Tringggg
Tak lama, bel masuk pun berbunyi semua murid yang ada di kelas itu mulai duduk di bangku mereka masing-masing.
Sedangkan Chessy, Felli dan Zalea yang masih sibuk menyalin jawaban Ghisella di buku mereka. Sedangkan Ghisella hanya santai santai saja di kursinya karena sudah selesai mengerjakan pr dari rumah.
Dengan buru buru akhirnya mereka bertiga pun segera duduk dibangku mereka masing-masing setelah selesai menyalin jawaban. Guru masuk kedalam kelas di ikuti empat cowok tampan dibelakangnya.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Lia selaku guru matematika dan wali kelas.
"Pagi Bu!!"
Jawab mereka dengan serentak. Di sisi lain, anak cewek di kelas itu mulai berbisik bisik tentang empat cowok tampan yang berdiri di depan sana.
"Eh, itu bukannya geng Dhanva ga sih?"
"Aneh ga si? Kok geng Dhanva pindah kemari?"
"Iya si."
"Ternyata mereka lebih ganteng pas di lihat langsung!!!"
"Wehh nambah nih cogan di sekolah kita"
"Eh, itu cowok yang lo bilang itu ga sih ches?" Tanya Ghisella ke teman sebelahnya Chessy
"ches?"
Ghisella mengernyitkan dahi mulai merasa aneh karena sedari tadi ia tidak mendapatkan jawaban dari Chessy. Diapun mulai melirik teman yang duduk sampingnya itu.
Ternyata Chessy sedang terpukau dan fokus melihat ketampanan mereka itu. Bagaimana tidak? Mereka itu ibaratkan karya seni indah yang dipamerkan di museum. Sayang bukan, kalau tidak dilihat?
"CECILIA CHESSY AMORA!"
"Nj*r! Lo bikin kaget aja cok!" Chessy pun marah padahal dia lagi melihat ketampanan mereka di depan sana tapi malah diganggu oleh Ghisella.
"Itu cowok yang lo maksud, ya?"
"Yap! Jawaban anda benar! Ganteng kan?"
"B aja." Jawab Ghisella tanpa tertarik sedikit pun.
Tanpa ia sadari, salah satu cowok yang berdiri di depan sana adalah cowok yang ia pukul helmnya tadi.
"Terserah sih, gue juga udah tau jawaban Lo."
Ya, bagi Ghisella cowok gepeng dan tidak nyata adalah yang paling tampan di matanya. Jadi, kalau Chessy bilang ada cowok ganteng pasti jawabannya selalu "b aja."
"Baik anak anak, sekarang kalian kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri dulu."
"Gue Kaivan Arsen al-kaezar, panggil Kaivan." Ucap Kaivan dengan matanya yang sedari tadi menatap Ghisella.
"Itukan cewek yang tadi pagi geplak kepala gue.. liat aja lo nanti!" Gumam Kaivan dalam hati.
Cowok itu mempunyai wajah sombong dengan kulit putih, rahang tegas, hidung mancung, alis tebal, gigi rapih serta bibir yang tebal juga badannya yang tinggi menjadi idaman semua cewek cewek. Kaivan memang terkenal karena sifatnya yang sombong dan dingin.
"Dih, songong banget j*r mukanya, mana ngeliatin gue aja dari tadi. Iya tau, gue mah emang cantik" Komentar Ghisella dengan matanya yang menatap sinis cowok itu tanpa sadar seisi kelas mendengar gumaman nya hingga dia di tegur oleh Bu Lia
"Ghisella."
"Eh, iya Bu. Eheheheh"
Sedari tadi Kaivan yang dia ejek itu masih menatapnya dengan tatapan tajam. Bukan Ghisella namanya kalau hanya diam saja, Ghisella yang sadar mulai menatap sinis balik Kaivan tanpa rasa takut. Seorang Kaivan yang di takuti karena muka garangnya itu, bukanlah apa-apa bagi Ghisella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflowers.
General Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA‼️] Sunflowers, yang biasa disebut bunga matahari dalam bahasa Indonesia. Bunga matahari melambangkan kedamaian dan persahabatan. Contohnya, persahabatan seorang gadis bernama Ghisella maira shakila dan tiga sahabatnya tak lain C...