap pun mengangguk menyetujui usulan Seno

.

.






































HUHUHUHU PENDEK BANGET GUYS,ADA YANG PUNYA IDE GAK BIAR GA MONOTON GINI CERITANYA AKU SOALNYA KEHABISAN IDE BANGET

SEKIAN DULU YA GUYS HEHEH SOALNYA UDAH MALEM NIH JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT KALIAN YA GUYS BYE BYE LOVE YOU

SALAM SAYANG DARI PACAR JAEHEE 🌳 💓

[1]Pratama Family  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang