12. brengsek

13 0 0
                                    

Noah menyelesaikan sidang dengan lancar, meskipun tadi pembimbing bertanya sangat banyak, sebagian besar ia bisa menjawab dengan lancar, begitupun dengan Lian.

Teman-temannya datang membawa buket bunga sekaligus hadiah kecil-kecilan untuknya dan Lian karena sudah berhasil melewati sidang dengan lancar.

"Anjay, traktir kaga nih nanti malem," Riky menyenggol Noah dan Lian.

Noah memasukkan skripsinya ke tas dan melepas dua kancing kemejanya yang terasa sesak. "Traktir apaan? lagi bokek gue, tau sendiri gue jarang ke bengkel. Tipis dompet gue.."

"Yeh nih bocah, makan mie pedes tuh nanti malem sambil main PS di rumah lu" Haikal mengungkapkan tujuannya meminta traktir.

"Yeh bilang dong, skuy lah gas" sahut Noah, ia berjalan bersama teman-temannya menuju parkiran untuk segera pulang bersama.

"Buset Azalea tuh, barengan sama ziko?" Haikal menajamkan matanya menatap Azalea yang baru saja keluar dari mobil ziko. "Jangan cemburu no,"

Noah memasang helmnya. "Ngapain gue cemburu?"

Azalea dan ziko melewati mereka cuek, tak ada sapaan atau senyuman dari wanita itu, jangan lupakan wajah songong ziko yang mengejek mereka.

"Eh tumben si princess judes banget sama kita? Perasaan nggak ada salah dah" Riky heran menatap mereka yang sudah masuk ke kampus.

"Lu berantem sama Lea no?" Lian bertanya pada Noah yang sedang membonceng Lian menuju rumahnya.

Noah hanya diam saja tak mendengar apa yang Lian katakan padanya, ketika mereka sampai Noah menyuruh teman-temannya masuk sebelumnya mencuci kaki, Noah berjalan ke dapur membuat mie untuk teman-temannya.

"Lagi buat apa sayang?" Omahnya pulang setelah dari rumah tetangga yang sedang hajatan.

"Bikin mie omah, itu temen-temen di kamar main PS" sahut Noah mengaduk mie di air mendidih, lalu memotong cabai tambahan yang akan di campurkan nanti.

"Jangan pedas-pedas, sakit nanti perutnya" omah menasehati lalu turut menggoreng nugget bikinannya untuk suguhan.

"Tadi sidangnya gimana lancar?"

"Lancar kok omah, lolos tinggal nunggu wisuda aja" Noah tersenyum bahagia dan bangga pada dirinya yang bisa menyelesaikannya meskipun sedikit terlambat.

"Andai semua masih sama ya omah, pasti omah nggak datang sendirian tapi sama mama juga" gumam Noah mengaduk mie yang berwarna merah terang.

"Maaf ya.." omah membelai wajah cucunya.

"Hahaha okay omah, bukan salah omah"

Risky membawa mie itu ke kamar Noah lalu Noah menunggu omahnya yang masih memiriskan nugget dan memindahkannya ke piring.

Noah membawa saus dan minuman soda meninggalkan omahnya yang masih menatapnya sedih, ia juga sangat merindukan putrinya, entah kemana dia sekarang berada.

Meskipun ia mendesak dan memaksa Danendra untuk mengatakannya tapi Danendra tetap bungkam tak bisa menjawab apapun.

"Goblok banget, putar balik! Cepet!" Haikal berteriak gemas menatap layar PS yang tengah ia mainkan, Lian nurut aba-aba Haikal sehingga game yang ia mainkan bisa menang.

Noah membuka jendela kamar sehingga udara menjadi lebih dingin, teman-temannya menikmati mie dan nugget yang di buat, ia duduk membaca buku kado dari omahnya.

"Pelan-pelan atuh!" Riky menyenggol Haikal yang mukbang mie dengan kecepatan kilat.

"Iya euy, no lu nggak minta?" Lian menatap temannya yang duduk di dekat jendela membaca buku.

Tentang NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang